PLN Lakukan Uji Coba Pembangkit 100% CPO

0
listrik pakai sawit

PLN akan melakukan uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) miliknya, dengan menggunakan bahan bakar 100% CPO mulai tahun ini. Jika uji coba ini berhasil maka CPO akan dijadikan bahan bakar utama pembangkit listriknya yang bertenaga diesel.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan bahan bakar nabati berbasis 100% minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) milik Kementerian ESDM di Belitung, Provinsi Bangka Belitung, telah berhasil dilakukan pengujian oleh PT Wijaya Karya Tbk.

Proyek percontohan pembangkit listrik tersebut diinisiasi oleh Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selanjutnya, Kementerian ESDM juga menunjuk Wijaya Karya sebagai kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi.

Sementara itu, teknologi generator disediakan oleh MAN Energy Solutions Indonesia. Pembangkit tersebut dapat dioperasikan menggunakan bahan bakar biodiesel dari CPO
dan high speed diesel (HSD) sebagai cadangan.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Djoko Abumanan mengatakan, kedua mesin PLTD CPO sudah dibebani
maksimum masing 2,8 MW (megawatt), dan saat ini memasuki pengujian 1×24 jam untuk beban 2,0 MW.

Kemudian BUMN setrum itu juga akan menindaklanjuti dengan melakukan uji coba untuk PLTD yang mereka miliki. “PLN siap melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) pada PLTD yang dimiliki perseroan,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.

BUMN kelistrikan itu akan mulai mengimplementasikan penggunaan crude palm oil atau kelapa sawit mentah 100% pada empat PLTD perseroan pada tahun ini.

Menurut Direktur Perencanaan Korporat PT PLN, Syofvi Felianty Roekman, pembangkit dimaksud itu adalah PLTD Kanaan di Bontang, Kalimantan Timur, dengan kapasitas 10 MW. PLTD Batakan di Balikpapan, Kaltim, dengan kapasitas 40 MW. Selanjutnya PLTD Suppa di Parepare, Sulawesi Selatan, dengan kapasitas 62 MW serta pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Jayapura deo Papua dengan kapasitas 10 MW.

Keempat pembangkit tersebut memerlukan kapasitas 190.000 kiloliter diesel per tahun. Langkah uji coba ini bisa mengurangi penggunaan minyak diesel dengan volume sebesar itu setiap tahunnya.

Syofvi menyatakan, investasi tambahan akan dibutuhkan untuk melakukan modifikasi pada mesin pembangkit supaya bisa menggunakan CPO, namun nilainya tidak terlalu signifikan karena modifikasi hanya sifatnya hanya kecil.

Dia menambahkan pada pelaksanaannya biaya-biaya yang timbul untuk pengujian dapat diambil dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). “Ke depan kalau bisa PLTG, karena kalau harga CPO bisa sama atau lebih murah dari gas pasti kami konversikan juga,” ujarnya.

Dalam uji coba tersebut, kata Djoko Menambahkan, PLN tidak memerlukan dana terlalu besar. Karena pada dasarnya tidak ada investasi baru. PLN hanya mengandalkan mesin lama dengan mengganti beberapa filter pada mesin pembangkit.

Menurut Djoko, pasokan CPO akan berasal dari sekitar lokasi pembangkit dan sebagian besar akan dipasok dari CPO milik Grup Sinarmas.“Sudah dimulai proses uji cobanya. Pokoknya tahun ini empat pembangkit itu sudah harus gunakan CPO,” pungkasnya. ***AP, SH, TOS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini