2020, GAR Targetkan 100% Kemamputelusuran Rantai Pasoknya

0

Setelah mencapai 100% kemamputelusuran hingga ke perkebunan (Traceability to the Plantation/TTP) untuk seluruh pabrik miliknya pada tahun 2017, Golden Agri-Resources (GAR) hingga akhir 2019, telah mencapai target kemamputelusuran penuh lebih dari 80% dari total pabrik, baik miliknya maupun pihak ketiga.

Dengan kata lain, kinerja GAR telah sesuai dengan target keterlacakan dan kemamputelusuran penuh rantai pasokan ke seluruh pabrik kelapa sawit di akhir 2020. Hal ini tercapai dengan memperkuat kerja sama dengan berbagai pemasok pihak ketiga untuk membantu pencapaian kemamputelusuran penuh di seluruh pabrik mereka.

“Kami telah memperkuat upaya kolaboratif kami dengan berbagai pemangku kepentingan dan pihak ketiga untuk mengedukasi para pemasok. Bersama-sama, kami telah mengembangkan program keterlibatan pemasok yang menjadi faktor utama dari kesuksesan kami,” ujar Agus Purnomo, Managing Director, Sustainability & Strategic Stakeholder Engagement, GAR.

Lewat TTP, para pembeli dapat memperolah kepastian informasi mengenai asal dan proses minyak kelapa sawit tersebut ditanam. Lewat program keterlibatan TTP, proses rantai pasokan ini juga bertransformasi untuk membantu para pemasok, termasuk petani kecil, dalam mengadopsi praktik produksi yang bertanggung jawab, yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 12 (SDG 12) – Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Upaya ini juga bertujuan meningkatkan mata pencaharian petani kecil dengan memperluas akses mereka ke pasar.

Program Ksatria Sawit yang diluncurkan pada 2019 merupakan salah satu contoh program kolaborasi sukses dari GAR. Bekerja sama dengan perusahaan agtech, Koltiva, GAR bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah di mana pemasok banyak membeli dari petani kecil dibandingkan perkebunan besar, sehingga para pemasok ini diedukasi tentang bagaimana cara melacak banyak agen dan petani yang menjadi sumber mereka ini.

“Fokus program ini ialah mendorong dan memperkaya pengetahuan pemasok untuk menerapkan proses keterlacakan dalam operasional mereka. Dalam program lokakarya, kami memperkenalkan para pemasok dengan mitra kami, Koltiva, untuk berbagi pengetahuan dan informasi yang mendalam tentang proses pemetaan rantai pasokan, serta cara menggunakan aplikasi dan perangkat lunak yang dapat memverifikasi sumber produk secara akurat. Selanjutnya, Koltiva akan bekerja sama dengan para pemasok untuk membantu memetakan rantai pasokan mereka,” ujar Purnomo.

Pada tahun 2019, lokakarya Ksatria Sawit ini telah menarik lebih dari 200 peserta di delapan kota di Indonesia termasuk Indragiri Hulu, Pekanbaru, Medan, Lampung, Bangka, Jambi, Bangko, dan Pasaman. Menjangkau lebih dari 60 pabrik, saat ini 1.200 dealer dan 50.000 petani di seluruh Indonesia telah berkomitmen untuk memproduksi minyak kelapa sawit yang dapat dilacak sepenuhnya.

Saat ini, GAR juga terus bekerja sama dengan para pemasok lewat berbagai program keterlibatan yang sudah berjalan sebelumnya, termasuk forum rantai pasokan nasional, SMART SEED, yang diadakan di Pekanbaru, dan program pelatihan berkelanjutan skala regional, SMART SPOT (Pelatihan Minyak Sawit Berkelanjutan) di Pangkalan Bun, Aceh Singkil, dan Langkat.

GAR juga melakukan program pelatihan khusus sesuai dengan permintaan masing-masing pemasok. Sepanjang tahun 2019, program bernama SMART STAR ini telah membantu dua pemasok. Selain itu, GAR juga terus melakukan program kunjungan lokasi secara reguler ke pemasok dan telah mengunjungi 160 pabrik sejak 2015 hingga 2019. Seluruh upaya ini menjadi kontribusi penting GAR dalam mentransformasi rantai pasokan minyak kelapa sawit GAR, sekalugus menciptakan perubahan positif untuk industri yang lebih luas lagi di Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini