INSTIPER Yogyakarta didirikan pada 10 Desember 1958 tepat 1 tahun setelah nasionalisasi perkebunan Indonesia pada 10 Desember 1957. Dengan demikian pada 10 Desember 2023 INSTIPER Yogyakarta akan berusia 65 Tahun yang juga bertepatan dengan Hari Perkebunan Nasional ke-66.
Selama 65 tahun berkarya, INSTIPER Yogyakarta telah berkontribusi dalam pembangunan perkebunan dan perhutanan Indonesia. INSTIPER Yogyakarta telah meluluskan SDM handal yang telah mengisi berbagai bidang perkebunan Indonesia.
Tidak hanya itu, INSTIPER juga memberi sumbangsih bagi pembangunan teknologi perkebunan di Indonesia. Dengan tagline barunya INSTIPER with Industrial Technology 4.0, INSTIPER Yogyakarta berkomitmen untuk berkontribusi secara nyata membangun perkebunan Indonesia dengan teknologi.
Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng. selaku Rektor INSTIPER Yogyakarta pada pidatonya dalam rangka Rapat Senat Terbuka Dies Natalis INSTIPER ke 65 yang diselenggarakan di GRHA INSTIPER pada Senin 11 Desember 2023 menyampaikan, “INSTIPER Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang mengfokuskan diri di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan telah berfokus tidak hanya di bagian budidaya nya saja namun juga sektor industri hilirnya juga dengan mengintegrasikan teknologi yang mutakhir dalam proses pendidikan, riset dan inovasi serta hilirisasi produk produk riset dan inovasinya”.
Keseriusan INSTIPER Yogyakarta di bidang teknologi juga dibuktikan dengan mengembangkan fasilitas pendidikan yang adaptif dan mendukung interkonektivitas dalam sistem pembelajaran.
Mahasiswa juga disiapkan penguasaan teknologi terkini melalui update kurikulum yang memuat pemanfaatan teknologi terkini di industri perkebunan dalam proses perkuliahan, praktikum, kegiatan praktek lapang, dan kegiatan co-kurikuler mahasiswa. INSTIPER Yogyakarta akan terus mendukung pembangunan perkebunan Indonesia.
INSTIPER Yogyakarta menyadari bahwa pengelolaan perkebunan dan hutan tanaman industri saat ini memiliki tantangan serius akibat adanya perubahan iklim. Perubahan iklim telah menyebabkan krisis di bidang pertanian dan menyebabkan penurunan produksi pertanian.
Sehingga dalam pengelolaan tanaman budidaya dalam skala industri tentunya tidak boleh hanya menggantungkan kondisi alam. Pemanfaatan teknologi untuk memprediksi kondisi iklim dan upaya untuk melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim tentunya perlu dilakukan sebagai bentuk upaya continuous improvement di industri perkebunan dan perhutanan. Menyadari hal tersebut pidato Dies Natalis INSTIPER ke 65 disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika: Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.
Dalam pidatonya yang berjudul Pemanfaatan Prediksi Iklim , Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. menyampaikan “Perubahan iklim tidak hanya terjadi di Indonesia saja, dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dirasakan secara global terutama adanya peningkatan suhu global yang disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer. Pada tahun 2023 tercatat merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di dunia. Perubahan iklim yersebut telah menyebabkan cekaman lingkungan bagi tanaman budidaya. Menyadari hal tersebut BMKG merespon dengan memberikan layanan produk informasi yang dapat diakses oleh setiap orang seperti Prediksi Iklim, Peringatan Dini, Anomali dan Iklim Ekstrim, Perubahan Iklim, Kualitas Udara, Aplikasi Sektoral, dll”.
“Terdapat beberapa model pendekatan untuk prediksi iklim global, sedangkan BMKG sendiri menggunakan multi model ensemble untuk teknologi prediksi iklim di Indonesia. BMKG juga berkonsentrasi untuk melakukan upaya untuk memberikan layanan langsung kepada petani seperti Mitigasi Iklim dan Modifikasi Cuaca, Kalender Tanam Terpadu, Sekolah Lapang Iklim, Literasi Iklim, dll. BMKG juga siap jika akan dilakukan kerjasama specific services di bidang perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit sehingga dapat meminimalkan dampak yang mungkin muncul akibat perubahan iklim”, tambah Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.
Seperti yang telah dibahas dan disepakati dalam Forum Direktur Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia tahun 2023, INSTIPER Yogyakarta menyambut dengan baik peluang kerjasama dalam pengelolaan iklim khususnya untuk industri kelapa sawit. INSTIPER dapat menjadi hub antara industri perkebunan kelapa sawit dengan BMKG untuk menjalin kerjasama spesifik dalam memberikan informasi, upaya mitigasi, dan modifikasi cuaca untuk menjaga keberlangsungan produksi perkebunan di Indonesia.