Perusahaan perkebunan tidak diperbolehkan menana sawit di daerah aliran sungai dan high conservation value. Sementara tanaman yang boleh adalah minin perawatan sehingga dianggap sebagai kegiatan konservasi.
Maka pilihannya adalah aren, tanaman yang minim perawatan dan merupakan tanaman konservasi. Menariknya perusahaan dapat memilih aren genjah karena sudah memproduksi nira di umur 4 tahun, dengan hasil nira hingga 15 liter/ha. Dengan tinggi tanaman maksimal 5-7 meter. Sehingga pada akhirnya bisa menghasilkan cuan bagi perusahaan.
Kabar baiknya benih dari varietas unggul ini dapat diperolah dari kebun sumber benih yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Dengan potensi produksi benih 13,7 juta.
Sumber benih dan pusat pembibitan dikelola bersama oleh CV Mutiara Nursery dengan Sultan Aren Indonesia. Sehingga dapat diakses dengan mudah oleh pekebun di wilayah Sumatera atau provinsi lainnya.
Menurut founder Sultan Aren, Ilham, perusahaannya tidak saja menyediakan benih namun juga bersedia menjadi offtaker untuk hasil kebunnya.
“Termasuk mengsupervisi pekebun atau swasta yang ingin mengembangkan unit pengolahan, mengingat saat ini harga gula semut dan cari masih cukup menarik” kata Ilham.
Dengan menanam aren, perusahaan kelapa sawit bisa memenuhi ketentuan. Sekaligus menikmati cuan yang menarik