Benih Unggul, Faktor Utama Kesuksesan Perkebunan Kelapa Sawit

0

Benih merupakan faktor utama dalam menentukan sukses tidaknya investasi di perkebunan kelapa sawit. Kesalahan dalam memilih benih akan berdampak sangat fatal yang akan disesali kemudian dalam jangka lama 20 hingga 25 tahun.

Apalagi pemerintah sudah menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 26 /Kpts/KB.020/05/2021 tanggal 18 Mei 2021 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq). Keputusan Menteri ini merupakan perubahan dari Kepmentan sebelumnya yaitu No. 321 tahun 2015 dan Kepmentan No. 76 tahun 2017.

Kepmentan kali ini dibuat lebih rinci, harapannya pemangku kepentingan dibidang perbenihan perkebunan perkelapa sawitan mempunyai persepsi yang sama. Disamping itu juga agar dalam implementasinya dapat diterapkan secara baik dan tidak menimbulkan multi tafsir.

Menindaklanjuti aturan baru tersebut, Asian Agri salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz nya, berkomitmen untuk mengembangkan varietas benih unggul secara berkelanjutan sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal dan berdampak langsung pada produktivitas kelapa sawit Indonesia.

Berdirinya OPRS Topaz berawal dari komitmen Asian Agri dalam pengembangan penelitian untuk menghasilkan bahan tanam sawit yang unggul dari segi kuantitas produksi maupun kualitas.

“Asian Agri mengetahui bahwa bahan tanam sawit adalah faktor pertama dan utama pada industri sawit itu sendiri,” kata Head of Planting Material Asian Agri, Dr. Tan Joon Sheong.
Komitmen ini mulai diimplementasikan oleh Asian Agri pada tahun 1992 dengan melakukan kegiatan seleksi pokok indukan terpilih dan dilanjutkan dengan penanaman induk elit dura dan pisifera terpilih di kebun Topaz pada tahun 1996-1998.

Joon Sheong menjelaskan potensi produksi generasi satu Topaz selama enam tahun menghasilkan dari tahun 1996-2004, didapatkan potensi produksi 16 ton TBS per ha pada tahun pertama menghasilkan dan rata-rata 31 ton TBS per ha pada tahun ketiga sampai dengan tahun keenam menghasilkan dengan potensi OER 22 persen.

Berdasarkan potensi itu, OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz 1, 2, 3, dan 4 sesuai dengan surat kelulusan Menteri Pertanian Indonesia pada tanggal 16 Januari 2004.

Berdasarkan uji persilangan generasi dua Topaz dan berdasarkan komitmen Asian Agri yang selalu memberikan terbaik bagi pelanggannya, maka saat ini OPRS Topaz – Asian Agri hanya memproduksi persilangan-persilangan yang teruji dan terbukti mampu berproduksi 24 ton TBS pada tahun pertama menghasilkan dan rata-rata 38 ton TBS pada tahun ketiga sampai dengan tahun keenam menghasilkan dengan potensi OER 29 persen.

Topaz GT, Bibit Unggul Tahan Ganoderma

Ganoderma Boninense, merupakan penyebab penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit dan merupakan ancaman serius bagi perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia dan Malaysia. Serangan Ganoderma akan semakin cepat dan semakin tinggi dengan bertambahnya siklus replanting.

Pada generasi pertama, umumnya serangan Ganoderma baru terjadi pada umur 15-20 tahun setelah tanam sedangkan pada generasi kedua serangan Ganoderma bisa terjadi pada umur 8-10 tahun setelah tanam. Kerugian yang dialami cukup signifikan, diperkirakan setara dengan Rp 210 miliar per tahun untuk kebun seluas 10.000 ha.

Salah satu upaya menekan tingkat serangan Ganoderma di perkebunan kelapa sawit adalah dengan menanam Varietas Topaz GT. Topaz GT adalah varietas sawit yang cocok untuk ditanam di daerah dengan risiko serangan Ganoderma yang tinggi.

Head of Plant Breeding Asian Agri, Yopy Dedywiryanto mengatakan bahwa Varietas Topaz GT adalah hasil seleksi dari Varietas Topaz 1, 2, dan 3 yang mempunyai tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap serangan Ganoderma.

“Dengan kata lain Varietas Topaz GT merupakan bagian dari Varietas Topaz 1, 2, dan 3 yang sudah teruji ketahanannya terhadap serangan Ganoderma. Mampu memberikan tingkat persentase infeksi yang konsisten kurang dari 50% (kisaran 33,3-49,6%) meskipun telah diinfeksikan dengan strain isolate Ganoderma yang paling ganas (virulen) yang dimiliki oleh Team Pest & Disease Asian Agri pada fasa pembibitan (nursery screening),” tambah Yopy.

Keunggulan lain dari Varietas Topaz GT adalah rata-rata produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang mencapai 34,5 ton/ha/tahun dan CPO 9,2 ton/ha/tahun. Pertambahan tinggi yang lambat meninggi dan mampu beradaptasi dengan baik pada tanah marjinal ataupun organic menambah poin keunggulan dari Varietas Topaz GT.

Varietas Topaz GT Asian Agri sudah terverifikasi dan sudah teruji sesuai dengan persyaratan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia. Sehingga pada tanggal 1 Februari 2019 OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz GT (Ganoderma Toleran) sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian RI.

“Dikarenakan pengujian Varietas Topaz 1, 2, 3, dan 4 telah memenuhi persyaratan uji multi lokasi dan mampu berproduksi tinggi pada berbagai kondisi yang berbeda-beda, maka tidak terdapat spesifik Varietas Topaz tertentu dengan kondisi tertentu. Meskipun di setiap Varietas Topaz itu sendiri mempunyai keunggulannya masing-masing. Guna meningkatkan keragaman genetik dan untuk meminimalkan ledakan hama penyakit yang mungkin terjadi di kemudian hari, sangat disarankan untuk menanam Varietas Topaz 1, 2, dan 3, secara komposit ” pungkas Yopy. (ADV)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini