Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Kementerian Pertanian dan 7 Lembaga Pelatihan terus menyiapkan Sumbert Daya Manusia (SDM) petani sawit yang handal untuk meningkatkan daya saing.
BBPDKS dibentuk Pemerintah untuk mendukung ketercapaian upaya mewujudkan sawit berkelanjutan. Sesuai dengan Perpres 61/2015 jo. Perpres 24/2016 jo. Perpres 66/2018, Pemerintah memberikan tugas kepada BPDPKS untuk menghimpun, mengembangkan, dan menggunakan Dana Perkebunan Kelapa Sawit bagi kemaslahatan industri sawit.
Demikian disampaikan Arfie Thahar, Kepala Divisi Program Pelayanan, Direktorat Penyaluran Dana, BPDPKS dalam acara ‘Pelatihan Teknis ISPO bagi Pekebun Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Selatan(Kalsel) Angkatan 1 dan 2′, yang deselnggarakan BPDPKS, PT.Sumberdaya Indonesia Berjaya (PT SIB) dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) pada 8-12 Agustus 2022 di Banjarmasin.
Menurut Arfie, BPDPKS diberikan mandat untuk melakukan sejumlah tindakan, yakni: (1) pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit, (2) penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit, (3) promosi perkebunan kelapa sawit, (4) peremajaan perkebunan kelapa sawit, dan (5) sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit.
“Penggunaan dana di atas termasuk dalam rangka pemenuhan hasil perkebunan kelapa sawit untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit, serta penyediaan dan pemanfaatan bahan bakan nabati jenis biodiesel,” kata Arfie.
Arfie menambahkan, dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit, pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan 7 lembaga pelatihan, satu diantaranya adalah PT.Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB).
“Pelatihan petani sawit didasari ada beberapa faktor diantaranya, masih adanya permasalahan perkebunan kelapa sawit rakyat tidak sedikit, legalitas lahan, tata kelola budidaya yang belum sesuai GAP(Good Agricultural Practise) sehingga mengakibatkan rendahnya produktifitas dan daya saing,” jelasnya.
Permasalahan lain yang dihadapi perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas Global dituding dengan beragam kampanye negatif diantaranya sebagai menyebabkan kerusakan lingkungan, biodiversitas, carbonstok, kekeringan, kebakaran, dan lainnya.Efisiensi biaya yang disebabkan faktor pemupukan dan keberlanjutan perkebunan kelapa sawit menjadi suatu keharusan.
“Oleh karena itu, untuk untuk menghadapi berbagai permasalahan tantangan perkebunan sawit rakyat diperlukan SDM Perkebunan kelapa sawit yang terampil dan kompeten (pendidkan link and match), kelembagaan (koperasi) yang sehat dan mandiri, penggunaan teknologi yang tepat dan ramah untuk mendukung operasional,” katanya.
Adapun tujuan dari pelatihan petani sawit yaitu memberikan pengertian dan pemahaman tentang cara budidaya kelapasawit yang berkelanjutan, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemandirian, manajerial dankewirausahaan yang berdaya saing perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, sasarannya adalah Pekebun; Keluarga Pekebun; Penyuluh, TenagaPendamping ; ASN ; Masyarakat Sekitar Kebun.
Arfie berharap, petani yang mendapatkan materi (ilmu) dari pelatihan dapat menerapkan dipraktekan di kebun supaya praktik budidayanya lebih baik.
“Salah satu tujuannya agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitasnya yang didukung dengan cara (budidaya) berkebun yang baik. Apalagi, dalam pelatihan ini, kami hadirkan para praktisi kebun yang mumpuni di bidangnya. Mereka (petani sawit) peserta pelatihan dapat menyerap ilmunya supaya praktik budidayanya jauh lebih baik karena sesuai dengan teori dan menerapkannya dengan baik,” pungkas Arfie.