RA Kartini mempunyai peran yang besar bagi sejarah kemandirian perempuan Indonesia.
Berkat beliau yang memperjuangkan kesetaraan gender dan memupuk kemandirian perempuan di segala lini kehidupan tak terkecuali bidang perekonomian, sehingga banyak perempuan masa kini mampu berkontribusi pada laju perekonomian.
Dalam mendukung kemandirian perempuan di sekitar wilayah perusahaan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ), melalui dua anak usahanya PT ANJ Agri Papua (ANJAP) yang terletak di Papua Barat dan PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) di Belitung Timur, memberdayakan perempuan dengan menjalankan program kemasyarakatan untuk menciptakan peluang ekonomi dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
Nunik Maharani, Director of Sustainability & Corporate Communications ANJ Group, mengatakan ANJ memiliki fokus pada program-program yang bermanfaat bagi kaum perempuan. Misalnya, program Warung Mama di Papua dan Daun Lais di Belitung yang bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi kaum perempuan, di mana hanya tersedia sedikit peluang bagi mereka untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi keluarga.
Di Papua Barat, Program Warung Mama memfasilitasi wanita-wanita lokal (mama) dari kampung Saga Distrik Metamani Kabupaten Sorong Selatan dengan memberikan kesempatan belajar serta pelatihan bagi para mama untuk mengolah aneka hidangan yang layak jual. Tidak hanya itu, ANJAP pun memberikan pembinaan dan pendampingan dalam mengelola keuangan sederhana bagi para mama.
Sejak tahun 2019 Warung Mama telah memiliki sebelas orang anggota yang berasal dari kampung Saga dan Puragi, Distrik Metamani. Inisiatif ini tidak hanya memberdayakan wanita-wanita dari Sorong Selatan, tetapi juga mengangkat profil sagu sebagai sumber pangan serbaguna, bergizi, dan dihasilkan secara lokal.
Masing-masing anggota kelompok menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan aneka hidangan mulai dari Es Cendol Sagu, Mie Ayam berbahan sagu hingga Kue Talam Pandan, Donat, Molen. Dalam satu bulan, para mama bisa mendapatkan pendapatan hingga 2 juta rupiah.
Warga Kampung Puragi, Mama Dorkas Derione, mengatakan sangat berterima kasih karena dengan bekerja di Warung Mama Ia bisa menghasilkan pendapatan. Selain itu, Ia juga dapat pelatihan untuk membuat kue-kue dengan bahan dasar tepung sagu, sebuah keterampilan yang belum Ia miliki sebelumnya.
“Pendapatan saya rata-rata lebih dari 2 juta rupiah per bulan, tergantung kehadiran dan hasil produksi kue pada hari itu. Uang dari hasil kerja, selain saya gunakan untuk membeli kebutuhan rumah tangga, juga saya masukkan sebagai derma di gereja. Saya berterima kasih kepada ANJAP dan tim CID (Community Involvement and Development) yang selalu mendampingi kami kelompok Warung Mama,” tambahnya.
ANJAP bekerja sama dengan tim dan para mama telah menunjukkan komitmen dan ketekunan dengan pelatihan dan fasilitas yang telah diberikan. Proyek ini cukup populer di kalangan masyarakat setempat dan di antara karyawan kami. Karena keberhasilan itu, Warung Mama akan membuka lokasi baru di PT Permata Putera Mandiri (PPM).
Saat ini, para mama diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan bercocok tanam melalui kebun hidroponik. Mereka diajarkan oleh tim ANJAP untuk menanam aneka sayuran yang dapat dikonsumsi keluarga dan juga bisa dijual sebagai pendapatan tambahan selain dari hasil Warung Mama. Kedepan, sayuran segar tersebut dapat dikembangkan menjadi produk olahan lokal untuk dipasarkan.
Di Belitung, SMM mendukung proyek kerajinan daun lais yang juga mampu menghasilkan pendapatan. Sejak 2016, kelompok ibu-ibu warga dusun Aik Ruak, Desa Simpang Tiga, memanfaatkan daun lais, daun yang menyerupai pandan tetapi berduri, untuk membuat berbagai kerajinan tangan. Beberapa kerajinan tangan yang dihasilkan adalah tas tangan wanita, dompet, wadah makanan, keranjang dan beberapa kerajinan lainnya. Kerajinan anyaman daun lais, seringkali dijadikan suvenir yang bisa dibeli ketika berwisata ke Belitung.
Pada tahun 2021, pendapatan galeri UKM yang dinamakan “Sahabat Lais” itu berhasil mendapatkan hingga 54 juta rupiah. Lia Mardiana, pengrajin daun lais, mengatakan bahwa semenjak ada pendampingan dari SMM, Sahabat Lais dapat berkembang pesat. Hal ini dikarenakan dukungan tim SMM yang memberikan peralatan untuk mengayam dan juga memperkenalkan kerajinan daun lais kepada tamu perusahaan yang berkunjung. Para tamu tersebut seringkali membeli kerajinan Sahabat Lais seperti tas.
Daun lais merupakan komoditas lokal, tapi selama ini pemanfaatannya masih belum maksimal. Untuk meningkatkan prospek bisnis masyarakat setempat, ANJ terus mendukung dan saling berbagi pengetahuan tentang lingkungan dan tradisi Belitung. Kearifan lokal seperti ini hendaknya terus dijaga dan dilestarikan.