Dukung UKMK Go International, BPDPKS Gelar Gebyar UKMK Berbasis Sawit

0

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar acara ‘Gebyar UKMK berbasis sawit dalam mendukung UKMK sawit Go International’. Kegiatan ini merupakan komitmen dan bentuk dukungan nyata untuk UKMK (Usaha Kecil Menengah dan Koperasi) untuk terus mengembangkan usahanya dan inovatif.

 Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk berperan dalam memperkuat UKMK Sawit sebagai bagian dari kemitraan UKMK sawit dalam Upaya mempromosikan kebaikan-kebaikan sawit.

Acara Gebyar UKMK bertajuk “Just Saw It’ dilaksanakan selama tiga hari yaitu pada 28 Juli hingga 30 Juli 2023 di Atrium Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Selain pameran, pengunjung juga bisa mengikuti rangkaian kegiatan yang lainnya seperti talkshow, aneka perlombaan, dan panggung hiburan yang bakal dimeriahkan oleh Guyon Waton, DXTR, dan lainnya.

Seremoni pembukaan dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Agung Yulianta), Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt Direktur Kemitraan BPDPKS (Kabul Wijayanto), Kepala Divisi UKMK BPDPKS (Helmi Muhansyah), Kepala Divisi SDM dan Umum BPDPKS (Adi Sucipto), Perwakilan Dinas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ketua-ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit, Perwakilan UKMK wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Media Massa dan Mahasiswa Beasiswa BPDPKS

“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan nyata dari BPDPKS kepada UKMK berbahan sawit agar mereka bisa inovatif dan terus mengembangkan usahanya, dan juga mendorong para mahasiswa agar bisa timbul jiwa kewirausahaannya,” kata Kabul.

Menurut Kabul, sawit tahun 2022 memiliki kontribusi yang besar terhadap Indonesia, tahun 2022 yang lalu dari nilai ekspor non migas sebesar 276 miliar USD, 15 persennya merupakan kontribusi dari kelapa sawit. Ekspor kelapa sawit dan turunannya kurang lebih 41,3 miliar USD.

Selain itu, sektor kelapa sawit juga memberi kontribusi terkait di dunia tenaga kerja di Indonesia, kurang lebih 16,2 juta tenaga kerja yang telah berkiprah langsung di perkebunan kelapa sawit, terdiri dari 4,2 juta tenaga langsung dan 12 juta tidak langsung yang diserap bekerja di sawit.

Kegiatan ini diikuti oleh UKMK Mitra BPDPKS yang merupakan UKMK sawit mewakili Asosiasi Petani Sawit, Yaitu dari ASPEKPIR, Apkasindo, Apaksindo Perjuangan, SPKS dan Samade.

“Kemudian, Santriprenur UKMK Sawit, UKM Batik Sawit termasuk mitra UKM dari berbagai Perguruan Tinggi,” jelasnya.

Kabul menjelaskan, BPDPKS memiliki misi dalam menjalankan kebijakan Pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna, secara profesional dan akuntabel.

“Hal itu untuk kepentingan: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Promosi, Peremajaan, Sarana dan Prasarana, Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Hilirisasi Industri Perkebunan Kelapa Sawit, dan Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati,” kata Kabul.

Sebagai komoditas strategis, lanjutnya, kelapa sawit berperan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik dari aspek ekonomi, sosial, dan ketahanan energi.

Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia. Produk kelapa sawit dan turunannya telah di ekspor ke seluruh penjuru dunia dan merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar bagi Indonesia.

“Sawit telah berkontribusi pula menjadikan Indonesia sebagai produsen Biodiesel, energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan fossil fuel, yang bahan bakunya berasal dari minyak sawit,” katanya.

Biodiesel sawit tersebut, katanya, melalui pencampuran dengan minyak Solar, yang mulai awal Februari 2023 ini dalam bentuk B-35, telah kita gunakan sebagai bahan bakar, sehingga mengurangi ketergantungan negara kita atas impor minyak bumi sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor migas.

Produk-produk sawit pun telah mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Yang familiar bagi kita mungkin adalah Minyak Goreng dari sawit, namun sesungguhnya konsumsi minyak sawit dan turunannya lebih luas dari itu. Minyak sawit ada dalam produk sabun, shampoo, deterjen, lipstik, produk kosmetik, personal care, roti, coklat, biskuit, krimer, margarin, susu formula bayi, dan lain-lain. Penggunaan minyak sawit dan turunannya, yang merupakan minyak nabati dengan produktivitas tertinggi, menjadikan produk-produk tersebut dapat digunakan oleh segenap kalangan masyarakat kita dengan harga yang relatif terjangkau.

Kepala Perwakilan Kemenkeu DIY Agung Yulianta dalam kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih karena telah memilih Yokyakarta dalam pelaksanaan agenda Gebyar UKMK sawit.

Meskipun, DIY bukanlah produsen sawit tapi secara umum masyarakatnya merupakan bagian dari industri itu sebagai pengguna. Itu mulai dari olahan makanan hingga barang pakai harian yang banyak menggunakan produk turunan kelapa sawit.

“Perlu saya sampaikan di DIY tidak ada kebun penghasil kelapa sawit, meski demikian banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya adalah hilirisasi dari kelapa sawit,” kata Agung.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Syam Arjayanti mengharapkan kegiatan Gebyar Sawit UKMK dapat terus berjalan untuk memperkuat peranan kelapa sawit.

DIY merupakan daerah yang tidak terlalu luas namun menyimpan potensi besar untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Bahkan industri kecil dan menengah DIY merupakan industri yang hebat dengan kreativitasnya.

“Sudah seharusnya masyarakat DIY bangga terhadap produk dalam negeri. Dan kebanggaan itu bisa diwujudkan dengan mencintai, membeli dan memakai produk-produk dalam negeri. Dengan begitu kita ikut berpartisipasi untuk mendorong tumbuhnya industri dan meningkatkan perekonomian yang ada,” ungkapnya.

Syam Arjayanti menuturkan, produk industri dari DIY harus membanjiri dan mendominasi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Produk DIY juga harus menjadi tuan rumah di negara sendiri.

“Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua bahwa afirmasi keberpihakan pada produk dalam negeri, termasuk UMKM sangat penting kita maksimalkan,” katanya.

Selain itu, Syam Arjayanti juga menekankan agar upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produk bisa terus dilakukan. Kolaborasi semua pemangku kepentingan juga harus didorong dan para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM juga perlu meningkatkan dan memperluas pasar serta meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang dapat menarik pasar, baik dalam maupun luar negeri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini