Ganggu Nikel dan Sawit, RI Sebut Uni Eropa Irasional

0
ekspor sawit indonesia

Tindakan Uni Eropa yang baru mempertanyakan traceability beberapa komoditas andalan Indonesia disebut tidak masuk akal (irasional).

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto pada seminar ekonomi Perspektif Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi: Menuju Indonesia Emas 2045 di Sport Hall Kolese Kanisius, Jakarta, Sabtu (11/5).

Diketahui beberapa komoditas andalan Indonesia, seperti sawit, kopi, dan karet dipersulit masuk Uni Eropa, sementara perkara nikel digugat ke World Trade Organization (WTO).

“Dan dalam rangka mereka (Uni Eropa) melakukan negosiasi dengan Indonesia, dua komoditas andalan kita diganggu di WTO, nikel maupun sawit. Kita masih berkasus dengan Eropa,” kata Airlangga.

Airlangga mengatakan telah menyakinkan kepada pihak Uni Eropa bahwa produk nikel saat ini sama dengan spices (rempah-rempah) abad 16. Saat itu, Benua Biru tidak mempersoalkan traceability.

“Jadi, kalau abad 16 mereka tidak mempersoalkan traceability, sekarang hari ini mereka menanyakan traceability dari kakao, kopi, karet, sawit, tapi abad 16 mereka tidak tanya spices itu dari mana saja, dan impor kopi itu dari mana,” kata Airlangga.

“Jadi, kadang-kadang mereka irasional, Indonesia protes,” sambung Airlangga.

Airlangga menyebut telah bertemu parlemen Uni Eropa dan perwakilan pemerintah untuk membahas hal ini. Dia menekan, Uni Eropa bersikap adil terhadap Indonesia.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengingatkan Uni Eropa bahwa regulasi harusnya dibuat untuk mengatur negara sendiri, bukan negara lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini