Gabungan Pelaku dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi-Sawit (GAPENSISKA)telah menyiapka rencana Strategis yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Masterplan Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA) 2023-2045.
Hal tersebut disampaikan Joko Iriantono Ketua Umum GAPENSISKA dalam Rapat Kerja Nasiona (Rakernas) di Bogor, Kamis, 22/12/2022. Menurut Joko, Rakernas kali ini bertujuan untuk menguraikan dan sekaligus mempromosikan apa yang ingin dicapai GAPENSISKA dalam periode 5 tahun kedepan.
Saat ini, lanjut Joko, GAPENSISKA terus berupaya agar bisa terlibat secara luas dengan memprioritaskan wilayah diman ada perkebunan sawit juga merupakan kawasan sapi potong, sehingga dapat menciptakan pasar dengan respon yang nyata dan signifikan.
“Kami terus bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, perusahaan perkebunan sawit swasta, BUMN, maupun petani sawit dalam mendukung pembangunan industri kelapa sawit yang berkelanjutan sesuai Inpres No. 6 Tahun 2019,” kata Joko.
Selanjutnya, tambah Joko, GAPENSISKA akan terus berupaya membangun klaster- klaster pemasok sapi potong yang dapat diandalkan. Berbagai upaya tersebut akan dilakukan melalui pendampingan dan bantuan teknis yang secara efektif mampu berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional pada sub-sektor perkebunan sawit dan peternakan sapi potong.
“GAPENSISKA terus menghadirkan berbagai keunggulan dan best practices dibidang SISKA berdasarkan berbagai pengalaman empiris, praktis, dan hasil riset yang dinamis dan responsif untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dibidang ekonomi, sosial, kesetaraan, dan lingkungan,” jelas Joko.
Prof Dr Tjeppy D Soedjana, Ketua Dewan Pengawas GAPENSISKA menambahkan, organisasi ini berfungsi sebagai wadah bagi kegiatan dan aktivitas dalam pengerahan tenaga dan pikiran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan usaha Integrasi sapi-sawit secara maksimal.
“Upaya tersebut dilakukan melalui pemanfaatan dan efisiensi sumberdaya lahan, biomasa, produk hasil ikutan pabrik minyak kelapa sawit untuk mendukung program nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya ternak sapi untuk memenuhi pasokan daging sapi nasional,” tambah Prof Tjeppy.
Dia berharap, organisasi ini juga selalu berupaya memelihara dan memajukan hubungan antar lembaga pendukung secara luas baik di dalam maupun di luar negeri untuk mencapai tujuan organisasi.
“Partisipasi aktif dilakukan secara bersama melalui promosi, sosialisasi, analisis, riset dan pengkajian untuk memberikan rekomendasi bagi pembangunan kelapa sawit dan sapi potong yang berdaya saing dan bernilai tambah untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, peternak, dan pekebun di Indonesia,” jelasnya.
Prof Dr Tjeppy menjelaskan, fokus kegiatan tahunan adalah; Pertama, Pada dua tahun pertama (2023-2024) GAPENSISKA akan fokus kepada konsolidasi kegiatan penyediaan dan pengelolaan Informasi dalam hal pemanfaatan hasil-hasil riset, pengalaman empiris, dan best-practices sebagai materi lobby kebijakan terkait investasi.
“Disamping itu inisiasi kegiatan riset melalui sumber dana BPDPKS, bersama Perguruan Tinggi, dan Lembaga Riset seperti BRIN akan dilanjutkan Disamping itu akan menindaklanjuti hubungan kerjasama dengan yang memiliki minat dan inisiatif dalam melaksanakan kemitraan usaha dengan perusahaan dan organisasi petani/peternak/pekebun dalam implementasi SISKA dengan mengacu kepada direktif RAN-KSB sebagai rujukan kebijakan,” jelas dia.
Kedua, memasuki tahun ketiga dan keempat (2024-2025), GAPENSISKA akan bekerjasama dengan entitas kemitraan usaha inti-plasma yang akan difokuskan kepada perluasan dan penyempurnaan implementasi model SISKA-Kemitraan Inti-Plasma di Kalimantan Selatan dan beberapa provinsi lain sehingga menjadi sebuah pengalaman empiris (bagi pemerintah, swasta, organisasi petani) dalam penerapan model tersebut di kemudian hari.
Kemudian yang ketiga, kerjasama dengan entitas pengembangan kapasitas petani dan staf perusahaan untuk mempersiapkan SDM yang siap bekerja di Industri SISKA yang dilakukan sejak tahun pertama (2023) akan terus dilanjutkan sampai tahun 2025.
Kerjasama ini akan dilakukan dengan bermitra langsung bersama pelaku dan para pendukung implementasinya di lapangan, termasuk mempersiapkan pusat pelatihan beserta kurikulumnya sebagai pusat capacity building SISKA.
“Dan keempat, pada dua tahun terakhir, 2026-2027, Gapensiska akan melanjutkan kerjasama dengan entitas riset dalam rangka pengembangan IPTEK terkait manajemen, budidaya dan usaha SISKA, terutama dalam menjawab isu-isu yang menghambat implementasi SISKA di Indonesia,” pungkasnya.