Untuk memperkuat sinergi dalam menangani kredit karbon dan proyek penangkapan karbon di kelapa sawit sehingga dapat memberikan manfaat berkelanjutan, Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) dan Takada Asset Management INC menandatangani Nota Kesepahaman.
Penandatangan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani Ketua Umum GPPI Delima Hasri Azahari dan Direktur Takada Asset Management INC, Oscar Mendoza di ruang rapat C Kementerian Pertanian Jakarta, 7 Juni 2023.
Menurut Delima, penandatangan MoU untuk menjalin kolaborasi dalam proyek kredit karbon dan proyek penangkapan karbon yang terkait dengan kelapa sawit, dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki keduanya.
“Tujuan untuk mengidentifikasi dasar yang dapat diterima secara bersama dan bekerja sama dalam proyek dan/atau transaksi potensial, serta mencatat beberapa hal lain yang akan dilaksanakan oleh para pihak dan pihak ketiga lainnya yang terkait dengan kolaborasi tersebut.
Delima menambahkan, kesepakatan yang ingin dicapai dalam penandatangan MoU ini adalah, kedua pihak setuju untuk bekerja sama dalam jasa investasi dan penasihat keuangan di mana cakupan Kolaborasi akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
Pertama, Mempersiapkan dokumen seperti halnya, Rencana Pengelolaan Hutan (FMP) untuk area yang diminati serta informasi relevan lainnya. Kemudian, Perkebunan Kelapa Sawit dan berkas-berkas Shape/Google Earth yang relevan.
Selanjutnya, Pengelolaan Hutan yang Ditingkatkan, Penangkapan Metana, Bio-Gas dan pembangkitan listrik, Penghutanan Kembali/Penghijauan dan Restorasi Hutan.
Selanjutnya, kata Delima, kedua pihak akan menyediakan solusi mengenai, Identifikasi Standar Kredit Karbon yang akan diterapkan. Melakukan tinjauan awal, Melakukan kunjungan awal dan sertifikasi bila perlu dengan mitra serta, Pemunculan dan Penjualan kredit karbon berdasarkan pembagian keuntungan sesuai ketersediaan pasar.
Direktur Takada Asset Management INC Dato’ Mohd Emir Mavani menambahkan, penandatanganan MoU, diharapkan dapat memperkuat sinergi antara perusahaan kami dan GPPI, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi lingkungan dan industri kelapa sawit di Indonesia.
“Kami siap untuk menyampaikan lebih detail tentang program-program yang akan kami jalankan dalam kerangka kerjasama ini,” kata Dato’ Mohd Emir.
Dato’ Mohd Emir. Mengatakan, pihaknya yakin dapat menciptakan solusi berkelanjutan dalam sektor perkebunan kelapa sawit dengan pemanfaatan implementasi sistem transaksi menggunakan Carbon Credit.
Menurutnya, PT Takada Technology Solutions, merupakan sebuah perusahaan teknologi yang berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim global melalui solusi inovatif.
“Kami aktif dalam sertifikasi kredit karbon untuk pembangkit listrik biogas dan proyek Carbonization Bamboo di Asia Tenggara, serta terlibat dalam perdagangan kredit karbon melalui kemitraan dengan Bursa Carbon Exchange. Kami berdedikasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi dalam mencapai keseimbangan lingkungan,” katanya.
Ia menambahkan, Indonesia, sebagai negara dengan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia, memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan deforestasi melalui praktik berkelanjutan dalam industri kelapa sawit. Penjualan kredit karbon kepada investor dan lembaga keuangan dapat memberikan pendapatan tambahan dan meningkatkan citra perusahaan pemilik perkebunan dan Industri Kelapa Sawit.
Kerjasama antara pemerintah, perusahaan kelapa sawit, dan lembaga keuangan menjadi kunci dalam implementasi sistem transaksi Carbon Trading yang berkelanjutan, membuka akses ke pasar yang lebih luas dan memberikan manfaat bisnis yang signifikan
“Tentunya, dengan memanfaatkan sistem transaksi menggunakan Carbon Credit, kita berkesempatan untuk secara aktif berkontribusi dalam mitigasi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi operasional, serta menciptakan nilai tambah bagi industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” pungkasnya.