
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meninjau panen raya padi di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3).
Presiden Jokowi mengatakan kepada awak media, rata-rata produktivitas padi di Kabupaten Sigi mencapai 6 hingga 6,2 ton per hektare. Eks Gubernur DKI Jakarta itu menilai, angka tersebut sudah cukup baik.
“Saya ingin melihat panen besar yang ada di Kabuten Sigi, Sulawesi Tengah dan hasilnya saya lihat bagus per hektare bisa 6 sampai 6,2 ton hektarnya. Artinya baik,” kata Jokowi.
Jokowi juga mendorong petani agar segera melakukan olah tanah untuk mempercepat tanam dengan mekanisasi begitu selesai melakukan panen, sehingga produksi beras bisa kembali melimpah.
“Tapi ini oleh Pak Mentan didorong untuk mempercepat penanaman kembali, sehingga setelah dipanen langsung olah tanahnya dengan traktor dan mekanisasi lebih modern dan ini akan mempercepat dimulai penanaman kembali,” kata Jokowi.
Diketahui pada kunjungan ini, Jokowi juga meresmikan rehabilitasi bendung dan irigasi di Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah. Rehabilitasi yang dilakukan sejak 2016 ini menghabiskan anggaran Rp 1,25 triliun.
Jokowi mengklaim, bendungan dan irigasi ini akan mengairi sekitar 8.180 hektare persawahan setempat. Dia menilai irigasi ini dapat meningkatkan indeks pertanian dari semula 149 persen jadi 300 persen, hampir dua kali lipat.
“Saya harap dengan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah irigasi Gumbasa ini akan meningkatkan produktivitas pertanian kita, mendukung keamanan ketahanan dan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar dia.
Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini terus berupaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan melalui rehabilitasi jaringan irigasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di antaranya adalah Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
“Kita harus terus bekerja keras mewujudkan ketahanan pangan kedaulatan pangan dan kita sudah melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur irigasi, termasuk bendungan dan jaringan irigasi yang tersebar di seluruh tanah air untuk memastikan ketersediaan air bagi sawah dan petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian kita,” kata dia.
Sementara itu, Mentan Amran mengatakan, kunjungan Presiden Jokowi di Kabupaten Sigi salah satunya untuk melihat langsung percepatan tanam atau tanam culik.
Percepatan tanam, kata Mentan Amran, merupakan langkah kongkret untuk mengejar target tanam dalam memitigasi dampak El Nino dan meningkatkan produksi beras nasional.
“Sekarang kita lalukan tanam, biasa di sini tanam padi 1 kali setahun sekarang menjadi 2 dan 3 kali bahkan sampai 4 kali. Caranya adalah kalau kita panen dengan manual, tanamnya maksimal 2 kali setahun,” ujar Mentan Amran.
“Tapi, kita menggunakan mekanisasi pertanian yaitu combine harvester, traktor roda 4 dan rice transplanter itu bisa tanam 3 kali setahu, sehingga produktivitas dan produksi meningkat. Biayanya bisa ditekan 40 sampao 50 persen per hektare,” pinta Amran.
Perlu diketahui, luas baku sawah Kabupaten Sigi sebesar 13.823 hektare.
Lantas, perkiraan panen padi di Kabupaten sigi pada Maret sebesar 1349 hektare dan April 1375 hektare. Sementara rencana panen padi di Kecamatan Gumbasa pada Maret-April sebesar 854 hektare.
Adapun luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektare. Varietas padi yang dipanen, yaitu Mekongga dengan produktivitasnya 6,2 ton per hektare.
Harga gabah di petani saat ini Rp 7.000 per kg dengan biaya produksi berkisar Rp 6 sampai Rp 7 juta per hektare.