Karantina Papua Selatan Peringatkan Masyarakat Penyakit Berbahaya Pada Babi

0
Babi di dalam kandang terlihat sedang menunggu diberi makan oleh pemiliknya. (Foto: Ist)

 

Kepala Karantina Papua Selatan, Cahyono mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak memasukkan babi maupun produk turunannya ke Merauke untuk mencegah penyakit berbahaya.

“Kami mendapatkan informasi dari masyarakat terkait adanya penyakit berbahaya pada babi yang sudah masuk di sekitar wilayah Papua. Untuk tahap ini sedang dilakukan pengujian sampel darah dan organ ternak,” kata Cahyono dalam keterangannya, Selasa (30/1).

Cahyono menerangkan lalulintas orang dan barang sekitar Papua dapat dijangkau melalui laut dan udara, ini memungkinkan terbawanya hama dan penyakit Karantina.

“Kita bukan mau menakut-nakuti masyarakat, tetapi ini sebagai bentuk kewaspadaan agar penyakit berbahaya pada babi tidak masuk Merauke dikarenakan akan merugikan peternak babi,” ujar Cahyono.

Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dapat ditularkan melalui kontak langsung, kemudian menempel pada barang bawaan serta kemasan dan dapat bertahan lama pada kondisi lingkungan sekitar.

Bagi masyarakat Papua, babi memiliki makna penting dalam ekonomi, sosial dan budaya. Babi digunakan untuk membayar mas kawin, pelepasan tanah, membayar denda sebagai bentuk sanksi atas suatu perkara, serta upacara kematian dan juga merayakan panen kebun yang melimpah.

African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika merupakan salah satu penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh African Swine Fever virus (ASFV). Virus ini dapat menginfeksi babi domestik maupun babi liar dengan morbiditas (tingkat sakit) dan mortalitas (tingkat kematian) dapat mencapai 100 persen.

Pemberian pakan babi dari sampah sisa makanan atau dikenal sebagai swill feeding menjadi faktor risiko penularan karena virus ASF bersifat menular dalam kurun waktu 3-6 bulan dalam produk daging babi yang tidak dimasak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini