Di kebun buah yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta ini, pengunjung dapat menjumpai sekitar 300 jenis buah langka dari dalam dan luar negeri yang dibudidayakan di lokasi agrowisata ini.
Di wilayah Bantul, Yogyakarta ternyata ada obyek wisata unik yang bisa menjadi pilihan lain bagi anda yang bosan dengan kawasan pantai, air terjun atau taman hiburan. Kebun Buah Langka yang berada di Sedayu, Bantul bisa menjadi pilihan anda menikmati waktu senggang di akhir pekan.
Pasalnya, kawasan Kebun Buah Langka Sedayu menawarkan keunikan yang berbeda dari kebun buah yang lainnya di Indonesia. Bagaimana tidak, tempat ini menyediakan aneka ragam buah langka yang ternyata tidak mudah kamu jumpai di daerah lainnya di Nusantara.
Akses menuju ke lokasi Kebun Buah Langka Sedayu ini juga tidak sulit karena berada di wilayah yang strategis. Kebun ini terletak di selatan perempatan Sedayu atau bila kesulitan, anda bisa menuju satu kilometer ke arah Wisma Maria. Dari sana, papan penunjuk jalan menuju Kebun Buah Langka Sedayu sudah bisa dilihat secara jelas.
Patut diketahui bahwa Kebun Buah Langka Sedayu resmi dibuka awal tahun 2017 lalu. Kebun buah Sedayu merupakan milik dari Bonaventura Ardi Nugroho yang dikenal sebagai kolektor tanaman langka.
Hobi Ardi yang bertani telah membuat jumlah tanaman langka yang dimilikinya semakin banyak. Tidak hanya sebatas dari dalam negeri, tetapi juga tanaman langka yang berasal dari luar negeri.
Saat ini setidak-tidaknya terdapat 300 jenis buah langka yang bisa dijumpai pengunjung di Kebun Buah Sedayu yang selalu ramai dipadati pengunjung pada setiap musim liburan tiba tersebut.
Meski baru dibuka sekitar 2 tahun yang lalu, ternyata banyak pengunjung yang memanfaatkan Kebun Buah Sedayu sebagai agro-edukatif, khususnya mereka yang tergolong pelajar dari SD hingga SLTA. Apalagi dengan view pemandangan menarik serta kesempatan mencicipi buah secara langsung di kebun ini telah menjadikan daya tarik tersendiri bagi calon pengunjung.
Setidaknya, disebutkan berkisar 50 hingga 60 pengunjung yang hadir setiap harinya. Jumlah tersebut akan berlipat ketika weekend atau pada saat hari libur sekolah tiba.
Ada berbagai jenis buah seperti jeruk, sawo, cherry, atau kacang yang sengaja didatangkan dari beberapa wilayah Amerika. Meskipun sekilas memiliki kemiripan, ternyata cita rasa berbeda ditawarkan dari berbagai jenis buah tersebut.
Nah, bagi anda yang ingin mengunjungi Kebun Buah Langka Sedayu bisa segera menuju Jalan Wates kilometer 12, Dusun Sundi Kidul, Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul. Harga tiket masuk pengunjung untuk menikmati area seluas 4.800 meter persegi ini dibandrol Rp 10.000 per orang.
Terdapat beberapa fasilitas pendukung seperti toilet, tempat ibadah, serta area parkir yang cukup luas di sana. Bagi pengunjung yang juga ingin belajar bercocok tanam, bisa mengikuti kursus dengan biaya Rp 60.000. Ayo, segera berlibur dan nikmati pesona 300 buah langka yang bisa kamu jumpai dan menambah wawasan kamu.
Masih Disubsidi Pemiliknya
Menjadi salah satu lokasi wisata agro edukatif favorit di Yogyakarta, Kebun Buah Langka Sedayu Bantul ternyata selama ini belum mampu meraup keuntungan dari sisi bisnis.
Memiliki koleksi 1.500 tanaman buah dengan sekitar 300 jenis berbeda, Kebun Buah Langka Sedayu, masih mengandalkan sokongan dana pribadi dari sang pemilik Bonaventura Ardi Nugroho untuk mendukung kegiatan operasional.
Koordinator Kebun Buah Langka Sedayu, Farida Septiana menjelaskan, dana yang didapat dari hasil penjualan tiket masuk pengunjung, dikatakan tak sebanding dengan pengeluaran untuk merawat seluruh tanaman.
“Setiap bulan kita rata-rata hanya dikunjungi sekitar 500 pengunjung. Dengan harga tiket Rp10 ribu untuk kunjungan biasa dan Rp35 ribu untuk paket khusus per orang, jelas dana itu tidak mencukupi,” ungkapnya.
Ia menyebut untuk mengelola ribuan tanaman langka memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya listrik untuk menyiram tanaman dengan air saja dikatakan mencapai
Rp1,5 juta per bulan. Sementara biaya kebutuhan pupuk organik mencapai Rp5 juta per bulan.
“Itu belum termasuk biaya untuk kebutuhan pestisida alami, tenaga perawat tanaman, dan sebagainya. Jadi memang masih tombok. Namun tujuan kita tidak semata-mata bisnis, namun lebih pada edukasi. Makanya tetap jalan,” katanya.
Untuk menambah pemasukan, Kebun Buah Langka Sedayu sendiri juga turut menjual berbagai bibit tanaman langka hasil budidaya pada pengunjung. Termasuk juga menjual berbagai macam produk pertanian seperti pupuk, pot, dan sebagainya.
“Mayoritas tanaman di sini adalah tanaman langka. Sehingga kita berupaya membudidayakannya. Nanti hasilnya kita jual kepada pengunjung. Meskipun itu bukan fokus utama kita, karena dari sisi lokasi juga belum mendukung,” katanya.
Sejumlah bibit yang dijual itu memiliki harga bervariasi, mulai dari Rp60 ribu hingga mencapai Rp5 juta per bibit tergantung kelangkaan dan kesulitan proses pembudidayaan bibit tersebut.
“Seperti untuk bibit buah kelengkeng kristal kita jual Rp60 ribu. Sedangkan untuk bibit buah langka seperti Sawo Mamey Sapote dari Meksiko kita jual Rp5 juta. Sementara bibit anggur Brasil Rp5 juta,” katanya.
Kebun Buah Langka Sedayu sendiri mengaku tengah berencana mengembangkan objek wisata agro edukatif ini. Yakni selain fokus pada edukasi, Kebun Buah Langka Sedayu juga
akan fokus melakukan upaya budidaya serta memproduksi buah-buah langka dari seluruh dunia untuk dijual atau dipasarkan kepada pengunjung.
“Sudah ada rencana mengembangkan. Nanti kemungkinan kita akan buka cabang di Gunung Kidul. Dengan lahan cukup luas, di sana akan diarahkan untuk budidaya dan produksi,” katanya.
Ardi menambahkan, dengan pola tanam yang tepat dan penggunaan pupuk organik yang dirancang khusus untuk menumbuhkan buah dengan cepat dan berkualitas, dia mampu menanam buah yang selama ini dianggap tak bisa ditanam di iklim tropis seperti buah sawo hitam atau mamey sapote jenis megana asal Meksiko, Amerika Selatan.
“Saat ini ada lebih 300 jenis buah yang saya tanam sejak empat tahun ini. Tidak hanya sekadar hobi dan untuk koleksi, namun saya ingin mengetahui apa saja buah dari negara lain yang bisa dibudidayakan di negara kita dan bisa menjadi potensi luar biasa di bidang perkebunan,” papar Ardi, ketika menerima kunjungan Titik Hediati Soeharto di kebunnya, beberapa waktu lalu.
Ditambahkannya, selama empat tahun ini ia sudah menyimpulkan, ada beberapa tanaman buah luar negeri yang terbukti bisa dibudidayakan di Indonesia dan dipastikan bisa menjadi komoditi ekspor yang luar biasa. Beberapa buah asal luar negeri itu di antaranya, sawo atau mamey sapote dari Amerika Selatan, apel dari India dan beberapa jenis kelengkeng.
“Saya berharap dan sudah menjadi misi saya untuk mengembangkan beberapa jenis tanaman buah potensial itu agar bisa dikembangkan petani-petani kita,” katanya.
Mengumpulkan buah buah lokal langka diakui Ardi bukanlah hal yang gampang. Dia harus mencari ke beberapa kolektor tanaman buah di beberapa kota, termasuk mencari informasi dari orang orang tua di perkampungan.
Sedangkan, jenis tanaman dari luar negeri, dia datangkan khusus dari negara asalnya. Karena sudah termasuk buah langka, Ardi harus mengeluarkan kocek yang tak sedikit. Menanam buah-buahan langka termasuk buah-buahan dari luar negeri bagi Ardi bukan hal yang sulit, dengan catatan masih tergolong tanaman dari wilayah tropis.
Pada dasarnya pemupukan tetap harus dilakukan secara tepat supaya buah yang dihasilkan berkualitas. Kini tanaman buah di kebun miliknya pun sudah bisa dicicipi. Bahkan, ada buah jeruk nagami dari Jepang yang bisa dimakan sekaligus dengan kulitnya. “Orang yang berkunjung bisa menikmati buah-buah yang ada,” ungkapnya. ***AP, TOS