Direktorat Jenderal Perkebunan menekankan, pentingnya kolaborasi dan peran aktif seluruh pihak agar Program Kesatria (Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan) berjalan dengan baik.
“Ini tidak bisa sendiri-sendiri, harus dilakukan bersama-sama,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto pada penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Rabu (6/3).
Heru menambahkan, program ini hanya dapat tercapai apabila seluruh pihak saling berkolaborasi dan gotong-royong.
“Apabila kita bicara pembangunan perkebunan, napasnya adalah kemitraan, yang besar membantu yang kecil, yang kecil saling menjaga dan mendukung, sehingga tercipta ekosistem yang saling menguntungkan bagi semua pihak,” ujar Heru.
Heru mengapresiasi Dinas Provinsi Sumatera Selatan dan Desa Gedung Rejo, Kecamatan Mesuji Raya, Dinas Kabupaten OKI, yang telah melaksanakan kegiatan Kesatria.
“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini bisa semakin memperkuat kedaulatan pangan ke depannya,” kata Heru.
Heru juga mengajak semua pihak untuk berkomitmen dalam gerakan tanam padi ini.
“Mari tanam bukan hanya sekadar benih padi, tetapi juga tanam keyakinan bahwa kita mampu menciptakan perubahan positif. Bersama-sama, kita bisa membangun negeri yang sejahtera dan berdaya,” imbuh Heru.
Program Kesatria ini merupakan tidaklanjut dari arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, untuk menjaga ketahanan pangan dengan mengoptimalkan lahan perkebunan.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, program ini sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan kelapa serta menambah penghasilan bagi pekebun selama masa peremajaan sawit dan kelapa.
“Kita punya potensi dan ini harus kita optimalkan,” kata Nur Alam pada Kick-off Program Kesatria di sela Rakornas Akselerasi Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2024 di Pullman Jakarta Central Park, Jln. Letjen S. Parman, Jakarta, Selasa (5/2).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil indetifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan tersedia lahan PSR yang dapat dioptomalkan seluas 1 juta hektare. Kemudian setelah diverifikasi diperoleh lahan yang bisa ditumpang sarikan padi gogo 540 ribu hektare.
Dia menargetkan, penanaman padi gogo tahun ini seluas 500 ribu hektare. Rinciannya, 300 ribu hektare di lahan kebun sawit yang sedang peremajaan dan 200 ribu hektare lainnya pada lahan kelapa.
Pada kesempatan ini, Nur Alam juga menandatangani kerja sama dengan stakeholder yang berkomiteman untuk melakukan pananaman padi gogo, aitu PalmaCo sebanyak 5.000 hektare, suportingCo 10.000 hektare, GAPKI 3.550.77 hektare, Apkasindo 67.400.00 hektare, dan ASPEKPIR 5.013,00 hektare.