Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjadi saksi langsung dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia.
Kolaborasi strategis ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri serta memperkuat kemandirian pangan.
Dalam pernyataannya, Arief menyoroti pentingnya kolaborasi ini dalam membangun ekosistem pangan yang terintegrasi.
“Ini kolaborasi yang baik untuk menghadirkan ekosistem pangan yang terintegrasi dengan bertumpu pada produksi pangan dalam negeri. Bulog mencari pemasok beras dari dalam negeri, sementara Pupuk melalui Program Makmur ini menjadi standby buyer,” kata Arief.
Menurut dia, kolaborasi antara Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia merupakan langkah yang signifikan dalam memperkuat rantai pasok pangan nasional. Sebab ini tidak hanya tentang meningkatkan produksi, tetapi juga memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan untuk konsumen.
“Jadi, kita dorong sepenuhnya, karena ini bentuk komitmen kita untuk membangun kemandirian pangan,” sambung dia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan pada Selasa (9/7) di Jakarta, dihadiri oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurti, dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.
Bayu mengatakan, dengan kesepahaman tersebut, Bulog akan menyerap atau menjadi offtaker 100 persen dari Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat).
Menurut dia, pendapatan petani menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam mata rantai produksi pangan, sehingga dengan kesiapan Bulog menyerap, pendapatan petani tetap terjaga.
“Dengan kesepahaman ini, Bulog siap menjadi offtaker untuk 100 persen produk dari program Makmur. Kami sangat nyaman bekerja sama dengan Pupuk Indonesia sebagai saudara sesama BUMN, sehingga kerja sama ini merupakan suatu hal yang sangat baik,” ujar Bayu.
Upaya tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan peran BUMN Pangan sebagai offtaker hasil pertanian, sehingga di satu sisi tetap menjaga semangat petani untuk berproduksi, di sisi lain mengoptimalkan peran BUMN pangan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan di tingkat konsumen.
Adapun Program Makmur merupakan program yang diinisiasi Kementerian BUMN sejak tahun 2021 berupa pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi, dengan target peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Petani.
Sementara itu, berharap kerja sama ini menciptakan ekosistem closed loop di sektor pangan di mana dalam nota kesepahaman ini juga mengatur peran Pupuk Indonesia, yakni dalam penyediaan sarana input pertanian komersial seperti pupuk, pestisida, dan pendampingan teknologi serta digitalisasi pertanian kepada petani Binaan Program MAKMUR.
Sinergi antar BUMN ini diharapkan dapat mendorong produktivitas petani serta meningkatkan kesejahteraan mereka melalui dukungan sarana pertanian dan skema penjualan yang lebih menguntungkan.
“Lewat upaya ini, Pupuk Indonesia bersama-sama dengan Bulog bisa bekerja sama untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kita memiliki masa depan yang cerah, tidak hanya untuk Pupuk Indonesia dan BULOG, tetapi untuk pertanian dan bangsa, negara Republik Indonesia,” tutup Rahmad.
Adapun untuk MoU yang ditandatangi antara Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia adalah mengenai optimalisasi produktivasi pertanian dan pembelian hasil panen melalui program makmur serta budidaya lainnya.
Pada hari yang sama Perum Bulog juga akan menandatangani MoU dan Perjanjian kersa jama dengan stakeholders lain sebagai bentuk Pembentukan Ekosistem Budidaya Pertanian Ideal yakni mulai dari pembiayaan usaha tani, penyediaan agri input, pendampingan budidaya dan teknologi pertanian, penyediaan asuransi gagal panen dan offtaker hasil budidaya.