Kepala Bapanas Tepis Stok Beras Nasional Kurang

0
Beras Perum Bulog. (dok: Bapanas)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menepis isu stok beras nasional mengalami kekurangan.

“Jadi kalau hari ini ada berita yang mengatakan stok beras itu kurang, kita mau sampaikan sekali lagi stok beras cukup,” tegas Arief di Jakarta, Kamis (29/2).

Dikutip dari siaran pers Badan Pangan Nasional (Bapanas), hingga 27 Februari 2024 stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk beras total ada 1,3 juta ton.

Sementara stok beras yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), masih di atas normal mencapai 34 ribu ton dan Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CPPD) yang ada di provinsi tercatat total 7,4 ribu ton.

Arief mengatakan, jumlah stok beras akan bertambah hingga 3,5 juta ton dari hasil panen raya di sejumlah daerah pada Maret nanti. Kemudian, harga gabah juga akan berangsur terkoreksi.

“Harga gabah juga akan berangsur turun, dari yang sebelumnya di angka Rp 8.600-8.700 per kilogram (kg) turun menjadi Rp 8.000 per kg. Kemungkinan besar akan sekitar Rp 6.500 per kg,” kata dia.

Dengan demikian, kata Arief, tugas pemerintah saat panen raya nanti adalah menjaga harga beras di hilir untuk masyarakat dan juga menjaga harga di tingkat produsen.

“Jangan nanti sampai ada isu bahwa pemerintah tidak peduli terhadap gabah petani, tidak demikian. Harga gabah itu pasti akan turun seiring berjalannya panen. Jadi, bahasanya bukan harga anjlok,” ucap Arief.

Oleh karena itu, Arief mengatakan, pihaknya berkomitmen saat panen padi mengalami eskalasi, baik harga di hulu dan hilir bisa terkoreksi kembali menemui keseimbangan yang baik dan wajar.

“Angka di hulu itu setelah HPP (Harga Pokok Produksi) dan harus ada margin. Sementara di hilir, perlu ada kombinasi dan ini harus diseimbangkan. Saya ulangi sekali lagi, ya, kalau nanti ada isu bahwa harga anjlok karena panen, tapi angkanya itu tetap harus di atas HPP plus margin yang dimiliki oleh petani. Ini yang harus terus dijaga,” ucap dia.

Menurut dia, kalau harga gabah itu naik, salah satunya karena supply and demand. Pada saat produksi setara beras itu di bawah 2,5 juta ton sebulan, maka ini akan menimbulkan rebutan gabah di tingkat petani.

“Lalu karena faktor-faktor produksi, jadi pemicunya kombinasi dari semua dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Untuk itu, Bapanas tentunya bersama seluruh stakeholder terkait hari ini mementingkan stok level yang harus dijaga di Bulog,” kata Arief.

Bulog itu, kata dia, minimal harus punya beras 1,2 juta ton. Bulog itu sudah sangat bekerja keras dalam mendistribusikan beras penugasan pemerintah. Apalagi beras yang diimpor Bulog dengan broken 5 persen.

“Beras broken 5 persen itu kalau standar international, itu adalah beras premium, sehingga yang didistribusikan ke masyarakat dalam program intervensi pemerintah, itu berasnya beras bagus, semuanya baik,” imbuh dia.

Sementara itu, Satuan Tugas Pangan Polda Metro Jaya (Satgas Pangan PMJ), Victor Daniel Henry mengatakan, hingga kini pihaknya belum ada temuan terkait distribusi beras.

“Sampai saat ini belum ada temuan yang kita temukan terkait dengan distribusi bahan-bahan pokok dalam hal ini beras,” ucap dia.

Satgas Pangan Polda Metro Jaya saat ini fokus untuk mengawasi dan melakukan pengamanan. Kemudian memastikan jalannya rantai distribusi bahan-bahan pokok, khususnya dalam hal ini beras itu dapat terdistribusi dengan baik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini