Sekretariat CPOPC memperkenalkan Prinsip Kerangka Global Minyak Sawit Berkelanjutan atau Global Framework of Principles for Sustainable Palm Oil (GFP-SPO) kepada seluruh pemangku kepentingan.
Melalui webinar bertajuk “Global Framework for Sustainable Palm Oil: Sustainability Standard for all Vegetable Oils?” (Kerangka Global untuk Minyak Sawit Berkelanjutan: Standar Keberlanjutan untuk Semua Minyak Nabati?). W
pengenalan kedua ini dihadiri oleh peserta dari negara-negara produsen minyak sawit di tiga Kawasan yaitu Asia Pasifik, Amerika Latin, dan Afrika, badan-badan PBB, sektor swasta, asosiasi petani sawit, ilmuwan, produsen minyak nabati lainnya, media, lembaga swadaya masyarakat nasional maupun internasional serta negara-negara konsumen minyak sawit.
Tampil sebagai pembicara utama webinar yaitu Dr. Agus Prabowo, Senior Management Advisor/Head of Environment Unit United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Dr. Shatadru Chattopadhayay, Managing Director Solidaridad Asia, dan Ziv Ragowsky, Konsultan Keberlanjutan dan Peminat Teknologi Pertanian.
Sambutanp pembuka disampaikan oleh Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron, Direktur Eksekutif CPOPC, kata pembuka oleh Moch. Edy Yusuf, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian, dan sambutan penutup oleh Dupito D. Simamora, Deputi Direktur Eksekutif CPOPC.
Webinar dipandu oleh Witjaksana Darmosarkoro, Direktur Keberlanjutan dan Pengembangan Petani CPOPC.
Fokus utama diskusi dalam webinar adalah kemajuan nyata yang dibuat oleh industri kelapa sawit untuk keberlanjutan. Kerangka GFP-SPO yang telah diadopsi oleh para Menteri CPOPC pada Desember 2021, selanjutnya akan lebih mendorong dan memperkuat komitmen dan peta jalan standar keberlanjutan di semua negara produsen minyak sawit berdasarkan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Sustainable Development Goals (UN-SDGs).
Kerangka GFP-SPO tidak dimaksudkan sebagai skema sertifikasi namun akan menjadi referensi utama sektor minyak sawit yang dipimpin oleh CPOPC saat ini dan di masa depan.
Aspek lainnya yang disorot dalam diskusi adalah langkah berikutnya untuk membuat GFP-SPO sebagai dasar tata kelola yang lebih baik di sektor minyak sawit, pondasi untuk dialog transformatif mengenai keberlanjutan untuk semua minyak nabati, dan kolaborasi yang dibutuhkan di tingkat regional dan global.
Para pembicara menyampaikan beberapa poin penting dan diskusi interaktif menyimpulkan mengenai apa yang dimaksud makna kerangka ini dan langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Mewakili UNDP Indonesia, Dr. Agus Prabowo menekankan kontribusi minyak sawit berkelanjutan untuk mentransformasi sistem pangan.
Berdasarkan pengamatannya, Dr. Agus menyatakan GFP-SPO mencerminkan capain sangat penting CPOPC sebagai salah satu contoh transformasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem pangan dunia.
Dr. Agus mengingatkan pesan dari kegiatan UN World Food Summit untuk “membuat sistem pangan kita lebih berkelanjutan” dan menekankan bahwa hal tersebut merupakan cara paling baik untuk mengubah wacana dan membuat perubahan melalui ke-17 tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ditambahkan bahwa UNDP sangat menghargai pendekatan dan pandangan dan pendekatan dalam kerangka ini untuk mencapai SDGs. Mengingat dukungan seluruh pemangku kepentingan sangat penting, Dr. Shatadru Chattopadhayay menyampaikan dukungannya atas kerangka GFP-SPO.
Berikutnya dia menyarankan dua cara potensial agar kerangka ini terus berlanjut yaitu dengan melibatkan pemerintah dengan pemerintah, kemudian bisnis dengan bisnis, yang dapat dimulai dengan sebuah kerangka bersama untuk minyak sawit berkelanjutan seperti GFP-SPO.
Dia menggarisbawahi pentingnya satu landasan bersama untuk semua industri minyak dan lemak dan oleokimia di Asia yang tidak mendiskriminasi minyak sawit sama seperti minyak nabati lainnya. Tidak terdapat manfaat untuk melakukan pendekatan dan kebijakan yang diskriminatif.
Untuk itu, Dr. Shatadru juga menekankan bahwa dialog haruslah diutamakan, kerangka GFP-SPO dapat menjadi dasar dan agenda untuk berdialog dengan India, Tiongkok, Uni Eropa, dan negara-negara produsen lainnya di Afrika dan Amerika Selatan.
Sebagai langkah tindak lanjut, Sekretariat CPOPC akan terus berupaya mencapai tujuan utama dari GFP-SPO yaitu memulai kolaborasi dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk produsen minyak nabati lainnya, untuk menjadikan keberlanjutan sebagai suatu norma.
Langkah selanjutnya adalah membuat solusi dengan memperkuat standar keberlanjutan untuk sektor minyak sawit dan minyak nabati lainnya dalam semangat kemitraan dan pada saat yang sama menolak keputusan sepihak mengenai definisi dan apa yang dianggap berkelanjutan atau tidak.
Mengingat kerangka ini mengacu pada UN SDGs, terlihat jelas adanya kebutuhan untuk memperkenalkannya kepada seluru h badan dan agen PBB s eperti UN HighLevel Political Forum di ECOSOC pada bulan Juli tahun ini.
Kegiatan tersebut merupakan peluang baik untuk membangun dialog dengan seluruh pihak berdasarkan tujuan bersama mewujudkan standar global untuk seluruh minyak.