Gelaran tur promosi Kementerian Pertanian (Kementan) ke 10 negara melalui One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (Odicoff) membuahkan hasil yang luar biasa. Pasalnya, dari gelaran Odicoff tersebut telah tercapai kesepakatan senilai 4,77 Triliun.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menjelaskan, Odicoff, merupakan upaya Kementan untuk memacu nilai ekspor pertanian melalui kegiatan tur promosi. Hal ini sejalan dengan gagasan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks.
“Dalam acara Odicoff tersebut telah dicapai kesepakatan dan penandatanganan Memorandum of understanding (MoU) dan Letter of intent (LOI) antara Barantan Kementan RI dengan Karantina Pertanian Mesir senilai Rp. 4,7 triliun,” kata Bambang saat membuka acara promosi Odicoff di Hotel Grand Nile Tower, Kairo, Mesir, Selasa (30/11/2021).
Menurut Bambang, dalam MoU tersebut telah disepakati perdagangan kopi/Kontrak dagang (MoU) kopi dengan 4 perusahaansenilai USD 26,19 Juta atau setara dengan Rp. 366.710.000.
Sementara untuk LoI telah disepakai perdangan kopi dengan, Mohammad Haggag, GM of Golden Coffee Bean dengan varietas Kopi Robusta dan Arabika dari Lampung, sebanyak 2.400 ton per tahun. Kemudian dengan Ahmed Saber Mabrouk, Managing Director Mabrouk dengan komoditas Kopi Robusta dari Batu, Jawa Timur, sebanyak 240 ton/tahun dan Maha Ahmed Ibrahim, CEO of Trade Act dengan komoditas Kopi sebanyak 6.300 ton/tahun.
Kemudian dengan Sayed Ahmed Abdel Samie, GM of Al Rehab dengan komoditas Kopi Robusta sebanyak 250 ton per tahun, Rashad Montaser, CEO and Dounder are International fo Trading and Import untuk Kopi Sumatera (50%) dan Jawa (50%) 2.400 ton/tahun.
Sementara untuk RDP Palm Olein telah ditandatangani LoI dengan Yaman Itswani : CEO Egyptian Mediteranean Services sebesar 20.000 ton/per tahun pada 2022.
Selain itu, untuk investasi telah ada kesepakatan dengan Baraka contracting and Co, untuk komoditas kapas pada 2022 senilai $USD 600 juta.
“Alhamdulilah, dengan kualitas dan rasa yang khas, kopi kita baik robusta maupun arabica makin digemari,” Bambang.
Menurut Bambang, selain kopi, 10 komoditas pertanian tanah air yang telah berhasil masuk ke Mesir adalah minyak kelapa mentah, tepung kelapa, kakao pasta dan bubuk, tepung kelapa dan parut, karet lempengan, minyak sawit, pala biji dan cengkeh.
Dari data BPS, tercatat ekspor pertanian kita ke Mesir senilai 767,5 juta USD atau setara dengan Rp 10,7 triliun, dan sebaliknya, nilai impornya mencapai 43,2 juta USD atau Rp 604,8 miliar.
“Neraca perdagangan yang surplus ini, mari kita jaga dan tingkatkan bersama, ” ungkap Bambang.
Kuasa Usaha ad-interim KBRI Kairo Aji Mulya mengapresiasi tur promosi yang dilakukan Kementan karena membuka kesempatan baik untuk ragam komoditas dan pelaku usaha baru ke Mesir.
“Kehadiran Delri Odicoff menunjukan kesungguhan jajaran Kementan untuk menjaga kerjasama Indonesia – Mesir, dan tentunya sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional,” ujar Aji.
Emad Attiya, El Omda Coffee Company, salah satu importir yang telah membeli produk kopi Indonesia menyebut, saat ini makin banyak perusahaan Mesir dan Indonesia yang bekerja sama.
“Pengalaman saya selama ini, pemerintah Indonesia terus mempermudah proses ekspor dan impor produk pertanian. Saya yakin kedepan makin banyak bisnis yang dapat kita lakukan,” kata Yaman.
Sebagai informasi, rangkaian kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini terdiri dari pameran komoditas dan pertemuan bisnis.
Sebanyak 87 pelaku usaha agribisnis asal Mesir hadir dan 24 eksportir asal Indonesia hadir secara daring pada kegiatan Odicoff di Mesir.