Naila Khoirina, Isifaul Amla’ah, Nisrina Lutfi Apriliani, Shoffanisa Afia Zahra, keempatnya mahasiswi asal Universitas Negeri Semarang (Unnes) berhasil menyabet Juara I Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2023, yang digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Sementara juara II diraih oleh mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret, Agung Lucki Pradita dkk dan juara III diraih oleh mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara, Olivia Abira Rajagukguk dkk. Ketiga pemenang lomba tersebut masing-masing berhak mengantongi hadiah sebesar Rp50 juta, Rp35 juta dan Rp25 juta.
Acara tahunan ini diselenggarakan selama dua hari, yakni 1-2 Maret 2023 di Yogyakarta.
Kegiatan Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa telah dilaksanakan BPDPKS sebanyak 4 periode, yaitu tahun 2016, 2018, 2021 dan 2023 ini. Kegiatan ini dalam rangka memberikan apresiasi dan semangat kepada generasi muda untuk fokus dan berminat dalam melakukan penelitian tentang komoditas strategis nasional nasional, yakni kelapa sawit.
Mengalahkan sebanyak 29 kelompok peneliti lainnya, Naila dan timnya tampil percaya diri dan penuh persiapan mempresentasi hasil penelitian yang sudah mereka lakukan di depan Tim Penilai Lomba Riset Sawit, yang terdiri atas: Prof. Erliza Hambali, Dr. Verina J. Wargadalam, Prof. Dr. Gustan Pari, Dr. Ir. Aiyen, Dr. Ir. Donald Siahaan, Dr. Ir. Bandung Sahari, dan juri tamu Dr. Tony Liwang.
Naila Khoirina dkk, berhasil menyelesaikan risetnya dengan baik yang berjudul “SINTESIS REDUCED GRAPHENE OXIDE TERDOPING NITROGEN BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA ELEKTROKIMIA PADA KATODA BATERAI LITHIUM-ION”. Ini merupakan langkah kecil untuk dapat memanfaatkan biomassa kelapa sawit skala besar dalam produksi baterai sebagai sumber energi terbarukan.
Dengan melihat potensi pemanfaatan limbah/hasil samping kelapa sawit dan meningkatnya limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak mentah kelapa sawit, Naila dan tim melakukan terobosan untuk memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit diolah menjadi karbon sebagai komposit pada katoda baterai lithium-ion.
Dalam demonstrasi yang dilakukan pada waktu presentasi, baterai yang dihasilkan dari penelitian ini mampu menyalakan lampu senter. Output lainnya dari hasil penelitian tersebut, mereka telah melakukan permohonan paten sederhana prosedur riset, serta submit jurnal internasional Q1 biochar journal yang saat ini masih dalam tahapan under review.
Kegiatan riset Naila dan teman-teman masuk pada fokus riset bioenergi dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit yang menghasilkan material maju dalam hal ini senyawa graphene oxide. Graphene oxide memiliki luas permukaan yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan elektroda untuk baterai, kapasitor dan solar cell. Graphene oxide lebih murah dan lebih mudah untuk diproduksi daripada graphene, sehingga dapat memasuki produksi massal dan bisa digunakan dengan lebih cepat.
Dengan berbekal tandan kosong kelapa sawit yang diperoleh dari PT Paya Pinang Group pada waktu Capacity Building yang diselenggarakan oleh BPDPKS bagi 30 kelompok penelitian lainnya, Naila dan tim sangat baik memanfaatkan kesempatan walaupun di sekitar kampus mereka sangat jarang ditemukan pohon kelapa sawit. “Dari pengalaman kunjungan ke perkebunan dan pabrik kelapa sawit, wawasan kami mengenai kelapa sawit menjadi terbuka, betapa kaya dan hebatnya pohon sawit ini yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Hampir 100% produk yang kami gunakan setiap harinya berbasis sawit,” papar Naila pada saat diwawancarai setelah memenangkan lomba.
Dari hasil risetnya ini, Naila berharap bahwa produk baterai lithium berbasis tandan kosong miliknya ini dapat dikembangkan lebih lanjut, supaya dapat memiliki manfaat yang lebih luas untuk masyarakat di Indonesia, khususnya untuk petani sawit. “Semoga dengan diadakannya program ini, Indonesia dapat melahirkan para peneliti-peneliti kelapa sawit yang lebih keren dan lebih hebat sehingga dapat bermanfaat bagi negara Indonesia,” begitulah sepenggal harapan remaja asal Kudus ini.
Acara Final Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa tersebut, dibuka secara resmi oleh Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman. Dalam sambutan pidatonya, Eddy menyampaikan apresiasi dan memberikan semangat kepada generasi muda untuk fokus dan berminat dalam melakukan penelitian tentang komoditas kelapa sawit nasional.
Selain itu, pak dirut juga berharap kegiatan ini menjadi sebuah penyemangat bagi para generasi muda untuk berkontribusi nyata dalam memperkaya khasanah keilmuan tentang kelapa sawit. Semangat ini juga akan melahirkan teknologi-teknologi baru dan kajian yang mendalam tentang perkelapasawitan Indonesia.
Patut diketahui, saat proses penyampaian proposal pada Februari 2022 lalu, BPDPKS telah menerima sebanyak 351 proposal yang diusulkan oleh para mahasiswa S1 dan Diploma dari seluruh Indonesia. Setelah melewati serangkaian seleksi maka telah ditetapkan 30 riset yang layak didanai yang mewakili seluruh bidang penelitian antara lain: budidaya/ lahan/ tanah, biomaterial, bioenergi, pangan/kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, dan sosial ekonomi/ manajemen/ teknologi Informatika dan komunikasi.
Tiga puluh kelompok penelitian ini kemudian melaksanakan kegiatan penelitian yang didanai oleh BPDPKS dengan dana maksimal Rp 20 juta dalam jangka waktu 8 bulan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dan hasil penilaian laporan akhir, Tim Penilai Lomba Riset Sawit kemudian menetapkan 10 besar penelitian yang akan tampil pada Acara Final Lomba Riset.
Mereka adalah Agung Lucky Pradita dari Universitas Sebelas Maret; Choirunnisa Salsabila dari Universitas Lampung; Desvita Pitri dari Universitas Islam Sumatera Utara; Ibnu Tryansar Purba dari Universitas Sebelas Maret; Mutiah Suha Aditha dari IPB University; Naftali Canadian Putra Yakup dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember; Naila Khoirina dari Universitas Negeri Semarang; Oktaviani dari Politeknik LPP Yogyakarta; Olivia Abira Rajagukguk dari Universitas Sumatera Utara; dan Rifka Fariyanti dari Universitas Lampung. ***ADVERTORIAL