Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dibikin malu kepala dinas (kadis) pertanian. Dia pun memerintakan jajarannya untuk mencabut seluruh bantuan.
Diketahui, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Provinsi dan Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam Aster Kasdam (Aster Kasdam) melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dan kerja sama optimasi lahan rawa tahun ini di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (4/3).
Komandan Distrik Militer (Dandim) hadir lengkap dari 69 kabupaten. Sebaliknya, kadis, yang memiliki kewajiban optimasi lahan rawa seluas 400 ribu hektare tahun ini justru banyak yang tidak hadir.
Hal itu lantas membuat Mentan Amran malu dan memerintahkan jajarannya menghentikan semua bantuan, termasuk pupuk dan benih kepada 20 kadis yang tidak hadir pada kegiatan tersebut.
“Saya malu Dandim semua lengkap padahal beliau adalah supporting.Tolong pak dirjen jangan beri bantuan. Evaluasi yang tidak hadir. Itu nggak benar itu,” ungkap Mentan Amran.
Mentan Amran heran saat jajaran TNI, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan instansi pemerintah lainnya telah bekerja keras untuk pangan, kadis pertanian sebagian justru bermalas-malasan.
“Coret semua yang tidak hadir ini, kecuali ada alasan tertentu. Ini tidak benar urus rakyat. Tolong dirjen, semua dirjen dari tanaman perkebunan hingga pangan, stop bantuan. Kalau perlu pupuk nggak usah diberikan,” kata Mentan Amran.
Mentan Amran mengingatkan, kondisi perberasan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Bukan hanya dalam negeri, tetapi juga negara lain, bahkan lebih parah.
“Tahu nggak apa yang terjadi sekarang? Ini darurat pangan. Nggak main-main darurat pangan. Pangan kita kurang, negara lain juga kurang. Ini darurat pangan dunia, bukan Indonesia saja,” kata dia.
Mentan Amran menceritakan betapa sulitnya memperjuangkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah kuantum pupuk tahun ini dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
“Tahu saya tongkrongi Bapak Presiden tiga bulan. Aku tunggu moodnya beliau bagus baru diskusi dengan pupuk. Alhamdulillah presiden kita luar biasa, pupuk naik dua kali lipat dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton,” kata dia.
Oleh karena itulah, menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968 tidak bisa menerim alasan kadis, yang tidak menghadiri pertemuan tersebut, kecuali alasan tertentu, seperti berduka.
“Jadi, minta maaf Dandim yang datang, kadisnya acuh tak acuh. Tolong dicek pak dirjen bantuan pupuk, benih apa saja hentikan. Berita tahu yang tidak mau ikut perjanjian, dana tarik kembali pindahkan ke kadis-kadis yang hadir dan mau peduli,” kata dia.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil memastikan telah mengundang seluruh kadis pertanian tersebut.
“Dandim 69 kabupaten hadir. Dandim dengan gerak cepat mereka semua hadir. Saya tidak tahu alasan kenapa ada Kadis yang tidak dapat tiket, tapi Dandim semua hadir,” kata Ali Jamil.
Adapun kegiatan optimasi lahan rawa tahap awal tahun ini, kata Ali Jamil ditargetkan seluas 400 ribu hektare yang tersebar di sebelas provinsi.
“Sebelas provinsi yang datanya ada di kita itu paling besar Sumatere Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengan, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Lampung,” kata Ali Jamil.
Ali Jamil menjelaskan, optimasi lahan rawa ini berupa rehabilitasi pembangunan infrastruktur, yang terdiri dari saluran air, tanggul, benteng, dan pemasangan pipa air sesuai dengan kebutuhan petani.
“Itu relatif mudah karena itu sudah lahan eksisting yang sudah ber IP satu. Itu yang kita optimasi karena tata airnya belum selesai. Artinya kalau musim hujan petani tidak bisa tanam karena airn banyak,” kata Ali Jamil.
“Sekarang, kita rehab salurannya, tanggul-tanggul atau benteng-bentengnya supaya air tidak bisa masuk saat musim hujan besar. Nah, nanti saat kemarau ,air kita pompa,” kata Ali Jamil menambahkan.
Ali Jamil berharap, dari optimasi ini IP bisa meningkat dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam, bahkan tiga kali tanam per tahun. Sehingga, dari lahan rawa ini nantinya ada tambahan stok beras nasional.
“Kita berandai-andai 400 ribu hektare itu bisa kita tanam normal semuanya, nanti itu ke depan IP-nya minimal dua begitu airnya bisa diatur dengan baik. Kalau nanti produktivitas rawa kita ini 5 ton per hektare tinggal kalikan saja 400 ribu hektare. Jadi aman,” imbuh dia.
Di tempat yagn sama, Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kasad, Brigjen TNI, Heri Susanto mengatakan TNI siap menyukseskan kegiatan optimasi lahan rawa, perluasan areal tanam dan pompanisasi.
Secara teknis, Heri mengatakan, TNI akan melakukan pendampingan dan membantu pelaksanaan di lapangan bersama dinas pertanian dan petani.
“Kami TNI siap mendukung apa yang disampaikan Pak Menteri dalam akselerasi produksi melalui kegiatan penambahan luas tanam, optimasi lahan dan pompanisa. Kami yakin mencapainya. Pak Menteri yakin, kami tambah yakin bisa mengerjakanya,” imbuh Heri.