Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggandeng Tentara Negara Indonesia (TNI) untuk mewujudkan kembali swasembada beras dengan mengoptimalkan lahan rawa, yang ada di Indonesia.
Hal ini disampaikan Mentan Amran pada penandatangan Nota Kesepakatan (MoU) Kementerian Pertanian (Kementan) dengan TNI tentang Dukungan Pelaksanaan Pembangunan Pertanian di Rumah Dinas Panglima TNI, Jakarta, Senin, (4/12).
Diakui Mentan Amran bahwa swasembada beras yang terjadi di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), yakni tahun 2017, 2019, dan 2020 tidak lepas dari dukungan TNI melalui Pembina Desa (Babinsa) di seluruh Tanah Air.
“Saya katakan ini tidak sulit untuk mengembalikan kondisi ini (dari impor beras menjadi swasembada, Red),” kata tegas Mentan Amran.
Hal ini Mantan Amran katakan lantaran Indonesia mempunyai 10 juta hektare lahan rawa mineral yang bisa digarap menjadi lahan produktif.
“Lahan baku pertanian kita sekarang 7,3 hektare. Artinya bisa dua kali lipat. Kita juga mampu memberi makan pada penduduk Indonesia sampai satu miliar ke depan. Tetapi, harus disiapkan dari sekarang,” katan Mentan Amran.
Munurut Amran, 1 juta hektare lahan rawa saja yang digarap secara optimal, Indonesia sudah mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor beras dan bahkan tidak perlu impor lagi di tahun depan.
“Ini kalau kita hidupkan kembali target kita 1 juta, kalau kita bisa capai kami yakin impor tahun depan menurun, tahun berikutnya 1 juta, itu bisa swasembada, tahun ketiga itu bisa berdaulat, dan berikutnya kita bisa menjadi negara superpower dunia,” tegas dia.
Sementara itu, Panglima TNI, Agus Subiyanto menyebutkan poin penting dalam penandatangan MoU ini adalah pendampingan pelaksanaan program pembangunan pertanian, peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, kapasitas SDM dan optimasi lahan TNI untuk pertanian.
TNI memiliki lahan pertanian dan Kemetan mendukung penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), benih, pupuk dan lainnya untuk kebutuhan produksi hingga pasca panen.
“Kita juga akan bekali Babinsa tentang pertanian agar bisa membantu Penyuluh Petani Lapangan (PPL) untuk mengembangkan lahan. Kita tahu daerah memiliki tipologi lahan yang berbeda, misalnya daerah pegunungan kekurangan air sehingga TNI mendorongnya untuk dibuatkan irigasi dengan berkoordinasi juga dengan Kementerian PUPR,” ungkapnya.
“Tujuan kerja sama ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai visi misi saya waktu fit and proper test. Kerja sama dengan Kementan ini pun penting karena kondisi banyak negara yang sudah mulai kelaparan, sehingga kita harus sinergi perkuat pangan,” tambah Agus.