Musim Mas, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi siap memasarkan 4 varietas baru kelapa sawit unggul, hasil temuannya ke pasar mulai tahun 2024.
Dengan kapasitas total 10 juta benih per tahun, untuk tahap awal, perusahaan akan memproduksi 6 juta benih sawit terlebih dahulu.
Pada akhir Oktober 2023 lalu, tepatnya pada Kamis 26 Oktober 2023, 4 varietas kelapa sawit baru yang dikembangkan Tim Genetic Research Centre Musim Mas, yaitu kelapa sawit hybrid DxP Musim Mas GS1; DxP Musim Mas GS2; DxP Musim Mas GS3; dan DxP Musim Mas GS4, telah mendapatkan persetujuan dari Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan untuk dilepas.
Musim Mas, yang memiliki komitmen kuat atas keberlanjutan, sangat memahami pentingnya penggunaan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Riset yang dilakukan sejak tahun 2010 di salah
satu perkebunan Musim Mas di lokasi Kebun Sawit Sorek, Kabupaten Pelalawan, Riau ini telah memberikan terobosan baru dalam pemuliaan benih kelapa sawit.
Tanpa mengurangi prosedur yang ketat, tim peneliti Musim Mas menginisiasi Accelerated Breeding Program, atau pembiakan yang dipercepat, yang mampu menghasilkan 4 varietas unggul dalam jangka waktu 12 tahun (4 tahun lebih cepat dari prosedur riset pada umumnya).
“Berkat kerjasama dan komitmen tim peneliti Musim Mas, dengan bangga kami umumkan bahwa varietas terbaru Musim Mas telah bisa digunakan setelah mendapatkan persetujuan Tim Penilai Varietas. Dalam penelitian yang dilakukan, fokus utama kami adalah menghasilkan varietas baru yang memiliki nilai total produksi minyak yang tinggi per hektar,” ungkap TK Lim, Director of Strategy & Planning di Grup Musim Mas.
Varietas seri Musim Mas GS ini berpotensi mencapai TBS (Tandan Buah Segar) sawit rata-rata 4 tahun panen perdana, yakni lebih dari 28 ton/ha/tahun dan minyak mentah sawit (CPO) 8,80 ton/ha/tahun. Dari tahun keempat ke atas, potensi produksi rata-rata TBS bisa melebihi 34 ton/ha/tahun dan total minyak 10,40 ton CPO/ha/tahun.
Selain memiliki potensi produksi minyak yang tinggi, keunggulan lain varietas seri ini adalah tanamannya sudah mulai berproduksi pada usia tanam 25 bulan (secara umum 30 bulan). Keempat varietas ini juga sudah diuji di beberapa lokasi di Indonesia yang memiliki kondisi tanah dan curah hujan yang berbeda, dengan hasil yang memuaskan.
IP Wai Meng, Senior Manager Plant Breeder PT Musim Mas menambahkan, secara komersial 4 varietas baru hasil temuan Musim Mas ini akan diproduksi secara massal mulai tahun 2024. Musim Mas memang telah menyiapkan sarana untuk memperbanyak benih sawit unggul ini dengan kapasitas 10 juta benih.
“Namun, untuk tahap awal kami akan memproduksi sekitar 6 juta benih sawit terlebih dahulu,” kata IP Wai seraya menambahkan, dan setiap tahun akan ditingkatkan produksinya hingga mencapai sekitar 10 juta benih.
Pemulia senior benih sawit ini juga mengingatkan betapa saat ini beredar di pasaran atau yang diperjualbelikan melalui online bahwa benih sawit ada yang harganya cuma Rp1.000 per kecambah. “Kalau harganya hanya Rp1.000 tersebut, kami tidak merekomendasikan karena kemungkinan adalah jenis benih palsu. Yang paling masuk akal adalah jika ada penjual yang menawarkan benih bersertifikat untuk sawit dengan harga sekitar Rp10.000 per kecambah, ungkapnya.
TK Lim lebih jauh mengemukakan, kebun Grup Musim Mas telah mencapai rata-rata produksi minyak sawit (CPO) yang tinggi dan konsisten di atas 5,5 ton CPO/ha/tahun sejak tahun 2019-2022, yakni 4 tahun berturut-turut. Ini adalah hasil kerjasama antara semua level dalam tim manajemen yang cukup kompak dan mendapat dukungan kuat dari setiap pekerja di Grup Musim Mas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata CPO industri sawit di Indonesia di tahun 2022 yaitu sebesar hampir 3,9 ton/ha, maka dapat diartikan bahwa Grup Musim Mas 40% lebih efisien dalam mengelola lahan kelapa sawit. Untuk lebih meningkatkan lagi produktivitas lahan kelapa sawit, maka dibutuhkan varietas kelapa sawit baru yang memiliki potensi yang lebih tinggi.
Pada tahap awal, penggunaan varietas baru ini akan dilakukan di kebun sawit milik Grup Musim Mas, dan selanjutnya direncanakan untuk dapat diperluas pemanfaatannya oleh Petani KKPA dan Petani Swadaya.
Penelitian varietas baru ini menjadi salah satu perwujudan pilar kebijakan keberlanjutan Musim Mas untuk menjadi pelopor inovasi dalam praktek keberlanjutan. Sedangkan pemanfaatan varietas yang lebih luas kepada petani merupakan implemetasi dari kebijakan keberlanjutan Musim Mas lainnya, yaitu meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat.
Bagi Musim Mas, petani swadaya adalah masa depan industri sawit, karena saat ini hampir 41% lahan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh petani swadaya. Namun, mereka memiliki tantangan, salah satunya adalah hasil kebun yang rendah.
Sejak 2015, Musim Mas telah memiliki program pemberdayaan petani swadaya dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mereka, salah satunya terkait praktik perkebunan yang baik. “Ke depan, melalui pemanfaatan bibit varietas terbaru kami, petani swadaya juga dapat meningkatkan kualitas panen mereka, dan secara tidak langsung hal ini juga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan lahan.,” pungkas TK Lim. ***AP