MUTU International Siap Dukung Bursa Karbon Indonesia, Sudah Terbitkan Ratusan Sertifikat

0

PT Mutuagung Lestari (MUTU International), perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasia tau TIC, menyatakan siap mendukung perdagangan karbon melalui adanya bursa karbon yang rencananya berjalan mulai September 2023.

Dukungan ini seiring dengan Perusahaan yang sudah menjadi LembagaV alidasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga mengatakan sebagai perusahaan dengan bisnis Testing, Inspection, and Certification (TIC), MUTU International sudah sangat siap untuk mendukung berhasilnya implementasi bursa karbon. Hal ini mengingat MUTU International merupakan salah satu

Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (LVV GRK) yang sudah terakreditasi KAN sejak tahun 2015 untuk menyelenggarakan penilaian kesesuaian berupa kegiatan validasi dan verifikasi berdasarkan ISO/IEC 14065:2020 General principles and requirements for bodies validating and verifying environmental information.

“MUTU International sudah memiliki ekosistem bisnis yang sesuai untuk bursa karbon yakni sudah diakreditasi sebagai LVV GRK oleh KAN. Kegiatan validasi dan verifikasi ini adalah salah satu dari bisnis utama MUTU International. Hingga saat ini, MUTU international telah menerbitkan 11 laporan validasidan verifikasi gas rumah kaca dengan berbagai skema dan program serta terdapat 8 kegiatan yang akandan sedang berlangsung pada tahun ini. MUTU International juga telah menerbitkan 105 sertifikat denganskema International Sustainable Carbon Certification (ISCC) pada tahun 2022” kata Arifin, di Jakarta(22/5/2023).

MUTU International melakukan validasi dan verifikasi proyek berdasarkan ISO 14064-2 yakni serangkaiansistem pengelolaan gas rumah kaca yang menyediakan program keberlanjutan bagi organisasi untukmeningkatkan efisiensi pengelolaan energi dalam kegiatan usaha pelanggan. MUTU juga menjadi Third

Party Entry (TPE) yang melakukan validasi dan verifikasi terhadap proyek dengan mekanisme kreditbersama atau joint credit mechanism (JCM), yakni Komite Bersama antara Pemerintah Jepang dan

Indonesia yang memiliki visi untuk mengurangi emisi karbon melalui penghematan energi dengan caramenerapkan teknologi efisiensi energi yang tinggi untuk kegiatan usaha di bidang industri jasa, pengolahandan atau manufaktur.

Selain itu, MUTU International juga melakukan verifikasi terhadap Laporan Emisi Tahunan yang dibuat olehMaskapai Penerbangan melalui program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for InternationalAviation (CORSIA), sebuah skema yang dibuat oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalamupaya dunia internasional dalam mengurangi gas buang CO2 pada penerbangan internasional.

Direktur Mutu International Irham Budiman mengatakan MUTU International bahkan telah berkontribusi sebagai lembaga validasi dan verifikasi independen untuk penyelenggaraan Nilai Ekonomi

Karbon (NEK), yang memberikan penilaian terhadap Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi (DRAM) dansebagai Verifikator yang memberikan Penilaian terhadap laporan implementasi dan monitoring Aksi

Mitigasi yang disusun oleh Penyelenggara Aksi Mitigasi pada proses Registrasi SRN PPI dan pengajuanpenerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

Potensi Bursa Karbon

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempersiapkan bursa perdagangan karbon yang ditargetkan meluncur pada September 2023 dan akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu yang sedangdisiapkan adalah peraturan dan mekanisme perdagangan karbon di BEI. Bursa karbon diatur dalam

Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau PPSK.

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnyamengatakan potensi karbon di Indonesia sangat besar. Namun untuk dapat memperdagangkan karbon,perlu adanya sertifikasi konsesi lahan penghasil karbon.

Irham Budiman yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Penilai Kesesuaian SeluruhIndonesia (ALSI) mengatakan bursa karbon sangat dibutuhkan karena sejalan dengan upaya Pemerintah

Indonesia untuk mencapai target nationally determined contribution (NDC) sebesar 29% – 41% pada 2030serta net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.

Analisis Carbon Brief pada Oktober 2021 mengungkap, Indonesia menempati peringkat kelima negarapenghasil emisi terbesar dunia sejak tahun 1850. Kontribusinya mencapai 4%. Badan Pusat Statistik (BPS)2019 mencatat, emisi karbon Indonesia mencapai 932.000 ton karbon dioksida (CO2) pada 2001. Angkaini meningkat menjadi 1,15 juta ton CO2 pada 2017. Penyumbang terbesar adalah sektor energi dan sektorkehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU). Pada 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM) menyatakan jumlah emisi karbon dioksida yang dihasilkan di Indonesia mencapai 1.262 gigaton. Pemerintah telah menargetkan bauran energi terbarukan 23% pada 2025.

“Perlu keseriusan bersama dari seluruh pihak untuk mengurangi emisi karbon di Tanah Air. Bursa karbonmerupakan salah satu upaya yang perlu didukung dengan eksosistem bisnis di masing-masing institusi.MUTU International sebagai salah satu anggota ALSI, perkumpulan perusahaan TIC, sudah memiliki ekosistem pendukung tersebut,” tutup Irham. ****

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini