Pemerintah Akan Serap Karet Rakyat

0
pemerintah akan serap karet rakyat

Terus menurunnya harga jual karet alam, mendorong Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan. Hasilnya, pemerintah akan menyerap produksi karet dan akan memanfaatkan untuk campuran pembuatan aspal.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga. Menurut dia, pemerintah telah mengkaji pemanfaatan karet alam untuk pembangunan jalan. Hasilnya, karet alam dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas aspal dalam pembangunan jalan.

“Karena karet harganya lagi turun, jadi Menko Perekonomian memberikan rekomendasi produk apa yang bisa didukung dan memanfaatkan kareta alam tersebut. Dari PU diminta pemikirannya, selama ini sudah berbicara setahun. Dua tahun lalu kita sudah melakukan uji coba di antaranya karet alam itu bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja aspal jalan,” kata Danis di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, baru-baru ini.

Danis mengatakan, pemanfaatan tersebut memerlukan adanya dukungan dari industri, supaya bisa memproses karet dari mentah menjadi lembar-lembar bisa digunakan untuk keperluan tersebut.

Selama dua tahun belakangan ini, lanjutnya, pemerintah sudah membicarakan dan melakukan uji coba pemanfaatan karet untuk proyek infrastruktur yaitu aspal jalan. Peningkatan penyerapan karet akan terus dilakukan hingga pembangunan proyek irigasi.

“Kemudian juga dilakukan identifikasi dan jadi barang untuk pintu-pintu irigasi saluran tersier, ada besinya, ada plat yang biasanya dari baja, itu kita ubah jadi lembaran karet. Itu ternyata dilihat harganya lebih murah dan pemeliharaan lebih mudah dan aman karena bukan besi,” paparnya.

Selama ini, menurutnya, industri karet hanya menjual mentah, padahal‎ seharusnya ada pengolahan seperti yang dilakukan industri tambang dengan smelter.

“Saya kemarin bertemu dengan ahli yang gunakan karet bekas itu dan bisa dipakai. Jadi sebenarnya secara teknologi, terkait karet dan plastik kita sudah menguasai prosesnya,” ungkap Danis.

Pada saat bersamaan Balitbang Kementerian PUPR juga telah melaksanakan uji coba pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan campuran aspal.

Kementerian PUPR sendiri berkomitmen untuk menyerap 60 ribu ton karet alam produksi petani. Karet tersebut digunakan sebagai bahan campuran aspal untuk pengerasan lapisan jalan.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan, kebutuhan aspal di Indonesia terus meningkat, namun belum diimbangi dengan tingkat ketersediaan aspal yang memadai.

“Kebutuhan aspal di Indonesia diperkirakan sebesar 1,2 juta ton per tahun, sementara kilang Pertamina hanya bisa menyuplai 300.000 ton,” ujar Arie.

Untuk itu, lanjut Arie, Direktorat Jenderal Bina Marga saat ini mendapat tugas untuk menyerap kelebihan pasokan karet alam dan meningkatkan performa pengerasan aspal. Dia menjelaskan, aspal yang dicampur karet akan memberikan berbagai kelebihan di antaranya lebih lentur dan kedap air, meski diperlukan cara pengerjaan yang lebih teliti serta penyesuaian peralatan kerja.

Jika itu bisa dicapai, kata Arie, akan dihasilkan lapisan pengerasan yang sedikit lebih tipis dan kedap, sehingga bisa menutup retakan pada lapisan fondasi di bawahnya.

“Di luar negeri teknologi tersebut sudah proven, tetapi dengan menggunakan parutan atau serbuk karet bekas,” ungkapnya.

Secara bertahap, kata dia, pihaknya bakal menciptakan pengerasan jalan yang ramah lingkungan, berkeselamatan, dan dapat menyerap karet alam. Tak berhenti di situ, pemanfaatan karet untuk aspal juga akan menyelamatkan para petani karet di tengah harga produk yang terus merosot karena kelebihan pasokan.

Menurut Arie, pihaknya telah melakukan berbagai uji coba pengaspalan jalan dengan menggunakan campuran aspal. Pertama adalah di jalan Cikampek-Karawang dan Jalan Lido Sukabumi. Lalu bagaimana hasilnya?

“Aspal yang dicampur karet akan memberikan berbagai kelebihan, antara lain lebih lentur,” kata Arie.

Dia menambahkan, aspal karet alam dapat meningkatkan kualitas pengerasan aspal dalam hal usia dan ketahanan terhadap air. Sehingga kualitas aspal yang dicampur karet lebih tahan lama dibandingkan aspal biasa.

“Campuran aspal karet diharapkan menghasilkan campuran yang lebih lentur dan kedap air. Jika ini bisa dicapai, akan dihasilkan lapisan pengerasan yang sedikit lebih tipis (penghematan) dan kedap, sehingga bisa menutup retakan-retakan pada lapisan pondasi di bawahnya. Sehingga pengerasan akan tidak rentan terhadap air. Pastinya perlu didukung oleh sistem drainase baik,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, Mohamad Alwi mengatakan, pemanfaatan karet dalam negeri juga dioptimalkan untuk prasarana moda transportasi, baik laut, darat, kereta api hingga udara.

“Bentuknya seperti contoh di dermaga buat fender untuk sandar kapal, jadi tidak kena beton dan ombak. Untuk kendaraan juga karet semua, kereta buat peredam dan sebagainya. Jadi memanfaatkan hasil karet kita,” ujarnya.** SH, TOS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini