Petani Binaan Musim Mas Raih Kredit RSPO Rp20 Miliar Tahun Ini

0

Sebanyak 4.586 petani swadaya sawit binaan Musim Mas yang tersebar di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan yang total luas lahan sawitnya mencapai 11.011 hektar, tahun ini berhasil mendapatkan kredit RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) senilai Rp20,3 miliar.

Musim Mas menjembatani penjualan kredit tersebut kepada mitra perusahaan melalui RSPO PalmTrace, sebuah platform yang menghubungkan penjual dan pembeli minyak kelapa sawit tersertifikasi RSPO yang dapat dilacak.

Para petani swadaya tersebut merupakan peserta program Training for Smallholders Musim Mas dan telah berhasil mendapatkan sertifikat RSPO. Sebanyak 4.586 petani swadaya dengan cakupan lahan seluas 11.011,43 hektar tersebut juga tergabung dalam enam Asosiasi

Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas yang berlokasi di wilayah Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan.

Jika digabungkan, total penjualan kredit RSPO yang diperoleh petani swadaya binaan Musim Mas sejak 2020 hingga 2023 mencapai sebesar Rp39 miliar, dan tahun ini merupakan nilai penjualan tertinggi, mengingat tahun 2020 hanya Rp1,47 miliar; tahun 2021 sebesar Rp6,24 miliar; serta tahun 2022 sebesar Rp10,98 miliar.

Dan pada hari ini, Kamis (23 November 2023), Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, memfasilitasi penyerahan kredit RSPO secara simbolis kepada petani sawit swadaya senilai Rp20.318.319.713.

Pada acara penyerahan tersebut, Mahatma Windrawan, Deputi Direktur untuk Transformasi RSPO mengungkapkan, untuk jangka panjang ke depan, kesejahteraan produsen maupun petani, hanya dapat diperoleh bila kelapa sawit diproduksi secara berkelanjutan. Sertifikasi RSPO yang menerapkan prinsip dan kriteria keberlanjutan yang ketat, memungkinkan produk sawit Indonesia masuk di pasar dunia.

“Kami sangat mengapresiasi Musim Mas yang telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya dengan penuh dedikasi, sehingga para petani swadaya yang dibina dan didampingi dapat menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan,” kata Windrawan menekankan.

Menurut Windrawan, jumlah petani swadaya tersertifikasi naik setiap tahun, yang membuktikan semangat industri kelapa sawit untuk menjadi lebih berkelanjutan. Akhir tahun 2022 saja, jumlah petani swadaya yang telah tersertifikasi RSPO sebanyak 15.485 petani, yang mencakup lahan seluas 35.706 hektar, di mana hampir sepertiga dari petani tersebut adalah petani yang dibina dan didampingi oleh Musim Mas.

Sebagai perusahaan kelapa sawit terintegrasi, sustainable palm oil sudah menjadi bagian utama dalam strategi bisnis Musim Mas. Kebijakan untuk keberlanjutan ini diwujudkan melalui komitmen No Deforestation, No Peat, and No Exploitation; tidak hanya untuk operasional perusahaan, namun juga bagi pemasok dan kontraktor yang bekerja sama dengannya.

Untuk itu, Musim Mas selalu berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang paling ketat, agar dapat memastikan operasionalnya selalu mematuhi standar, skema, dan tolok ukur sertifikasi kelapa sawit terkemuka, di antaranya sertifikasi RSPO.

Tahun 2019, Musim Mas menjadi perusahaan kelapa sawit pertama yang tersertifikasi RSPO secara global, dan dua tahun berikutnya, 2021, Musim Mas sudah 100% tersertifikasi RSPO untuk pabrik yang terintegrasi.

Salah satu fokus kebijakan untuk keberlanjutan Musim Mas adalah meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat. Di Indonesia, petani swadaya mengelola sekitar 41% dari total lahan perkebunan sawit yang ada, dan menyumbang 35% dari produksi minyak sawit yang dihasilkan di negara ini.

Namun, sebagian besar dari mereka masih terkendala dalam menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, hasil kebun yang sedikit, tidak memiliki akses finansial, dan pasar. Melalui program Training for Smallholders, Musim Mas memberikan pelatihan dan pendampingan dengan menggunakan modul berdasarkan empat pilar Prinsip dan Kriteria RSPO, yaitu Lingkungan, Manajemen Bisnis, Sosial dan Tantangan lain, yang dapat

meningkatkan produksi petani dengan lahan yang ada, dan mendorong sertifikasi agar dapat mengakses pasar global.

Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto,yang juga hadir di acara itu mengatakan, program pelatihan petani swadaya Musim Mas mengharuskan dirinya dan juga petani dalam asosiasinya untuk benar-benar menerapkan praktik-praktik berkebun yang baik dan benar.

“Tidak mudah memang, namun setelah dijalani, memberikan hasil panen yang lebih banyak dan bagus. Kami juga didorong untuk mengikuti program sertifikasi RSPO, sehingga kami bisa mendapat kredit RSPO ini,” katanya dengan nada sumringah.

Syahrianto berharap program pelatihan ini bisa diterapkan lebih luas lagi, sehingga lebih banyak petani swadaya yang dapat menerapkan sawit berkelanjutan.

Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager Musim Mas Group menambahkan, petani swadaya merupakan salah satu kunci untuk pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia yang berkelanjutan. Karena itu, ke depan pemberdayaan petani menjadi salah satu prioritas bagi Musim Mas.

“Bila para petani swadaya kelapa sawit dapat menerapkan praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan, ditambah dengan sertifikasi, maka kami percaya industri kelapa sawit Indonesia bisa lebih bersaing di pasar global,” kata Rudman pada acara penyerahan kredit RSPO yang dikemas dalam media workshop bertajuk “Memahami Sertifikasi dan Kredit RSPO: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Swadaya dalam Industri Sawit Berkelanjutan”, yang dipandu oleh Reza Rinaldi Mardja, Indonesia Communications Lead, Musim Mas Group tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, kesejahteraan petani swadaya juga akan lebih baik melalui peningkatan hasil panen dan akses pasar.

Musim Mas telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya sejak tahun 2015. Saat ini, program pemberdayaan melalui pelatihan untuk petani tersebut memiliki dua pendekatan, yaitu Training for Smallholders yaitu program pelatihan petani secara langsung, dan Training for Trainers: Smallholders Hub yaitu program pelatihan untuk Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), yang akan diteruskan kepada petani swadaya di masing-masing lokasi.

Program ini telah melibatkan lebih dari 42.900 petani swadaya, dan dijalankan di enam provinsi di Indonesia. Melalui komitmennya yang kuat terhadap dampak dan perubahan positif pada petani swadaya, Musim Mas Group dan Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas

(GAPSIMA) dianugerahi penghargaan Smallholders Impact Program dalam RSPO Excellence Awards tahun 2022 dan 2023. ***AP

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini