Sinar Mas Agribusiness and Food dan Universitas Tanjungpura menjalin kerja sama riset keanekaragaman hayati di area konservasi perusahaan yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Kegiatan yang akan berlangsung selama satu tahun ini meliputi pemantauan kucing hutan, studi keragaman kantong semar, dan studi pendeteksian spesies melalui teknik DNA lingkungan (environmental DNA/e-DNA). Program ini bertujuan menjaga dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati.
Menurut Head of Conservation Assessment Department, Sinar Mas Agribusiness and Food, Ahmad Yudana, keanekaragaman hayati merupakan komponen penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Area yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi akan lebih dapat menjamin keberlanjutan proses ekologi, termasuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
“Berdasarkan kajian keanekaragaman hayati di area perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food, beragam spesies flora maupun fauna masih terjaga dengan baik keberadaannya, terutama pada area-area yang menjadi areal konservasi perusahaan. Meskipun demikian, dibutuhkan penelitian lanjutan bersama para mitra, dalam hal ini perguruan tinggi, untuk memperbarui informasi keanekaragaman hayati yang ada,” ujar Yuda.
Kajian riset ini merupakan pengembangan dari kegiatan 2017 lalu, yakni riset yang dilakukan perusahaan mengenai keberadaan mamalia. Pada penelitian itu, dijumpai spesies kucing hutan jenis kucing tandang dan kucing batu. Sinar Mas Agribusiness and Food beserta Universitas Tanjungpura kemudian sepakat meneliti lebih lanjut tentang keberadaan spesies tersebut.
Pada studi kali ini, para peneliti juga akan mempelajari dan mendata dengan lebih detil varietas dari tumbuhan kantong semar yang sering dijumpai di area konservasi perusahaan. Sementara itu, teknik DNA lingkungan akan mendeteksi flora dan fauna asli pada area tersebut, yang kemudian akan digunakan sebagai dasar dari upaya konservasi perusahaan ke depannya. Hal ini merupakan langkah penting untuk menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan area konservasi yang dikelola oleh perusahaan.
Tim Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Terpadu Universitas Tanjungpura, yang diwakili oleh Kiki Prio Utomo, mengatakan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam transfer pengetahuan dan mendukung perusahaan untuk mewujudkan komitmen pelestarian lingkungan. Menurut Kiki, perguruan tinggi bukan hanya berfungsi sebagai tempat berkembangnya pengetahuan, tetapi juga menawarkan solusi terhadap apa yang dihadapi mitra di lapangan.
“Kolaborasi ini membuka ruang bagi kedua pihak untuk mengembangkan kepakarannya masing-masing dan meningkatkan terus kualitas pengelolaan area konservasi yang ada. Bagi perguruan tinggi, kami dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di lingkungan kampus, dan perusahaan akan memperoleh manfaat dari identifikasi keanekaragaman hayati di areanya,” ungkap Kiki.