Toko Kopi Tuku membuka gerai kopi sementara atau kedai kopi pop-up pertamanya di luar negeri, tepatnya di Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Kedai tersebut dibuka pada 25 Maret 2024—10 Mei 2024.
Tujuan Toko Kopi Tuku membuka kedai kopi pop-up ini untuk mengeksplorasi peluang ekspansi bisnis di Korea Selatan untuk produk kopi dan peralatan penyeduhannya.
Dengan adanya kedai tersebut, Toko Kopi Tuku dapat melihat antusiasme konsumen dan mempelajari perilaku konsumen.
Selain itu, Toko Kopi Tuku bisa memperoleh informasi pasar di Korea Selatan dan membangun jaringan komunitas setempat untuk memperkenalkan dan mempromosikan
kekayaan budaya kopi Indonesia di Korea Selatan.
Korea Selatan dipilih sebagai tujuan ekspansi dikarenakan kecintaan masyarakat Korea Selatan terhadap budaya minum kopi.
“Hadirnya kedai kopi pop-up ini sangat bermanfaat bagi pelaku usaha untuk mengetahui dan memperoleh informasi pasar suatu produk, dalam hal ini produk kopi. Pelaku usaha juga dapat berinteraksi secara langsung dan menangkap keinginan konsumen,” jelas Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika dalam keterangan resminya diterima, Jakarta, Jumat (19/4).
Atase Perdagangan Seoul, Eko Prilianto Sudrajat juga menyatakan dukungannya terhadap upaya yang dilakukan Toko Kopi Tuku.
Menurut dia, pembukaan kedai kopi pop-up sejalan dengan program Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Korea Selatan.
“Kemendag terus mendukung upaya yang dilakukan pelaku usaha dengan membuka kedai pop-up seperti ini maupun dalam bentuk lainnya untuk mengekspor produk Indonesia di Korea Selatan,” ujar Eko.
Toko Kopi Tuku merupakan pelopor kopi susu dengan gula aren yang kini menjadi tren di Indonesia. Pada kedai kopi pop-up, Toko Kopi Tuku tidak hanya menghadirkan produk kopi, tetapi juga membawa keberagaman biji kopi dan gula aren lokal Indonesia.
CEO & Founder Toko Kopi Tuku, Andanu Prasetyo menjelaskan, Toko Kopi Tuku di Seoul tidak hanya menghadirkan menu es Kopi Susu Tetangga dan Tetangga Blend, tetapi juga menjual produk-produ klain, seperti gula aren yang merupakan hasil kolaborasi dengan salah satu produsen gula aren yaitu Beragam.
Toko Kopi Tuku juga menjual biji kopi dari beberapa daerah di Indonesia berkolaborasi dengan sejumlah produsen kopi lokal, salah satunya Adena Coffee.
Untuk sajian minuman coklat, Toko Kopi Tuku berkolaborasi dengan produsen cokelat Pipiltin Cocoa yang telah menjadi mitranya sejak lama.
Andanu menyatakan, kolaborasi yang telah berjalan dapat memberikan inovasi dan rasa terbaik Toko Kopi Tuku.
“Kolaborasi tersebut semakin menegaskan komitmen Toko Kopi Tuku untuk selalu memberikan inovasi dan rasa terbaik kepada seluruh penggemar Toko Kopi Tuku,” urai Andanu.
Dalam kunjungan kerjanya ke Seoul, Korea Selatan, Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia Kemendag, Rusmin Amin yang mengunjungi kedai pop-up Toko Kopi Tuku menyatakan, merupakan pengalaman berharga dapat menikmati kopi susu gula aren asal Indonesia di Korea Selatan.
“Kedai pop-up seperti ini diharapkan dapat meningkatkan semangat pelaku usaha
untuk berani berekspansi bisnis,” ujar Amin.
Pada 2023, berdasarkan data Korea International Trade Association (KITA), Korea Selatan mengimpor kopi dari Indonesia sebesar USD 11,2 juta.
Pada periode 2019—2023 impor kopi tersebut mengalami peningkatan tren rata-rata 3,85 persen. Ini membuktikan bahwa publik Korea Selatan menggemari produk kopi asal Indonesia.
Total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Korea Selatan tahun 2023 mencapai USD 18,17 miliar. Tren perdagangan nonmigas kedua negara mengalami peningkatan pada periode lima tahun terakhir (2019—2023) sebesar 12,14 persen.
Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tahun 2023 tercatat sebesar USD 8,60 miliar. Tren nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan pada periode lima tahun terakhir (2019—2023) mengalami peningkatan 14,21 persen.
Sedangkan, nilai impor nonmigas Indonesia dari Korea Selatan pada 2023 adalah USD 9,57 miliar. Tren nilai impor nonmigas Indonesia dari Korea Selatan meningkat dalam lima tahun terakhir (2019—2023) sebesar 10,26 persen.