Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi melepas ekspor produk suplemen pakan ternak dan pakan ternak milik PT Nutricell Pacific ke negara Jepang dan Vietnan di Serpong Kabupaten Tangerang Selatan (29/1).
Suplemen pakan ternak sebanyak 14 ton atau senilai USD 13.320 diekspor ke Jepang dan pakan ternak sebanyak 1.200 box atau setara USD 35.000 diekspor ke negara Vietnam.
“Ini merupakan terobosan baru karena kita ketahui pasar Jepang sangat sulit ditembus, Alhamdulillah sekarang bisa masuk,” ujarnya.
Wamentan Harvick mengatakan, kekayaan sumber daya alam dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor pendukung utama yang bisa dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara produsen besar.
Dengan memanfaatkan potensi yang ada, lanjut dia, Indonesia dapat mengekspor berbagai macam kebutuhan dunia dan agar para petani peternak di sektor hulu juga dapat menikmati hasil kerja kerasnya.
“Indonesia berpotensi menjadi produsen pakan ternak, salah satunya dengan mendorong para pelaku usaha agar aktif mencari peluang pasar internasional. Utamanya ke depan kita akan lebih giatkan di sektor-sektor yang lain, bukan hanya di peternakan tetapi juga di pertanian dan perkebunannya kita maksimalkan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, salah satu target Kementerian Pertanian adalah peningkatan ekspor komoditas pertanian. Berdasarkan data BPS, neraca ekspor impor pertanian tahun 2023 menunjukkan angka positif dengan selisih nilai ekspor terhadap impor mencapai 3.307,2 Juta US$.
Begitu pula dengan kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari – Desember Tahun 2023 (angka sementara) tercatat senilai USD 1.37 miliar setara Rp 21,3 triliun dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 2,2 persen dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 5,58 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrulllah menyampaikan, pelepasan ekspor ini merupakan hasil dari kunjungan kerja Delegasi Indonesia pada awal Desember 2023 yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan ke Negara Jepang dalam rangka melakukan promosi produk komoditas peternakan.
“PT Nutricell menjadi salah satu perusahaan yang ambil bagian dalam lawatan ini, dan berhasil melakukan penandatanganan kesepakatan dengan Japan Nutrition Corporation, Inc untuk penjualan produk suplemen pakan ternak senilai USD 3 juta yang akan dikirim dalam beberapa tahap,” kata Nasrullah.
“Selama ini perhatian kita banyak tertuju pada sektor pangan dalam rangka pemenuhan pangan dunia, namun jika kita lihat dari sisi non pangan juga telah memberikan kontribusi besar,” sambungnya.
Sektor nonpangan Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 165.022 ton atau menyumbangkan 35 persen dari total capaian ekspor peternakan tahun 2023 yang mencapai 470.119 ton.
“Untuk itu sektor non pangan bisa lebih dieksplore lagi untuk perluasan target pasar serta peningkatan volume ekspornya,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Suaedi Sunanto, CEO Nutricell, menuturkan antusiasme tentang ekspansi strategis ini.
“Kami sangat senang membawa Nutrifat ca-84 dan rangkaian produk makanan hewan berkualitas tinggi kami ke Jepang dan Vietnam. Nuansa budaya dan tuntutan unik dari pasar-pasar ini telah menginspirasi kami untuk mengembangkan produk yang tidak hanya memenuhi tetapi melampaui ekspektasi. Kami berharap untuk menjalin hubungan yang langgeng dan menjadi mitra yang dapat diandalkan di pasar ekspor yang dinamis ini,” terangnya.
Kontrak ekspor proyek ini, lanjut Suaedi, mencapai USD 3 juta untuk produk Nutrifat Ca-84 dan USD 15.000 untuk produk Pet Food. Hal tersebut mencerminkan komitmen Nutricell untuk pertumbuhan ekonomi bersama dan pertukaran budaya antara Jepang, Vietnam, dan Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan yang telah memberikan dukungan dalam membuka akses pasar untuk kami, dan arahannya hingga terealisasi ekspor ini,” imbuhnya.