Kopi Tuku dari Indonesia melakukan pertemuan dengan lembaga halal Eropa yang ada di Belanda, yaitu Halal Quality Control (HQC) Group. Pertemuan ini difasilitasi Kementerian Perdagangan (Kemendag), melalui Atase Perdagangan (Atdag) RI Den Haag.
Pertemuan yang berlangsung pada 11 Agustus 2025 di Den Haag, Belanda ini merupakan langkah awal bagi Kopi Tuku untuk mendapatkan sertifikasi halal. Ekspansi ini secara khusus menyasar komunitas muslim di Negara Kincir Angin sebagai salah satu target konsumennya.
Atdag RI Den Haag, Annisa Hapsari mengajak lebih banyak pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) Indonesia melihat kesempatan ekspor ke Belanda, terutama bagi produk-produk yang menargetkan konsumen muslim. Untuk itu, pemenuhan sertifikasi halal menjadi salah satu kunci dalam memasuki pasar halal di Belanda.
“Pertemuan dengan otoritas sertifikasi halal Belanda menjadi sarana untuk memahami prosedur sertifikasi halal di Belanda, tren pasar halal di Eropa, serta berbagai regulasi yang mengaturnya. Eksportir mamin seperti Kopi Tuku, melihat pemenuhan sertifikasi halal sebagai kunci memasuki pasar halal Belanda,” ungkap Sari.
Sari menambahkan, potensi pasar halal di Belanda sangat menjanjikan. Komunitas muslim di Belanda berjumlah sekitar 1,2 juta orang, dengan setidaknya 140 ribu orang merupakan komunitas muslim di Amsterdam. Potensi ini dapat dimanfaatkan eksportir Indonesia untuk memasukkan produk halal ke Belanda.
Selain itu, tren halal di Belanda dan Uni Eropa menunjukkan pertumbuhan signifikan.
“Pertumbuhan tren halal di Belanda dan Uni Eropa mencapai USD 396,0 miliar pada 2024. Nilai ini diprediksi naik menjadi USD 663,4 miliar pada 2033. Peningkatan permintaan produk halal juga datang dari konsumen nonmuslim karena produk halal dinilai sebagai pilihan etis dan sehat,” urai Sari.
Kopi Tuku berkomitmen untuk mendapatkan sertifikasi halal dari otoritas sertifikasi halal Belanda sebelum membuka cabang toko kopi sekaligus restoran pertamanya di Belanda. Potensi nilai ekspor makanan minuman halal ke Belanda diperkirakan mencapai USD 150 ribu per tahun bagi Kopi Tuku.
Nilai ini berasal dari penggunaan kopi, gula aren, dan bumbu masakan yang akan didatangkan langsung dari Indonesia; serta dukungan jenama dan manajemen dari Indonesia.
Manager Kopi Tuku, Ramiz, menyampaikan, sertifikasi halal justru menjadi bukti konsistensi jenama dalam menjaga kehalalan alih-alih sebuah formalitas.
“Kami berterima kasih kepada Atdag RI DenHaag yang telah memfasilitasi pertemuan dengan lembaga sertifikasi halal internasional yang diakui oleh Belanda. Pertemuan dapat mempercepat proses sertifikasi halal dan restoran Indonesia bersertifikat halal pertama kami di Belanda bisa segera beroperasi pada September 2025,” kata Ramiz.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Belanda
Pada Januari—Juni 2025, total perdagangan Indonesia dengan Belanda tercatat sebesar USD 3,12 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Belanda USD 2,69 miliar dan impor Indonesia dari Belanda USD 431,10 juta. Indonesia surplus terhadap Belanda sebesar USD 2,26 miliar.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan Belanda mencatatkan nilai USD 5,73 miliar. Ekspor Indonesia ke Belanda tercatat sebesar USD 4,75 miliar dan impor Indonesia dari Belanda USD 984,50 juta. Indonesia surplus USD 3,76 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Belanda, antara lain, minyak asam dari pemurnian, asam monokarboksilat asiklik jenuh, minyak kelapa sawit dan fraksinya, bungkil dari biji atau kernel kelapa sawit, kakao dan olahan kakao.
Sedangkan, impor Indonesia dari Belanda, antara lain, kertas atau kertas karton yang dipulihkan; sisa, reja dan skrap, dari plastik; alat cukur, alat pangkas rambut dan peralatan penghilang rambut; cakram, pita, media penyimpan non-volatile berbentuk padat; dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang.


























