JAKARTA – Ekspor kopi arabika kintamani Bali ke Korea Selatan milik salah seorang pengusaha petani binaan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi resmi dilepas secara simbolik oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, AAGN Puspayoga, Jumat (20/9) pada Acara Rembug Kopi Nasional di Smesco Indonesia.
Kopi Kintamani merupakan salah satu kopi terkenal dari Bali yang ditanam di daerah yang sejuk dengan system pengairan tradisional, sehingga membuat biji kopinya berkualitas baik, memiliki rasa lembut dan aroma khas yang nikmat, sehingga rasanya mendunia. Kopi Bali yang berasal dari Kintamani ini telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis (IG) secara resmi sehingga kopi Bali sudah memenuhi standard internasional.
Direktur Utama LPP-KUKM, Emilia Suhaimi mengatakan, jumlah yang diekspor sebanyak 4 kontainer total kesuluruhan mencapai 72 ton dengan nilai 6 USD/kg atau total 432.000 USD. Kopi yang diekspor tersebut milik I Kadek Edi dari PT Karana Global.
“Tak hanya untuk ekspor, kopi Kintamani ini bisa dinikmati langsung di Seniman Coffee Studio, kafe popular di Bali yang menyediakan variasi kopi pilihan,” ujar Emilia.
Ekspor Kopi Nusantara asal Bali ke Korea ini, lanjut Emilia, bukan yang pertama. Sebelumnya komoditas kopi Bali juga sudah sukses menembus pasa Jepang, Perancis serta sebagian negara Eropa. Selain itu, total ada 10 KUKM lainnya yang sampai saat ini berhasil mengekspor produknya ke luar negeri.
Untuk meningkatkan ekspor, Emilia akan terus mendorong minat UKM dalam meningkatkan kualitas mulai dari pemilihan biji kopi yang baik, pengolahan dan kemasan yang baik dengan melakukan edukasi mengenai perkopian dan packagingnya sehingga para pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya agar dapat bersaing positif di usaha perkopian.
“Melalui kegitan ini, diharapkan dapat memberi pemahaman tentang dunia perkopian Indonesia kepada masyarakat luas, sehingga bagi para pengusaha skala kecil, dan mengengah dapat memanfaatkan peluang usaha di bisnis kopi ini, “ujar Emilia.
Emilia juga berharap melalui Rembug Kopi Nasional 2019 kali ini, para pelaku UKM di bidang kopi dapat saling bersinergi dalam rangka mem-branding kopi unggulan dari masing-masing daerah, sehingga menjadi potensi dengan prospek yang cerah.
Lisa Ayodhia, Panitia Pelaksana Semsco Rembug Kopi Nasional menyampaikan, acara ini merupakan salah satu upaya mencari pemecahan masalah tantangan agribisnis komoditas kopi dari hulu ke hilir.
“Event ini sekaligus sebagai himbauan untuk bersatu memajukan dunia perkopian Indonesia, peningkatan nilai tambah dan daya saing, serta dalam rangka promosi dan pemasaran kopi Indonesia,” Ujar Lisa.
Apalagi, lanjut Lisa, saat ini trend kipu telah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Melihat kenyataan ini, tak berlebihan jika salah satu pilihan tema perhelatan ini adalah “Coffee & Culture”.
Rembug Kopi akan diselenggarakan mulai 20-22 September 2019, mulai pukul 10.00-17.00 bertempat di Exhibition Hall, Smesco Indonesia. Berbagai agenda menarik akan digelar seperti talkshow inspiratif tentang Start Up di bidang kopi dan bedah buku barista. Pameran I-Craft, pemilihan Duta Kopi Indonesia 2019, Public Cupping, Coffee Roasting Competition, Fun Brewing Throwdown Competition, Brewing Class, Talk Show Bersama SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia). Selama acara berlangsung akan disediakan kopi gratis setiap harinya.***