GPPI dan BPDPKS Gelar Simposium Program Pembiayaan dan Asuransi untuk Sawit Rakyat Sultra

0

Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengelar Simposium bertajuk “Program Pembiayaan dan Asuransi Dalam Mendukung Terwujudnya Ekosistem Usaha Kelapa Sawit Rakyat di Sulawesi Tenggara” di Kendari, 21 – 22 September 2023.

Ketua Umum GPPI Dr Delima Hasri Azahari mengatakan, Saat ini pemerintah sedang gencar melaksanakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), peningkatan SDM, bantuan sarana prasarana sawit, termasuk sertifikasi ISPO bagi pekebun dengan sumber dana dari BPDPKS.

“PSR ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas, penguatan kelembagaan Petani sawit, dalam tahapan selanjutnya diharapkan siap menuju sertifikasi ISPO,” kata Delima saat pembukaan acara di Kendari 2023.

Delima menambahkan, pelaksanaan program PSR mendapat bantuan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), namun masih memerlukan sumber dana pendamping Perbankkan sampai umur tanaman menghasilkan  (3 tahun).

“Sementara asuransi diperlukan sebagai proteksi, baik pekebun sendiri bila terjadi kecelakaan kerja, sakit, kematian, dan bagi tanaman sawit misalnya bila terjadi drop hasil panen akibat kekeringan, kebakaran kebun, harga jual TBS jatuh, dan sebagainya,” tambahnya.

Perlu diketahui, saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah 38.067,70 km2, dengan wilayah administrasi 2 Kota, 10 Kabupaten. PDB sektor pertanian mencapai lebih dari 30 persen dari total PDB Provinsi Sultra. Komoditas perkebunan menjadi unggulan sektor pertanian dengan komoditi Kelapa Sawit, Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete, Lada dan Pala.

Kemudian untuk luas tutupan Perkebunan Kelapa Sawit di Sulawesi Tenggara mencapai 55.786 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat 6.084 Ha (10,90%), PTPN 5.875 Ha (10,5%), Perkebunan Besar Swasta 43.827 Ha (78,56%). (Kepmentan No. 833 thn 2019 ).

Delima menjelaskan, simposium bertajuk “Program Pembiayaan dan Asuransi Dalam Mendukung Terwujudnya Ekosistem Usaha Kelapa Sawit Rakyat di Sulawesi Tenggara” telah sukses dilaksanakan dalam memberikan pemahaman  tentang pentingnya pembiayaan dan asuransi bagi petani kelapa sawit di wilayah ini.

“Kegiatan ini menjadi platform unik untuk mempertemukan para pemangku kepentingan kelapa sawit di Sulawesi Tenggara, dalam upaya membangun ekosistem usaha kelapa sawit yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.

Rangkaian kegiatan Simposium berlangsung dua hari dari tanggal 21 – 22 September 2023. Kegiatan paparan dan diskusi selama satu hari penuh  yakni Kamis, tanggal 21 September 2023, diikuti 246 peserta dari berbagai pemangku kepentingan kelapa sawit (SKPD Provinsi, Kabupaten, dan Kota Kendari, Koperasi/kelompok tani kelapa sawit, BUMDES, Akademisi, Perbankan, Asuransi, dan dari Pusat Riset Ekonomi dan Perilaku Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN).

Dua sesi  paparan narasumber yang berkompeten, berasal dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Ditjen Perkebunan, BPDPKS, BRIN, Solidaridad Indonesia, Bank BRI, Koperasi GSI, Asuransi Umum Takaful, serta Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara.

Kegiatan hari ke dua, Jumat tanggal 22 September 2023 adalah kunjungan lapangan ke kebun sawit pekebun dan  calon lahan pembangunan PKS kerjasama antara GPPI, Koperasi GSI dan Asuransi Umum Takaful.

Menurut Delima, kegiatan simposium dibiayai dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dengan  tujuan menyediakan pedoman yang lengkap dan akurat terkait pembiayaan dan asuransi, yang akan menjadi panduan bagi pekebun sawit mandiri, pemerintah, asosiasi, industri perkebunan kelapa sawit, koperasi pekebun sawit, perbankan, lembaga keuangan dan asuransi untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembiayaan dan asuransi yg efektif.

Selain memberikan pemahaman yang mendalam, Simposium ini juga menitikberatkan pada aspek pembiayaan dan asuransi sebagai bagian integral dalam roadmap pertanian kelapa sawit rakyat.

Selain serangkaian acara  tersebut di atas, dalam di sesi akhir simposium  dilakukan penyerahan simbolis polis asuransi kepada petani demi melindungi petani dari risiko yang mungkin timbul, serta penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara berbagai pihak terkait yaitu :  Koperasi GSI, GPPI, BRIN, Bank BRI dan Asuransi Takaful Umum. MoU ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan dan diimplementasikan dalam waktu deka.,..

Simposium ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat ekosistem usaha kelapa sawit di Sulawesi Tenggara. Dengan pemahaman yang lebih baik, dalam hal sumber pembiayaan yang tersedia di BPDPKS, Perbankan/BRI, dan program perlindungan asuransi petani sawit yang sesuai, dan dukungan hasil riset BRIN diharapkan sektor perkelapasawitan ini dapat terus berkembang dan berkontribusi besar dalam mencapai kesejahteraan petani sawit dalam menunjang ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat Kendari khususnya dan Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya.” pungkas dia.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini