Pemerintah berencana mengganti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Perpres baru direncanakan akan memayungi sektor hulu sampai hilir dan bionergi dalam menerapkan sertifikasi ISPO. Untuk mengantisipasinya, Lembaga Sertifikasi PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan (MISB) melakukan SWOT.
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) biasa digunakan untuk mengevaluasi posisi kompetitif perusahaan dan untuk mengembangkan perencanaan strategis. Analisis SWOT mencakup penilaian faktor internal dan eksternal, serta potensi saat ini dan masa depan.
Pembina PT MISB, Achmad Mangga Barani menyatakan, kegitan ini digunakan untuk mereview kinerja tahun 2023. Menurutnya, hal yang positif yang sudah dilakukan akan diteruskan, sementara yang negative kita berusaha untuk meninggalkannya.
“Untuk meraih hasil yang terbaik. Hal-hal yang positif di tahun 2023 kita lanjutkan, sementara yang negatif kita tinggalkan,” kata Mangga Barani saat membuka acara, Rabu, 3/1/2024.
Mangga Barani menjelaskan, di tahun 2024 akan ada peluang sekaligus tantangan. Dan itu hal yang harus dihadapi.
Setidaknya, ada tiga alasan perubahan Perpres ISPO; pertama, sertifikasi sawit ini harus menjangkau rantai pasok kelapa sawit termasuk produk hilir. Kedua, berkaitan penyempurnaan dan restrukturisasi kelembagaan ISPO agar kredibilitasnya dapat diakui negara lain dan organisasi internasional. Dan ketiga berkaitan reformulasi pembiayaan sertifikasi ISPO.
“Karena banyak perubahan, kita perlu menyatukan persepsi dalam Prinsip & Kriteria ISPO (P&C) ini selama 2 hari disini. Kita kita melakukan ini karena ada kepentingan,” kata Mangga Barani.
Mangga Barani mengingatkan agar tim auditor tetap menjaga integritas dalam melakukan audit.
“Menjaga integritas dan kejujuran dalam audit dapat meningkatkan kinerja auditor maupun perusahaan. Itu yang harus kita jaga,” tegas Mangga Barani.
Mangga Barani mengapresiasi, LS PT MISB terus berkembang dari tahun ke tahun. Saat ini sudah menduduki peringkat ke 3 dari 24 lembaga sertifikasi ISPO.
“Kita sekarang bersaing dengan 24 LS ISPO. Bersyukur masih ada di peringkat ke 3,” katanya.
Sementara itu Direktur LS PT MISB, Rismansyah Danasaputra menambahkan, rencana penerbitan Perpres ISPO tinggal penandatanganan. Dan ini merupakan perbaikan terhadap Pepres sebelumnya.
Menurut Rismansyah, pada Perpres ISPO mendatang, terbagi menjadi 5 skema; 3 skema seperti sekarang ini ditambah 2 skema; yakni skema rantai pasok dan hilir biodiesel.
“Ini bisa menjadi peluang baru bagi kita, namun juga bisa menjadi tantangan. Tantangannya adalah kita harus mulai menyiapkan para auditor untuk kesiapkan skema rantai pasok dan hilir biodiesel,” kata Rismansyah.
Rismansyah menjelaskan, SK Mentan yang sekarang berlaku oto,atis akan mengalami perubahan. Sebab Perpresnya berubah.
“Kabarnya, dalam revisinya ada rencana untuk membuat konsep ISPO menjadi seperti di LSPR dan UHK yaitu survailen hanya sekali selama masa berlaku sertifikat.
“Jika ini terjadi, maka tentu peluang menjadi lebih sempit. Ini akan menjadi sebuah masalah. Sebab, dengan dengan sistem survalen setiap tahun ini masih saja ada yang produksinya 6 ton. Apalagi, jika survailen kemudian akan dilakukan di tahun ketiga,” katanya.
Menurut Rismansyah, tantangan yang akan dihadapi persaingan semakin tajam, yang awalnya 9 LS sekarang ada 24 LS yang sudah disahkan oleh KAN.
“Persaingan semakin ketat, sekarang banyak bermunculan LS baru, yang awalnya 9 LS sekarang ada 24 LS yang sudah disahkan oleh KAN. Tentu persaingan menjadi lebih tajam. Perlu disikapi dengan baik, integritas dan kekompakan tim,” pungkasnya.