Jamur Ini Bisa Perbaiki Kualitas Tanah

0
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti posdoctoral Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marhani, menjelaskan bahwa banyak lahan di Indonesia yang perlu diperbaiki agar lebih produktif. Lahan yang rusak dan tidak sehat dapat ditingkatkan menggunakan metode tertentu.

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan memanfaatkan jamur khusus yang disebut Dark Septate Endophytes (DSE). DSE bisa membantu memperbaiki sifat fisik tanah, juga memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah.

“Jamur DSE merupakan kelompok jamur endofit yang memiliki kemampuan dalam memacu pertumbuhan dan produktivitas berbagai tanaman, khususnya pada kondisi stres lingkungan,” kata Marhani, pada webinar bertema ‘DSE and Their Role to Control Plant Pathogens and Improve Plant Growth’, Rabu (31/7).

Marhani mengatakan, jamur DSE memiliki potensi untuk digunakan sebagai agen hayati dalam berbagai aplikasi, seperti biofertilizer, bioremediasi, biocontrol, dan biodekomposer.

“Oleh karena itu, keberadaannya berpotensi dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk biofertilizer, bioremediasi, biocontrol, dan biodekomposer,” kata dia.

Peneliti postdoctoral lainnya, Mariani menambahkan peran DSE sebagai pengendali hayati terhadap patogen yang memengaruhi berbagai tanaman budi daya.

“Kemampuan tersebut berkat adanya senyawa metabolit yang dihasilkan DSE yang bersifat antimikroba, sehingga menghambat pertumbuhan patogen tanaman,” tambahnya.

Berbagai arah penelitian masa depan juga turut dipaparkan. Salah satunya, eksplorasi efek sinergis konsorsium DSE dengan agen pengendalian hayati lainnya, seperti Trichoderm sp, mikoriza, dan mikroba lainnya.

Sementara itu, Peneliti PRMT BRIN Surono, yang membimbing kedua peneliti postdoctoral tersebut telah melakukan riset yang cukup panjang tentang DSE dan peran ekologinya untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik (hama dan penyakit tanaman) dan cekaman abiotik (kekeringan dan cemaran logam berat).

“Pengungkapan potensi DSE tropis dari berbagai wilayah di Indonesia masih perlu diteruskan untuk sumbangsih bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Kepala PRMT BRIN, Ahmad Fathoni mengungkapkan, kondisi global masalah pertanian di Indonesia menjadi tantangan periset dalam upaya memberikan solusi. Bahkan, hasil-hasil riset telah banyak dinanti untuk penerapan dan pengaplikasiannya di lapangan.

Fathoni menegaskan keseriusan PRMT BRIN melalui Kelompok Riset Rekayasa Mikrobioma Tanah dalam menangani permasalahan terkait berbagai kendala pertanian akibat patogen.

“Informasi awal dapat terus ditindaklanjuti untuk kelanjutan riset. Keberhasilan mengisolasi mikroba DSE diharapkan tak hanya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, tapi juga me-recovery kondisi tanah,” tandasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini