Kementerian Pertanian (Kementan) sedang menyusun konsep untuk menjadikan Provinsi Papua sebagai pulau energi terbarukan.
Begitu kata Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah pada Rakornas Akselerasi Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2024 di Pullman Jakarta Central Park, Jln. Letjen S. Parman, Jakarta, Selasa (5/2).
“Ditjen Perkebunan mendapat tugas dari Bapak Menteri Pertanian untuk menyusun konsep Papua Masa Depan sebagian pulau energi terbarukan,” kata Nur Alam.
Nur Alam mengatakan, Indonesia Timur, termasuk Provinsi Papua mempunyai potensi pengembangan perkebunan sawit dan tebu untuk dijadikan sebagai buffer pangan dan energi nabati, yaitu biodiesel dan biofuel.
Menurut dia, pengembangan Papua sebagai pulau energi akan berdampak pada ketahanan pangan dan energi nasional, membuka lapangan kerja 60 persen penduduk Papua, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua.
“Adapun produk hilirisasi yang dihasilkan diperuntukkan untuk pemenuhan pangan rakyat Papua. Seperti gula dan minyak goreng, substitusi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional, juga untuk diekspor,” kata Nur Alam.
Pengembangan Papua sebagai pulau energi terbarukan menargetkan Papua sebagai penghasil minyak goreng dan biodiesel B100, pengembangan 1 juta hektare kelapa sawit, mendorong investor untuk investasi pembangunan 9 pabrik minyak goreng untuk menghasilkan 1 juta ton minyak goreng, dan 33 pabrik biodiesel untuk menghasilkan 46 juta ton B100.
“Papua sebagai penghasil gula dan bioetanol melalui pengembangan 1 juta hektare untuk pengembangan tebu, didorong investasi pembangunan paprik sebanyak 42 unit untuk dapat menghasilkan 10 juta ton gula kristal putih (GKP) atau 6 juta kiloliter bioetanol,” imbuh Nur Alam.