Peluang Kopi dan Produk Pertanian Indonesia Terbuka di Italia Selatan

0
Biji kopi berwarna merah siap untuk dipanen. Dok: PTPN

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengajak eksportir pertanian Indonesia untuk menggarap Italia bagian selatan sebagai pasar ekspor potensial. Pasalnya, daerah tersebut terkenal memiliki basis konsumen besar dan terbuka terhadap produk eksotis. 

Atase Perdagangan (Atdag) RI Roma di Italia, Hesty Syntia Paramita Kusmanto mengatakan, produk-produk pertanian khas Indonesia seperti kopi, rempah, buah tropis, hingga produk olahan memiliki potensi tinggi di Italia Selatan.

Selain itu, wilayah Puglia di Italia Selatan dikenal sebagai surga makanan (food valley) dan merupakan salah satu pusat agribisnis Italia.

“Salah satu wilayahnya, yaitu Puglia, dikenal sebagai food valley Italia Selatan dan pusat agribisnis dengan keunggulan di hortikultura serta minyak zaitun. Kelebihan ini juga membuka peluang penting untuk pertukaran teknologi dan kerja sama riset antara Indonesia dan Italia,” ujar Hesty dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (10/10).

Hesty mengatakan, promosi produk pertanian Indonesia ke Italia Selatan dapat didorong melalui partisipasi pada pameran setempat seperti Fiera del Levante. Pameran tahunan tertua dan paling bergengsi di Italia Selatan ini telah ada sejak 1930. Pameran ini bersifat multisektor dan menampilkan berbagai bidang industri dan layanan. 

Bidang unggulannya meliputi pertanian, makanan, dan agroindustri; teknologi dan inovasi; manufaktur ringan dan mesin; arsitektur, interior, serta energi terbarukan; kerajinan tangan, produk rumah tangga, dan desain; usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan kewirausahaan lokal; serta diplomasi budaya, pendidikan, dan dialog antarmasyarakat.

Hesty menjelaskan, dari perspektif bisnis, Fiera del Levante merupakan pameran berorientasi pada business to consumer (B2C). Orientasi ini cocok untuk memperkenalkan produk Indonesia secara langsung kepada konsumen sehingga meningkatkan kesadaran terhadap merek dan membangun citra positif Indonesia di mata global.

“Fiera del Levante memberikan peluang besar untuk memperkenalkan produk unggulan Indonesia secara langsung ke konsumen,” kata Hesty.

Di sisi lain, untuk membidik peningkatan nilai transaksi ekspor ke Italia dan pasar Eropa pada umumnya, Hesty menyarankan eksportir agar memprioritaskan keikutsertaan pada pameran internasional berskala business to business (B2B).

“Untuk efektivitas yang lebih besar dalam menjangkau pasar Eropa secara luas, Indonesia dapat mengikuti pameran B2B yang lebih fokus dan spesifik. Misalnya, Lineapelle untuk kulit dan produk turunannya, Salone del Mobile untuk furnitur dan desain, serta Cosmoprof untuk kosmetik dan produk kecantikan. Pameran-pameran ini terbukti efektif membuka akses pasar dan menghasilkan transaksi komersial,” ujar Hesty.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Italia 

Pada periode Januari—Agustus 2025, total perdagangan Indonesia-Italia tercatat sebesar USD 2,95 miliar. Nilai ini meningkat 12,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari total tersebut, nilai ekspor Indonesia ke Italia tercatat USD 1,80 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Italia tercatat sebesar USD 1,15 miliar. Dengan demikian, Indonesia berhasil mencatatkan surplus sebesar USD 643,42 juta terhadap Italia.

Pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 3,97 miliar, dengan ekspor ke Italia sebesar USD 2,25 miliar dan impor dari Italia sebesar USD 1,72 miliar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini