PASURUAN – Banyaknya populasi sapi yang mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahun lalu memberikan dampak pada turunnya produksi susu nasional 30–40 persen.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan saat meninjau peternakan sapi perah yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Sembada, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (15/12).
“Pasca PMK kemarin, populasi sapi perah mengalami penurunan, termasuk di Kabupaten Pasuruan. Ini tentu sangat berdampak pada produksi susu kita,” kata Wamentan.
Oleh karena itu, Wamentan ingin peternak di Pasuruan terus meningkatkan produksi susu melalui penambahan populasi dari masyarakat atau Koperasi Unit Desa (KUD) melalui pembelian KUR. Sehingga, peternak dapat mengangsur dari bank pemerintah.
“Pasuruan sendiri menjadi salah satu daerah penyumbang susu terbesar di Jawa Timur. Untuk itu, saya meminta, agar peternak dapat melibatkan KUD untuk menambah populasi sapi perah demi meningkatkan kembali produksi susu,” ujarnya.
Sisi lain, lanjut Wamentan, Kementan akan merumuskan regulasi kepada Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk mengutamakan koperasi yang melakukan pembinaan kepada peternak.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah mengatakan, populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan hingga 7 persen dari 97.101 ekor pada 2021 menjadi 90.304 ekor pada 2022.
“Sehingga dampaknya pada produktifitas susu juga turun hingga 30 persen. Tahun 2021, produksi susu sapi di Kabupaten Pasuruan mencapai 137.590 ton. Untuk tahun 2022 turun hingga 30 persen menjadi 96.385 ton,” ucapnya.
Ketua KUD Sembodo Puspo, Purwo Budi Setiawan mengatakan, saat ini jumlah peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi mencapai 3 ribu orang dengan rata-rata produksi susu mencapai 27 ton per hari.
Dia berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang berpihak dan melindungi para peternak rakyat di Jawa Timur. “Sehingga program pemerintah untuk swasembada susu ini dapat berjalan,” katanya.