
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa serapan beras pemerintah dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 1,88 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Mentan Amran dalam konferensi pers mengenai produksi beras nasional yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (5/4).
Menurut Mentan Amran, serapan beras dalam lima tahun terakhir biasanya hanya berkisar antara 1 juta hingga 1,2 juta ton.
“Alhamdulillah, sekarang serapan beras dalam negeri bukan impor, tanpa impor 1,87 juta ton. Yang real time, per jam ini, ini datanya sudah 1,88 juta ton, tadi pagi masih 1,87 juta ton,” kata Mentan Amran.
Sementara itu, dia juga menyampaikan stok cadangan beras pemerintah mencatatkan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Saat ini, lanjut dia, stok beras gudang Bulog mencapai angka 3,5 juta ton.
“Stok beras kita tertinggi selama 57 tahun, seumur saya. Tapi yang terpenting datanya sejak tahun 69 sampai hari ini, tahun 2025, itu tertinggi dalam sejarah, yaitu 3,5 juta ton,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran menambahkan, angka stok tertinggi sebelumnya tercatat pada 1984, saat Indonesia menerima penghargaan dari FAO berkat program revolusi hijau, dengan stok mencapai 3 juta ton.
“Sementara pada 1997—ini asumsi saya sementara, belum saya cek ulang—angka stok juga tinggi, tapi itu karena impor akibat gejolak krisis dalam negeri. Masih ingat krisis 1997-1998?” kata Mentan Amran.
Ketua Umum Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) ini menambahkan, capaian ini tidak terlepas dari kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong swasembada pangan.
Kebijakan tersebut mencakup peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100 persen, reformasi sistem distribusi pupuk, serta kenaikan harga gabah petani menjadi Rp 6.500 per kilogram.
Langkah-langkah ini memberikan insentif besar bagi petani untuk meningkatkan produktivitas, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional tanpa ketergantungan pada impor.
Mentan Amran menegaskan, prestasi ini merupakan hasil nyata dari sinergi antara kebijakan yang tepat dan semangat pelaku sektor pertanian.
“Kita patut bersyukur dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi dukungan penuh, hasilnya bisa luar biasa,” tegas dia.
Mentan Amran menambahkan, angka stok cadangan beras ini akan terus diperkuat dan dimonitor hingga mencapai target 4 juta ton. Mentan Amran optimistis angka tersebut akan tercapai dalam waktu dekat.
“Kita tidak pernah membayangkan sebelumnya gudang-gudang Bulog penuh seperti hari ini, hingga harus mencari tambahan gudang baru. Bahkan Bapak Presiden memerintahkan segera membuat gudang darurat agar Bulog mampu terus menyerap beras petani,” imbuh dia.