Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)akan memberikan Beasiswa Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) tak terbatas, asalkan kualitasnya terus ditingkatkan. Bahkan, jika perlu lembaga pendidikan tinggi mempersiapkan kurikulum pendidikan sampai pimpinan perusahaan, bukan hanya sampai operator lapangan.
Hal tersebut disampaikan Mohammad Alfansyah, S.H., M.H Direktur Penyaluran Dana BPDPKS pada pembukaan acara ‘Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2024/2025’, di kampus Cibitung Bekasi, Kamis, 19/9/2024.
Untuk itu perlu keseriusan dan dan komitmen bagi semuanya untuk terus meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya manusia dalam upaya meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bahkan, BPDPKS siapkan dana yang tak terbatas, asalkan kualitas terus ditingkatkan.
“BPDPKS sangat siap mendanai berapun jumlah mahasiswa yang membutuhkan beasiswa. Dengan catatan kualitasnya terus ditingkatkan setiap tahunnya,” kata Alfansyah.
Menurut Alfansyah, mahasiswa yang telah mendapatkan beasiswa merupakan pilihan yang terbaik. Sebab pada tahun ini saja terdapat lebih dari 20.000 orang yang mendaftar dan hanya 3.000 yang bisa mendapatkannya. Untuk itu, keberhasilan mendapatkan beasiswa harus diimbangi komitmen untuk dapat menuntaskan Pendidikan dan selanjutnya berkarya untuk kemajuan sawit Indonesia.
“Bagi yang berhasil mendapatkan beasiswa, harus dijaga komitmen dan keseriusannnya. Anda adalah yang terbaik dari 20.000 pendaftar,” katanya.
Alfansyah berharap, alumni beasiswa SDMPKS BPDPKS akan menjadi kekuatan yang dahsyat untuk berperan serta dalam pembangunan perkebunan sawit yang berkelanjutan.
“Alumni beasiswa SDMPKS BPDPKS merupakan kekuatan yang dahsyat berperan untuk mendorong pembangunan perkebunan sawit berkelanjutan,” katanya.
Seperti diketahui, BPDPKS telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan 23 Kampus/Lembaga Penyelenggara Pendidikan dari 10 provinsi bagi sebanyak 3.000 orang mahasiswa yang telah mendapatkan rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Perkebunan.
Lembaga Penyelenggara Pendidikan yang terlibat dalam kerjasama ini berasal dari wilayah Provinsi Aceh (Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan dan Politeknik Indonesia Venezuela), Provinsi Sumatera Utara (Institut Teknologi Sawit Indonesia, Politeknik Teknologi Kimia Industri, Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, Univesrsitas Prima Indonesia, dan Universitas Islam Sumatera Utara).
Kemudian untuk Provinsi Riau (Politeknik Kampar, Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan, Politeknik Caltex Riau dan Universitas Pasir Pengaraian), Provinsi Sumatera Barat (Politeknik ATI Padang), Provinsi Jambi (Politeknik Jambi) Provinsi Jawa Barat (Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Institut Teknologi Sains Bandung, Universitas Koperasi Indonesia), Provinsi Jawa Tengah (Sekolah Vokasi Universitas Dipenogoro) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Politeknik LPP dan Institut Pertanian Stiper), Provinsi Sulawesi Selatan (Politeknik ATI Makassar) dan Provinsi Papua Barat (Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari).
Di tempat terpisah, Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, menyampaikan bahwa dukungan dana yang dikerjasamakan ini mencapai Rp498 miliar untuk berbagai program mulai dari Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3, Diploma 4 dan Sarjana (Strata 1). Dana ini akan digunakan untuk pemberian beasiswa bagi 3.000 mahasiswa, yang meliputi biaya pendidikan selama perkuliahan, biaya hidup, biaya buku, biaya wisuda, biaya sertifikasi kompetensi dan biaya pergi dan pulang mahasiswa dari tempat asal ke kampus tujuannya masing-masing.
Menurut Arfie Thahar, sejak tahun 2016 BPDPKS telah mendukung dan memberikan pendanaan Beasiswa Pendidikan SDM PKS sebanyak 6.265 orang mahasiswa dengan penyaluran dana mencapai sebesar Rp 587 Milyar.
“Nilai realisasi penyaluran dana ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahun. Pada tahun 2024 realisasi penyaluran dana pengembangan SDM sudah mencapai sebesar Rp 151 milyar meningkat cukup besar jika dibandingkan tahun 2023 pada periode yang sama sebesar Rp 130 milyar,” katanya.
Tantangan dalam mencapai target nasional tahun 2030 untuk meningkatkan produktivitas CPO menjadi sebesar 60 juta ton sangatlah besar. Oleh karena itu, Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit menjadi salah satu tonggak utama dalam mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan.
“Pengembangan ini tidak hanya menjadi fokus utama dalam rencana strategis BPDPKS, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mengintegrasikan pengembangan sektor kelapa sawit dari hulu sampai hilir,” pungkasnya.