Program penguatan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis sawit binaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah diluncurkan .
Peluncuran ini diikuti lebih 120 peserta dari pelaku UMKM yang berasal dari petani sawit, dan asosiasi sawit seperti APKASINDO, ASPEKPIR, dan Samade.
Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS, Muhammad Ferian menjelaskan, program ini bertujuan mendukung kelompok tani yang telah memiliki unit usaha untuk dapat meningkatkan usahanya lebih maju lagi. Jadi, BPDP-KS ingin membantu koperasi maupun UMKM yang telah punya unit usaha supaya dapat lebih bagus.
“Dari data kami, ada 600 kelompok tani dan UMKM berbasis kelapa sawit di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan mendukung kelompok tani yang telah memiliki unit usaha untuk dapat meningkatkan usahanya lebih maju lagi. Jadi, BPDP ingin membantu koperasi maupun UMKM yang telah punya unit usaha supaya dapat lebih bagus,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Launching Kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UMK Binaan BPDP-KS, Selasa (30 Juni 2020).
Launcing ini menghadirkan pembicara antara lain Permata Wulandari, Ph.D (Ketua Program Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan UKMC Universitas Indonesia ), Ir.Gulat Manurung, MP (Ketua Umum DPP APKASINDO).
Permata Wulandari menjelaskan bahwa lembaganya telah membuat penilaian dan kajian kepada petani/UMKM sawit di tiga daerah yaitu Ketapang, Mamuju, dan Pangkalan Bun. Proses pengumpulan database melibatkan dinas perkebunan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), dinas koperasi, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit.
“Database tersebut lalu dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit,” jelasnya.
Pada tahapan selanjutnya adalah, mereka diberikan pelatihan khusus (bootcamp kewirausahaan di akhir tahun). Menjadi sinergi antara BPDP-KS dan UKM Center FEB UI, pada setiap pekannya lalu dilakukan monitoring usaha.
“Dari hasil kajian, banyak produk berbasis kelapa sawit yang diproduksi koperasi maupun UMKM sangat cocok di pasarn. Walaupun, ada banyak tantangan dan kendala yang mereka hadapi di lapangan,” ujar Permata.
Dari informasi yang diperoleh, Petani Sawit juga UMKM Berbasis Sawit memiliki kendala dalam sistem manajerial. Mereka belum memiliki pengolahan dan pencatatan informasi keuangan secara baik. Hal ini sebagai impact dari keterbatasan pelatihan yang diperoleh petani.
Pengawas Pelaksanaan Program Kerjasama BPDP-KS dan UKM Center FEB UI, Nining Indroyono Soesilo menambahkan, kompetensi petani akan naik setelah mendapatkan pelatihan cukup. Setelah mendapatkan pelatihan, otomatis kemampuan petani akan naik. Bukan hanya produktivitas, tapi juga kemampuan manajemennya. Secara umum, profil mereka kompetitif untuk bersaing dengan lainnya.
Dengan database akurat, BPDP-KS pun mengembangkan Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit. Zonasi pengembangannya berada di beberapa wilayah Sulawesi dan Kalimantan.
“Kelapa Sawit punya potensi besar untuk terus dikembangkan. Untuk itu, diperlukan adanya program pendampingan secara berkala dan berkelanjutan. Tujuannya, agar produktivitas mereka meningkat dan memberikan manfaat secara ekonomi,” ungkapnya.
Program tersebut diawali dengan pengumpulan database mitra binaan UMKM dan Petani Sawit. Zona pengumpulannya berada di tiga wilayah, salah satunya Mamuju, Sulawesi Barat. Untuk dua zona lain berada di Ketapang, Kalimantan Barat, juga Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Proses pengumpulan database melibatkan dinas perkebunan, asosiasi, dinas koperasi, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit.
Dari database tersebut lalu dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit. Pada tahapan selanjutnya adalah, mereka diberikan pelatihan khusus (bootcamp kewirausahaan di akhir tahun). Menjadi sinergi antara BPDP-KS dan UKM Center FEB UI, pada setiap pekannya lalu dilakukan monitoring usaha.
“Melalui sinergi maksimal dari semua elemen, kami optimistis Petani Sawit juga UMKM Berbasis Sawit akan terangkat usahanya. Value secara ekonomi yang diterima tentu lebih besar,” terang Nining.
Gulat Manurung, Ketua Umum DPP APKASINDO mengapresiasi program yang diluncurkan BPDP-KS sebagai upaya mendukung penghasilan petani. Di sejumlah daerah, asosiasinya telah mendampingi UMKM sawit yang menghasilkan produk olahan seperti gula merah, kerajinan tangan, dan minyak goreng.
“Progam BPDP-KS ini sangat bagus membantu petani. Kerajinan mereka sangatlah beragam dan kreatif untuk mendukung penghasilan mereka. Bagi petani, tidak benar kalau dikatakan pungutan ekspor sebatas berpihak kepada konglomerat. PSR dan program ini menjadi buktinya,” ujar Gulat.