Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali menyelenggarakan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) yang mempertemukan para peneliti di bidang kelapa sawit dengan pelaku usaha nasional.
Mengingat pandemi COVID-19, Pekan Riset Sawit Indonesia 2020 ini digelar secara online melalui forum Webinar.
Digelar pula diskusi yang melibatkan para pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit. Acara ini juga memungkinkan untuk terjadinya business matching antara peneliti dengan pemangku kepentingan. Kegiatan ini bisa diikuti melalui aplikasi Zoom dan disaksikan secara live melalui channel BPDP Sawit pada media Youtube. Diseminasi hasil riset juga akan ditayangkan dalam Liputan Khusus Prime Talk di Metro TV pada 22 Oktober 2020.
Acara ini mengusung Tema Mahakarya Inovasi Sawit Nasional “Fastering Innovation for Oil Palm Sector Resilience Facing Covid-19 Pandemic”.
Dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang akan mengupas mengenai Kontribusi Sawit terhadap Perekonomian Nasional di Masa Pandemi COVID-19.
“Acara ini merupakan salah satu program unggulan BPDPKS yang kami laksanakan secara regular setiap tahun, sebagai bagian dari upaya kami untuk mensosialisasikan dan mendorong pengembangan riset yang terkait dengan di sektor kelapa sawit agar dapat diketahui oleh seluruh stakeholders untuk dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri sawit nasional,” ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman.
Dalam sesi pembukaan Webinar ini juga menghadirkan narasumber dari Dr. Ir. Tungkot Sipayung dari Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute dari (PASPI) yang dijadwalkan memaparkan tentang Ketahanan Industri Sawit Indonesia di Masa Pandemi COVID-19.
Dalam acara yang digelar pada 20 dan 22 Oktober 2020 ini, sebanyak 1920 peneliti akan memaparkan hasil penelitian dan pengembangan mereka terkait kelapa sawit. Riset mencakup sejumlah bidang antara lain budidaya/lahan/tanah, biomaterial, bioenergi, pangan/kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, dan sosial ekonomi/manajemen/ICT. Bidang Bioenergi adalah Prof Dr. Subagjo dari ITB; Kepala PPPTMGB LEMIGAS; Dr. Sunu Herwi Pranolo, S.T., M.Sc. dari Universitas Sebelas Maret; Anggit Raksajati, ST., Ph.D. dari ITB. Bidang agricultural practice yaitu Dr.Happy Widiastuti dari PPBBI; Dr. Fakrur Razie dari Universitas Lambung Mangkurat; Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D dari ITB; Andreas Reky Kurnia Widhi, S.T, M.T. dari ATMI Cikarang; dan Iwan Sugriwan, S.Si., M.Si. dari Universitas Lambung Mangkurat. Sedangkan dari bidang Biomaterial adalah Dr. Tirto Prakoso ITB; Dr. Dwi Setyaningsih dari IPB; Dr. Elvi Restiawaty ITB. Bidang lingkungan dan supply chain adalah : Dr. Heri Santoso dari PPKS; Dr. Bambang Sudarmanta ST., MT dari ITS; Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham dari IPB; Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc IPB; Dan bidang sosial ekonomi adalah : Ir. Diana Chalil, MSi, PhD dari Universitas Sumatera Utara; Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. dari Univeristas Halu Oleo; dan Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si dari IPB.
Lebih lanjut Eddy menyampaikan, penelitian dan pengembangan merupakan salah satu elemen penting dan harus menjadi salah satu bagian dari proses utama upaya pengembangan sektor kelapa sawit. Kegiatan riset merupakan pondasi industri hilir yang dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komoditas unggulan. Oleh karenanya diperlukan alokasi dana riset yang mencukupi agar penguatan aktivitas riset dapat dilakukan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung pengembangan perkebunan dan industri sawit.
Dalam kaitan itulah BPDPKS secara berkesinambungan menyelenggarakan program Grant Riset Sawit yang memberikan dana dan dukungan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan di bidang kelapa sawit. Grant Riset Sawit dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai aspek, yakni peningkatan produktivitas/ efisiensi, peningkatan aspek sustainabilitas, mendorong penciptaan produk/pasar baru, dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sejak berdiri pada 2015 sampai saat ini BPDPKS telah bekerjasama dengan 42 Lembaga Litbang baik dari intansi Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Non Perguruan Tinggi, 662 Peneliti Senior, serta 346 Mahasiswa. Dari berbagai akivitas tersebut telah ditetapkan 201 kontrak penelitian sawit dan 80 riset oleh mahasiswa, 169 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 40 paten, dan menerbitkan 5 buku.
Program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang dikembangkan BPDPKS merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir agar terwujud perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Intensifikasi kegiatan riset di bidang kelapa sawit dilakukan secara komprehensif dan hasil risetnya dipublikasikan secara masif baik kegiatan di tingkat nasional maupun internasional.
Saat ini terdapat beberapa riset yang didanai BPDPKS akan/telah dikembangkan/dimanfaatkan oleh industri/Pemerintah antara lain:
1. Pengembangan proses teknologi produksi IVO (Industrial Vegetable Oil) yang dilakukan oleh LPIK ITB bekerjasama dengan Kementrian RIstek/BRIN dan Pemda Musi Banyuasin.
2. Teknologi Pemurnian Biogas untuk Bahan Bakar Kendaraan, yang dilakukan oleh LPPM ITB dengan PTPN V.
3. Pengembangan Surfaktan Metil Ester Sulfonat, yang dilakukan oleh LPPM IPB dengan PT Petro Kimia Gresik.
4. Nilai Emisi Karbon pada Lahan Gambut, yang dilakukan oleh LPPM IPB dengan PT. Astra Agro Lestari.
5. Uji jalan penggunaan bahan bakar B30 pada kendaraan bermotor diesel, mesin alsintan, kapal motor, kereta api dan alat berat yang dilakukan oleh Lemigas-KESDM bekerja sama dengan asosiasi kendaraan bermotor dan stakeholder lainnya.
Ke depan, BPDPKS juga akan terus meningkatkan level kegiatan penelitian dan pengembangan ini menjadi berskala internasional. BPDPKS telah dan akan terus menjajaki kemungkinan untuk bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian dan universitas terpandang di dunia untuk memberikan nilai tambah bagi kegiatan riset sektor sawit Indonesia.