
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Kementerian Pertanian (Kementan), Heru Tri Widarto mengunjungi Pabrik Gula (PG) Jatitujuh di Kabupaten Majalengka, Selasa (4/2).
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau stok Gula Kristal Putih (GKP) guna memastikan pasokan tetap stabil, terutama menjelang bulan puasa dan Lebaran.
Dalam kesempatan tersebut, Heru berdialog dengan manajemen pabrik dan menekankan keseriusan pemerintah dalam mencapai swasembada gula, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor.
Heru menjelaskan, saat ini pemerintah menjalankan dua strategi utama untuk mencapai swasembada gula, yaitu mengoptimalkan lahan tebu yang ada (intensifikasi) serta memperluas areal tanam (ekstensifikasi).
“Untuk mencapai swasembada gula, kunci utamanya adalah mengoptimalkan lahan tebu yang ada, sekaligus memperluas areal tanam,” tegas Heru.
Heru juga menyoroti pentingnya modernisasi alat produksi dan kemitraan dengan petani tebu rakyat untuk meningkatkan produktivitas.
“Kita harus memastikan pabrik gula memiliki teknologi yang mumpuni dan petani mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi benih berkualitas, pupuk, hingga akses permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan begitu, kita bisa meningkatkan rendemen dan efisiensi produksi,” tutur Heru.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada gula demi mengurangi ketergantungan pada impor.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada impor gula. Pemerintah telah menyiapkan strategi konkret untuk meningkatkan produksi nasional, dimulai dari intensifikasi lahan yang ada hingga ekstensifikasi dengan membuka lahan baru,” kata Mentan Amran.
Dengan pendekatan ini, targetnya adalah dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi menjadi negara eksportir gula.