Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyatakan bahwa kopi masih menjadi komoditas unggulan dan prioritas ekspor Indonesia.
“Kopi tetap menjadi salah satu prioritas, dan hilirisasinya juga penting,” ujar Zulkifli Hasan pada Peluncuran Indonesia Origin Selection: A Celebration of the Unique Coffee Traditions & Farmers Behind Your Favorite Nespresso Coffee di Jakarta, Rabu, (2/10).
Pria yang akrab disapa Zulhas menyebutkan, kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang tren produksinya relatif meningkat pada periode 2019-2023.
Keberhasilan komoditas ini bisa jadi contoh pengembangan hasil pertanian yang lebih terencana sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
“Ke depan, pengembangan hasil pertanian kita harus sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Tidak hanya untuk kopi, juga untuk rempah-rempah, coklat, kelapa dan lain-lain,” ungkap Zulhas.
Dari sisi perdagangan global, Indonesia memiliki jaringan ekspor kopi yang luas. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia, antara lain, Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.
Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan pasar global melalui ekspor biji kopi yang masih mentah (green bean) dan biji kopi yang telah disangrai (roasted bean).
Pasar kopi global sangat kompetitif, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai perdagangan kopi Indonesia di dunia.
Penikmat kopi global terus berkembang dengan permintaan yang tinggi untuk kopi berkualitas. Salah satu indikatornya adalah tren impor kopi dunia yang tumbuh 12 persen selama lima tahun terakhir (2019-2023).
Zulhas pun mengapresiasi PT Nestle Indonesia yang meluncurkan seri produk kopi kapsul Nespresso bertema Indonesia Origin Selection. Menurut dia, peluncuran produk kopi baru dari pelaku usaha dapat meningkatkan momentum ekspor kopi Indonesia.
“Kemendag mengapresiasi PT Nestle Indonesia yang terus mempromosikan kopi Indonesia ke pasar global. Kami harap, peluncuran produk ini dapat menjadi momentum untuk memperkenalkan cita rasa kopi khas Indonesia ke pasar global secara cepat dan efektif,” tutur Zulhas.
Zulhas mengatakan, terdapat banyak tantangan dalam memenuhi permintaan kopi, terutama kopi jenis spesialti dan premium yang menjunjung tinggi sifat ramah lingkungan. Sebab, konsumen kopi, baik lokal maupun mancanegara, semakin kritis dengan asal usul kopi dan praktik berkelanjutan.
Dia menegaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk terus mendukung ekspor kopi dan produk-produk turunannya.
Berbagai upaya pun turut dilakukan untuk mendukung ekspor kopi. Salah satunya dengan membuka akses pasar ke luar negeri melalui kesepakatan dagang.
Kemendag secara intens juga berupaya menjalin hubungan dagang dengan negara mitra, baik melalui skema Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
“Upaya ini sebagai ‘toll way’ bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang,” jelas Zulhas.
Upaya lain yang dilakukan, yaitu melalui fasilitas pendampingan untuk para eksportir. Melalui cara ini, Kemendag hadir untuk menunjang kelancaran ekspor melalui pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi ekspor dan penyusunan rencana ekspor.
Selanjutnya, fasilitas promosi melalui Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan diselenggarakan kembali pada 9-12 Oktober 2024.