Kementerian Pertanian (Kementan), melaporkan bahwa dari 4.566 unit pompa air yang dibagikan di Jawa Tengah, 4.251 unit atau 93 persen sudah terpasang.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah pada rapat koordinasi percepatan pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT) digelar di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/8).
“Saya apresiasi semua kerja keras dinas pertanian provinsi, kabupaten dan komponen kementan semua, yang sudah luar biasa bekerja, sisa 7 persen yang belum terpasang disegerakan, kinerja baik ini terus kita lanjutkan untuk peningkatan produksi,” ujar Andi Nur.
Andi mendorong pemerintah daerah menunjukkan komitmen penuh dalam pelaksanaan program ini, sebagai langkah konkrit untuk mempercepat pemasangan pompa air sebagai bagian dari upaya akselerasi pertanaman guna mengatasi ancaman kekeringan.
“Kita harus sama-sama sadar betapa pentingnya pengawasan distribusi bantuan alat mesin pertanian (alsintan) agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan,” tegas Andi Nur.
Diketahui, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas sawah tadah hujan mencapai 267.720 hektare, merupakan wilayah dengan potensi lahan baku sawah terbesar ketiga di Indonesia.
Melalui program pompanisasi ini, diharapkan indeks pertanaman (IP) di Jawa Tengah dapat meningkat dari IP 100 menjadi IP 200, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap produksi padi nasional.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Keyakinan ini didorong oleh langkah-langkah strategis pemerintah, termasuk program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan penerapan pompanisasi sebagai respons terhadap kekeringan panjang akibat gelombang panas.
“Insyaallah, dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun, kita akan kembali swasembada. Pompanisasi ini dilakukan untuk memanfaatkan air sungai yang tidak pernah kering agar dapat dialirkan ke sawah,” ungkap Mentan Amran.
Mentan Amran juga menekankan pentingnya evaluasi secara berkala terhadap pemanfaatan pompa air di setiap wilayah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem ini dapat berjalan maksimal dan memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi padi di berbagai daerah.
“Bantuan pompa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi beras nasional,” pungkas Mentan Amran.