Menko Pangan: Kelangkaan Kelapa Akibat Diborong China untuk Kopi

0
Kelapa bulat (Foto: Kemendag)

Pasokan kelapa di pasar dalam negeri menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir. Kelangkaan ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari China, yang mengimpor kelapa dalam jumlah besar untuk diolah menjadi santan sebagai pengganti susu dalam berbagai minuman, termasuk kopi.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan (Zulhas) saat membuka acara World of Coffee Jakarta 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Kamis (15/5).

“Kelapa sekarang langkah karena kelapa sama teman-teman dari Tiongkok diolah susu. Jadi, di Tiongkok sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa. Makanya kelapa mahal,” kata Zulhas.

Karena itulah, Zulhas mengatakan, pemerintah saat ini tidak hanya fokus pada komoditas pangan pokok seperti padi dan jagung, tetapi juga pada pengembangan sektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Tidak hanya fokus kepada pangan pokok seperti gabah dan jagung tetapi sekarang kita concern terhadap juga perkebunan yang sangat menguntungkan seperti kopi, coklat, dan kelapa.  Harganya bagus sekali,” kata Zulhas.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan, saat ini pemerintah tengah memfokuskan perhatian pada penguatan komoditas perkebunan strategis seperti kelapa yang memiliki permintaan tinggi di pasar dunia.

Berbagai program-program pun akan dilakukan, di antaranya adalah rehabilitasi, replanting (peremajaan), hingga penambahan luas tanam baru.

Melalui perbaikan sistem budidaya dan regenerasi tanaman kelapa ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat daya saing, serta meningkatkan kesejahterakan petani petani kelapa.

“Sudah diperintahkan Bapak Presiden. Kita harus bergerak cepat. Kita fokus untuk rehab, replanting kemudian kita tanam baru atau lahan baru, kemudian kita lakukan pemeliharaan yang baik, kita tingkatkan produktivitasnya,” tambah Amran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kelapa Indonesia pada 2024 mencapai 2,89 juta ton, dengan sebagian besar berasal dari petani rakyat. “Ini menghasilkan devisa,” kata Mentan Amran.

Kelapa termasuk dalam 10 komoditas perkebunan strategis dengan permintaan tinggi di tingkat dunia, bukan hanya di Indonesia. Komoditas lain yang juga masuk dalam kategori ini antara lain kakao, kopi, kelapa dalam, pala, dan sawit.

“Ini akan terus kita dorong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ekspor, menekan impor, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Amran.

Amran menegaskan, Kementan berkomitmen mempercepat pelaksanaan program-program strategis tersebut guna menjawab kebutuhan pasar dunia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama produk perkebunan global.

“Tolong sampaikan, berilah ruang petani kita untuk sejahtera. Sampaikan, tolong ya, ini mewakili petani dan industri kelapa kita,” imbuh Amran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini