Jakarta, 7 Oktober 2025 – Musim Mas menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan mendukung strategi pemerintah dalam mempercepat sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Melalui program pendampingan, perusahaan membantu ribuan pekebun swadaya agar mampu memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan pemerintah, sekaligus memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok industri sawit nasional.
Sertifikasi ISPO bukan sekadar dokumen formalitas, melainkan standar keberlanjutan nasional yang menjadi fondasi tata kelola industri kelapa sawit Indonesia. Dengan sertifikasi ini, perkebunan sawit dipastikan dikelola berdasarkan prinsip ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal ini penting bukan hanya untuk menjawab tuntutan global, tetapi juga untuk memastikan sawit Indonesia tetap berdaya saing di pasar internasional.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, hingga Juli 2025 luas lahan sawit yang telah tersertifikasi ISPO mencapai 7,21 juta hektar. Dari angka tersebut, kontribusi lahan pekebun swadaya baru sekitar 69.209 hektar. Padahal, pekebun swadaya memiliki peran signifikan dalam rantai pasok minyak sawit nasional. Rendahnya kontribusi ini mencerminkan tantangan besar yang mereka hadapi dalam mengakses sertifikasi.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi pekebun swadaya antara lain keterbatasan pemahaman dan akses informasi mengenai standar ISPO, persoalan legalitas lahan, lemahnya kelembagaan petani, serta biaya sertifikasi yang tidak sedikit. Menjawab tantangan ini, Musim Mas sejak 2015 mengembangkan Program Pemberdayaan Pekebun Swadaya yang berfokus pada peningkatan kapasitas petani agar mereka bisa masuk ke dalam rantai pasok minyak sawit berkelanjutan. Program ini sekaligus mendukung target pemerintah mempercepat implementasi ISPO di seluruh wilayah.
Sejak tahun 2021, Musim Mas semakin memantapkan perannya dengan mendampingi langsung pekebun swadaya dalam proses sertifikasi. Hingga 2025, perusahaan berhasil mendampingi 3.294 pekebun swadaya dengan total lahan 7.804 hektar untuk memperoleh sertifikasi ISPO. Kontribusi ini setara dengan 11 persen dari capaian nasional untuk pekebun swadaya.
“Musim Mas memiliki komitmen kuat membawa pekebun swadaya masuk ke rantai pasok berkelanjutan, salah satunya dengan mendukung mereka memperoleh sertifikasi ISPO. Upaya ini sejalan dengan strategi pemerintah membangun industri sawit nasional yang berkelanjutan,” ujar Rob Nicholls, Program & Project General Manager Musim Mas.
Pendampingan Musim Mas dilakukan dengan pendekatan menyeluruh. Perusahaan menugaskan agronomis untuk memberikan bimbingan teknis di lapangan, membantu pekebun membentuk kelembagaan resmi, hingga memfasilitasi koordinasi dengan dinas pertanian, lembaga sertifikasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, Musim Mas juga mendukung penyusunan dokumen legal dan pencatatan produksi sesuai standar ISPO.
Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang, perusahaan menyelenggarakan pelatihan rutin yang mencakup praktik budidaya berkelanjutan, penerapan K3, serta pengelolaan aspek sosial dan lingkungan. Seluruh biaya sertifikasi ISPO ditanggung penuh oleh Musim Mas, sehingga pekebun dapat fokus meningkatkan praktik pertanian mereka tanpa terbebani biaya tambahan.
Dampak positif program ini dirasakan langsung oleh pekebun swadaya binaan. Lady Ardyanto, petani asal Desa Pasir Jaya, Rokan Hulu, Riau, memperoleh sertifikasi ISPO sejak 2021. Ia mengaku meskipun belum ada perbedaan harga jual TBS (Tandan Buah Segar) antara sawit tersertifikasi dan non-sertifikasi, praktik budidaya yang lebih baik membuat produktivitas kebunnya meningkat. “Dengan pemupukan yang tepat dan perawatan yang sesuai standar, hasil panen saya naik. Harapan saya, Musim Mas bisa terus mendampingi lebih banyak petani di daerah lain, sementara pemerintah menyederhanakan standar ISPO agar lebih mudah dipahami, serta membantu pengurusan dokumen seperti STDB,” ujarnya.
Sinergi antara Musim Mas dan pemerintah melalui percepatan sertifikasi ISPO membuktikan peran penting sektor swasta dalam mendukung pembangunan industri sawit nasional yang inklusif. Bagi pekebun swadaya, dukungan ini bukan hanya soal memperoleh sertifikat, tetapi juga tentang peningkatan kapasitas, produktivitas, dan kesejahteraan.
Lebih jauh, inisiatif ini juga menjadi jawaban atas tuntutan pasar global yang semakin menekankan praktik perkebunan berkelanjutan. Dengan keterlibatan pekebun swadaya dalam ISPO, Indonesia memperkuat posisi sebagai produsen minyak sawit yang bertanggung jawab.
Ke depan, Musim Mas berkomitmen untuk memperluas cakupan pendampingan agar semakin banyak pekebun swadaya yang dapat tersertifikasi ISPO. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan daya saing sawit Indonesia di pasar internasional, tetapi juga menciptakan industri sawit yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh pelaku usaha.