
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa beberapa petani sudah mulai menebus pupuk bersubsidi sejak tengah malam tahun baru 2025.
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah menepati janji untuk menyediakan pupuk bersubsidi dan memberikan akses langsung kepada petani mulai 1 Januari 2025.
“Mulai 1 Januari 2025 terbukti pupuk bersubsidi sudah bisa disalurkan dan ditebus petani. Bahkan ada petani yang menebusnya pada dini hari. Mungkin dia sedang coba-coba benar atau tidak, ternyata bisa kan. semangat ini luar biasa,” ujar Mentan Amran.
Hingga 3 Januari, penebusan pupuk bersubsidi telah mencapai 9.191 ribu ton, terdiri dari pupuk Urea sebanyak 5.646 ribu ton, NPK 3.491 ribu ton, NPK Formula Khusus 16 ton, dan pupuk organik 36 ton.
Dia menyebutkan, aturan terkait pupuk bersubsidi telah diringkas. Petani dapat menebus pupuk tersebut melalui aplikasi i-Pubers atau menggunakan Kartu Tani di kios-kios yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Aturan pupuk sudah kami ringkas dan 1 Januari 2025 petani sudah bisa akses, jadi ke petani langsung. Intinya, petani tidak boleh dipersulit,” tegas Mentan Amran.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Andi Nur Alam Syah, berharap tidak ada lagi daerah yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Pasalnya, alokasi pupuk bersubsidi untuk 2025 telah disediakan sebesar 9,55 juta ton.
“Harus dipastikan bahwa petani terdaftar dalam e-RDKK. Pendataan petani penerima melalui e-RDKK dapat dievaluasi empat bulan sekali pada tahun berjalan sehingga data penerima dapat diperbarui sesuai kebutuhan pupuk,” jelas Andi.
Andi mengatakan, petani diberi kemudahan dalam menebus pupuk bersubsidi baik menggunakan Kartu Tani maupun KTP.
“Petani cukup datang ke kios pengecer resmi, pastikan sudah terdaftar di e-RDKK, dan membawa KTP untuk menebus pupuk subsidi sesuai harga yang diatur,” tambah dia.
Menurut dia, alokasi pupuk subsidi pada 2025 ini cukup besar. Petani diminta segera menebus dan memanfaatkan pupuk subsidi untuk diaplikasikan pada musim tanam pertama.
“Musim tanam pertama sudah mulai. Kita percepat proses tanam dengan dukungan pupuk subsidi. Pemerintah bersama Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) bersinergi menyediakan pupuk untuk petani. Insya Allah, target swasembada pangan bisa kita raih,” tegas Andi.
Selain itu, Andi meminta dinas pertanian aktif mengawal proses verifikasi, validasi penyaluran di kios pengecer, serta penggunaan pupuk bersubsidi oleh petani.
“Begitu pupuk sudah datang ke wilayah masing-masing, petani bisa langsung menebus. Maksimalkan penyerapan, jangan sampai pupuk belum terserap sudah menyatakan jatah kurang,” jelas dia.
Menanggapi berita alokasi pupuk bersubsidi yang berkurang di beberapa daerah, Direktur Pupuk dan Pestisida Jekvy Hendra menjelaskan, pengalokasian pupuk bersubsidi mempertimbangkan beberapa aspek penting.
“Selain berdasarkan alokasi anggaran subsidi yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan, pengalokasian juga memperhatikan serapan anggaran daerah atau realisasi serapan tahun sebelumnya yang disesuaikan dengan usulan petani melalui e-RDKK. Pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, dapat melakukan realokasi pupuk subsidi antarwilayah dengan mempertimbangkan realisasi penyaluran di lapangan,” ungkap Jekvy.
Jekvy juga menekankan, petani tidak perlu khawatir akan kekurangan pupuk subsidi. “Kami memastikan kebutuhan pupuk petani terpenuhi, maka kami himbau agar petani segera memanfaatkan pupuk subsidi agar percepatan tanam di MT 1 ini optimal,” tutup dia.