![Mentan_Amran (6)](https://news.majalahhortus.com/wp-content/uploads/2024/01/Mentan_Amran-6-696x503.jpeg)
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menggiatkan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), rice transplanter untuk mengoptimalkan percepatan tanam.
“Kalau gunakan rice transplanter, satu orang bisa menanam di lahan satu hektare hanya selama 20 menit. Sementara kalau pakai tangan, butuh waktu 20 hari untuk luas lahan yang sama,” kata dia pada acara Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Kayu Loe Timur, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (16/1).
Di samping itu, lanjut Mentan Amran, yang juga Ketua Umum IKA Unhas Periode 2022 – 2026 itu, penanaman padi menggunakan manual alias tradisional berdampak pada penurunan produksi.
“Bandingkan satu hanya 20 menit, sementara satu lagi 20 hari. Kematangan padi tidak sama, akhirnya kita kehilangan 20 persen dari total produksi. Bila kita produksi 50 juta ton, berarti kita berpotensi kehilangan produksi sebanyak 10 juta ton,” kata Mentan Amran.
Selain rice transplanter, Mentan Amran juga menggiatkan penggunaan combine harvester. Alsintan yang digunakan untuk panen ini memiliki tiga fungsi yaitu sebagai alat panen, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah.
“Penggunaan combine harvester bisa menurunkan biaya produksi dari Rp 12 juta menjadi Rp 4-5 juta,” kata Mentan Amran.
Di hadapan para petani setempat, Amran memastikan ketersediaan pupuk. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan penambahan anggaran alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun.
“Petani jangan khawatir, pupuk cukup pada musim tanam ini. Ayo segerakan tanam, Presiden Jokowi sudah menyetujui penambahan anggaran Rp 14 triliun untuk pupuk subsidi,” ujar dia.
Seusai gerakan percepatan tanam, Amran turut menghadiri Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Kabupaten Gowa, Takalar, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, dan Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan di Stadion Turatea Balang Toa, Binamu, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pada acara ini, Amran beraudiensi dengan petani, penyuluh, hingga babinsa.
Pada sambutannya, Pj. Bupati Jeneponto Junaedi menyampaikan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Kita komitmen menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ada kebutuhan warga dunia yang butuh pangan, dan berbeda dengan kebutuhan lainnya, kebutuhan pangan itu tidak bisa ditunda,” kata dia.
Sebagai informasi, Provinsi Sulawesi Selatan hingga kini masih menjadi salah satu provinsi sentra produksi pangan. Bahkan pada 2023 lalu, produksi berasnya surplus 1.811.602 ton.