Untuk menerapkan praktik kelapa sawit berkelanjutan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Bun) Kementerian Pertanian (Kementan) dan PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) menggelar ‘Pelatihan Teknis ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) bagi petani Kabupaten Sekadau dan bengkayang Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) melalui program ‘Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) BPDP’.
Kepala Dinas Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero mengatakan, sawit memiliki peran strategis dalam perekonomian Kalbar dan nasional. Dari luas perkebunan sekitar 3,8 juta hektar, hingga saat ini telah diterbitkan IUP sebanyak 2.939.989 hektar atau 76%.
“Realisasi tanaman sampai dengan tahun 2024 mencapai 2,14 juta hektar dengan potensi produksi sebesar 6,45 juta ton CPO+PK. Berdasarkan kepemilikan, perkebunan besar mendomasi dengan luas 1,5 juta hektar (71,43%), sementara perkebunan rakyat atau swadaya mencapai 600 ribu hektar (28,57%),” kata Hero saat pembukaan acara di Hotel Mercure Pontianak, 21/5/2025.
Menurut Hero, pemerintah saat ini sedang menggalakan program peremajaan sawit rakyat (PSR) atas tanaman sawit tua milik rakyat sampai tahun 2024 yang telah mencapai 140.821 Ha dan baru terealisasi melalui program PSR BPDP seluas 18.573 Ha.
“Serta target PSR pada tahun 2024 seluas 10.200 Ha dari 9 (sembilan) Kabupaten dan realisasi 842,2181 Ha (8,26%). PSR merupakan prioritas untuk meningkatkan kompetensi petani sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktifitas kebun.,” katanya.
Hero menambahkan, ISPO merupakan salah satu jawaban atas EUDR yang akan diberlakukan mulai juni 2026 bagi pekebun swadaya. Selain itu, peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam sistem budidaya masih perlu terus didorong guna menghadapi persaingan di pasar internasional.
“Oleh karena itu, solusi yang dapat kita tempuh adalah dengan memperkuat kapasitas dan kompetensi pekebun melalui pelatihan seperti yang kita selenggarakan hari ini,” katanya.
Kegiatan ini, lanjutnya, merupakan hasil identifikasi dan penjaringan calon peserta yang dilakukan tahun 2024 di dua kabupaten, yaitu Kab Bengkayang dan Kab Sekadau dengan target masing-masing kabupaten sebanyak 210 orang. Namun realisasinya hanya 120 calon peserta sesuai target kegiatan tahap pertama. Sementara tahap kedua tidak terealisasi karena waktu yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaannya
“Sesuai rekomtek Ditjenbun No 154/SM. 120/E/09/2024 tanggal 17 September 2024, untuk Kabupaten Bengkayang diperoleh sebanyak 120 orang dengan 4 jenis pelatihan yaitu (1) Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit, (2) Pelatihan ISPO, (3) Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan, dan (4) Pelatihan Pengelolaan Sapras Perkebunan, dengan jumlah peserta pada setiap kelas sebanyak 30 orang,” katanya.
Sementara itu untuk Kabupaten Sekadau sesuai rekomtek Ditjenbun No 168/SM. 120/E. 10/2024 tanggal 28 Oktober 2024, diperoleh calon peserta sebanyak 120 orang dengan 3 jenis pelatihan yaitu (1) Pelatihan Budidaya Kelapa Sawit, (2) Pelatihan ISPO, dan (3) Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun.

Pada kesempatan ini dilaksanakan Pelatihan ISPO yang dilaksanakan oleh PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya dengan jumlah peserta 60 orang, terdiri dari Angkatan I sebanyak 30 orang dari Kabupaten Bengkayang, dan Angkan II sebanyak 30 orang dari Kabupaten Sekadau.
“Saya berharap, melalui pelatihan ini, para peserta dapat memahami standar dan kriteria ISPO secara mendalam, menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan di lahan masing-masing, serta dapat meningkatkan daya saing produksi kelapa sawit di tingkat nasional maupun internasional,” urainya.
Wakil Bupati Sekadau Subandrio menambahkan, pemerintah daerah Kabupaten Sekadau berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan pembangunan kelapa sawit di Kabupaten Sekadau, hal ini selaras dengan program unggulan daerah yaitu Infrastruktur, Perkebunan, Pertanian Dan Perikanan Untuk Kesejahteraan (IP3K).
“Untuk menunjukan komitmen tersebut, maka Kabupaten Sekadau melalui Peraturan Bupati Nomor 26 tahun 2022 juga telah menetapkan Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kabupaten Sekadau Tahun 2021-2024,” kata Subandrio.
Dia menambahkan, Sertifikasi ISPO bagi pekebun bertujuan menunjukan tata Kelola kelapa sawit kita ramah lingkungan dan berkelanjutan sesuai dengan kaidah Praktik Budidaya yang Baik.
“Kita harus membuktikan kepada dunia melalui sertifikasi ISPO bahwa kebun kelapa sawit di Kabupaten Sekadau telah dikelola secara keberlanjutan dan ramah lingkungan. Pelatihan ISPO merupakan bagian dari komitmen kita bersama mewujudkan Perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan lingkungan,” tambahnya.
Dalam pelatihan ini, lanjut Subandrio, pihaknya mengikutkanpeserta pelatihan sebanyak 28 orang yang berasal dari pekebun KUD Sumber Karya, serta 2 orang ASN dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kab. Sekadau.
“KUD Sumber Karya ini merupakan salah satu Lembaga pekebun yang akan kita dorong mendapatkan bantuan melalui Program SARPRAS BPDPKS berupa Verifikasi Teknis ISPO dan bantuan Intensifikasi pada tahun 2025,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang Yulianus menambahkan, penyelengaraan Pelatihan ISPO untuk petani merupakan langkah penting dalam rangka mendukung implementasi sertifikasi ISPO, yang kini telah menjadi kewajiban bagi seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia, termasuk para pekebun swadaya.
Menurutnya, pihaknya terus mendorong terciptanya perkebunan sawit yang legal, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.
“Kepada para peserta pelatihan, khususnya para pekebun dari Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sekadau, saya berharap agar kesempatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya, aktif berdiskusi, serta mengimplementasikan hasil pelatihan di lapangan. Pelatihan ini bukan hanya soal pemenuhan standar, tapi juga untuk memperkuat praktik usaha tani yang ramah lingkungan, efisien, dan mampu memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan,” katanya.
Direktur Utama PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya (PT SIB), Andi Yusuf Akbar menjelaskan, pihaknya kembali dipercaya untuk mengelola pelatihan peningkatan SDM petani sawit, yang tahun ini memasuki tahun keempat.
Menurut Andi Yusuf, kegiatan ini merupakan tahun ke-4 PT SIB mendapatkan penugasan dari BPDP sebagai penyelenggara program pengembangan SDM PKS.
“Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang mumpuni dan kompeten di bidang ISPO. Mereka merupakan auditor senior yang sudah berpegalaman. Selain pemberian materi di kelas, para peserta juga diajak melakukan kunjungan lapangan. Dari kunjungan ini, para peserta bisa melihat langsung bagaimana sebuah kelembagaan dikelola dengan prinsip good agricultural practices,” tambanya.
Andi menegaskan bahwa output dari pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang ISPO sehingga kedepan para kebun para peserta dapat berhasil meraih sertifikat ispo
“Output dari pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang ISPO sehingga kedepan para kebun para peserta dapat berhasil meraih sertifikat ispo. Seolain itu, mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, termasuk dalam pemeliharaan dan proteksi tanaman agar tantangan produksi ke depan dapat dihadapi secara efektif dan efisien,” pungkasnya.





























