Kementan dan TNI MoU Optimasi 400 Ribu Hektare Lahan Rawa

0
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan pers usai Penandatangan Nota Kesepahaman dan Kerjasama Kementan dengan TNI dalam Optimasi Lahan Rawa di Auditorium Kementan, Senin, (4/3/2024).

Kementerian Pertanian (Kementan) dan TNI melakukan penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dan kerja sama terkait optimasi lahan rawa.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan,  Indonesia dan juga dunia saat ini menghadapi perubahan iklim El Nino yang cukup panjang, sehingga ancaman krisis pangan perlu terus diwaspadai secara bersama-sama.

“Kita kolaborasi untuk merah putih karena sangat memprihatinkan kondisi perberasan di Indonesia. Bukan hanya Indonesia, tapi juga negara lain lebih parah dari kita. Ada 10 negara yang kelaparan dan 44 terancam kelaparan. Nah saatnya kita gandengan,” kata dia.

Mentan Amran mengatakan, pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Jika pangan bermasalah, kata dia, negara pun akan ikut bermasalah.

“Kenapa TNI turun tangan, kenapa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) turun tangan, kenapa semua orang turun tangan untuk pangan? Karena kalau pangan bermasalah negara bermasalah,” kata dia.

Oleh karen itu, Mentan Amran berharap, kolaborasi Kementan dan TNI untuk optimasi lahan rawa dapat meningkatkan produktivitas padi dan indeks pertanaman (IP) dari satu kali menjadi dua kali tanam per tahun.

“Insyaallah sekarang bisa menambah produksi dan menambah indeks pertanaman dari yang satu kali menjadi dua kali bahkan tiga kali, kemudian dengan areal tanam yang di lakukan diharapkan produksi kita membaik ke depanya,” kata Mentan Amran.

Pada kesempatan ini, Waaster Kasad, Brigjen TNI, Heri Susanto mengatakan TNI siap menyukseskan kegiatan optimasi lahan rawa, perluasan areal tanam dan pompanisasi.

Secara teknis, Heri mengatakan, TNI akan melakukan pendampingan dan membantu pelaksanaan di lapangan bersama dinas pertanian dan petani.

“Kami TNI siap mendukung apa yang disampaikan Pak Menteri dalam akselerasi produksi melalui kegiatan penambahan luas tanam, optimasi lahan dan pompanisa. Kami yakin mencapainya. Pak Menteri yakin, kami tambah yakin bisa mengerjakanya,” kata Heri.

Terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, kegiatan optimasi lahan rawa tahap awal tahun ini ditargetkan seluas 400 ribu hektare yang tersebar di sebelas provinsi.

“Sebelas provinsi yang datanya ada di kita itu paling besar Sumatere Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengan, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Lampung,” kata Ali Jamil.

Ali Jamil menjelaskan, optimasi lahan rawa ini berupa rehabilitasi pembangunan infrastruktur, yang terdiri dari saluran air, tanggul, benteng, dan pemasangan pipa air sesuai dengan kebutuhan petani.

“Itu relatif mudah karena itu sudah lahan eksisting yang sudah ber IP satu. Itu yang kita optimasi karena tata airnya belum selesai. Artinya kalau musim hujan petani tidak bisa tanam karena airnya banyak,” kata Ali Jamil.

“Sekarang, kita rehab salurannya, tanggul-tanggul atau benteng-bentengnya supaya air tidak bisa masuk saat musim hujan besar. Nah, nanti saat kemarau ,air kita pompa,” kata Ali Jamil menambahkan.

Ali Jamil berharap, dari optimasi ini IP bisa meningkat dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam, bahkan tiga kali tanam per tahun. Sehingga, dari lahan rawa ini nantinya ada tambahan stok beras nasional.

“Kita berandai-andai 400 ribu hektare itu bisa kita tanam normal semuanya, nanti itu ke depan IP-nya minimal dua begitu airnya bisa diatur dengan baik. Kalau nanti produktivitas rawa kita ini 5 ton per hektare tinggal kalikan saja 400 ribu hektare. Jadi aman,” imbuh dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini